KOMPAS.com – Manajer Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah) Dompet Dhuafa, Madroi menyebut, seorang relawan sudah sepatutnya mampu mengurus jenazah atau setidaknya memiliki teorinya.
Ia melanjutkan, di dunia kerelawanan dan kemanusiaan, apalagi saat bencana, seorang relawan tidak akan lepas dari bersinggungan dengan jenazah.
Madroi menyampaikan pernyataan itu saat pelatihan mengurus jenazah kepada relawan kemanusiaan di Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (30/12/2019).
Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Bergerak pada Isu Kemanusiaan
“Jika perlu, kelak kita dapat bersama mewujudkan layanan pengurusan jenazah secara gratis sebagai salah satu tugas kemanusiaan,” kata dia dalam keterangan tertulis.
Menurut Madroi, saat ini Barzah Dompet Dhuafa sudah membuka layanan jenazah gratis di beberapa daerah.
Kegiatan pelatihan itu merupakan inisiatif lembaga swadaya masyarakat, Gerak Bareng. Ketua Yayasan Gerak Bareng Rizki Yansyah menganggap pelatihan sebagai ilmu yang sangat bermanfaat.
“Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah sekaligus langsung simulasinya,” kata dia.
Rizki melanjutkan, Gerak Bareng dan Barzah Dompet Dhuafa memiliki kesamaan program, yaitu memberikan pelayanan ambulans gratis.
Namun, imbuh dia, hingga saat ini pihaknya baru sebatas antar-jemput jenazah saja. Belum sampai ke tahap pemulasaran.
Baca juga: Dompet Dhuafa, Pemerintah, dan NGO Komitmen Eliminasi Tbc pada 2030
“Ke depannya, Gerak Bareng akan bersinergi dengan Barzah dalam memberikan layanan pemulasaran gratis, terlebih bagi pihak kurang mampu dan yang tidak diketahui identitasnya,” ujar Rizki.
Selain itu, imbuh dia, ruang lingkup program juga baru sekitar Jakarta. Nantinya, Gerak Bareng juga mengajak relawan dari berbagai lembaga kemanusiaan lain untuk turut mengikuti pelatihan pemulasaran jenazah melalui jaringannya.
Hingga waktu pelaksanaan, relawan dari sejumlah lembaga hadir mengikuti pelatihan.
Lembaga-lembaga yang terdata di antaranya Korps Respon Cepat (KRC), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), KORGAD, Gerak Bareng, dan beberapa pengurus pondok pesantren.
Tak hanya itu, Gerak Bareng juga membuka pelatihan untuk umum. Beberapa warga desa dan luar desa turut hadir pada pelatihan tersebut. Sebagian dari mereka mengaku memang berprofesi sebagai pengurus jenazah.