KOMPAS.com - Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi yang lebih dari 31 tahun menghimpun semangat kebaikan masyarakat Indonesia merancang program-program pemberdayaan berkelanjutan.
Hal itu dilakukan untuk mendukung terwujudnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang dicanangkan pemerintah.
Dompet Dhuafa pun berusaha menghadirkan keberdayaan masyarakat yang nyata dan bermartabat dengan berpegang pada lima pilar program pemberdayaan, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial kemanusiaan, dakwah dan budaya.
Langkah tersebut sejalan dengan semangat SDGs dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia.
Hal itu dibuktikan dengan apresiasi SDGs Action Award yang diterima Dompet Dhuafa selama tiga tahun berturut-turut sejak 2022 hingga 2024.
Pada 2024, apresiasi diberikan Kementerian PPN/Bappenas RI untuk intervensi program berupa pengajaran dan pelatihan vokasional di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa (IKDD).
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Titimangsa Sukses Gelar Pentas Teater Pertama tentang Palestina di Indonesia
Ketua Pengurus Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini berterima kasih kepada Wakil Presiden (Wapres) RI dan Bappenas yang telah memberikan penghargaan kepada Dompet Dhuafa melalui program Institut Kemandirian.
“Institut Kemandirian mendapatkan apresiasi sebagai suatu program yang dirasakan memberi manfaat kepada masyarakat dan memiliki inovasi dan sustainabilitas,” ujarnya dalam siaran prs, Jumat (25/10/2024).
Juwaini berharap, Dompet Dhuafa dapat terus mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih baik lagi untuk masyarakat luas.
Adapun Dompet Dhuafa mendirikan Institut Kemandirian karena mengkhawatirkan dua persoalan bangsa, yakni kemiskinan dan pengangguran.
Di sisi lain, angka putus sekolah kian tinggi dan menyebabkan banyak pemuda tidak punya kegiatan positif.
Oleh karenanya, mereka rentan terjerumus pada aktivitas kriminal yang dapat menimbulkan masalah sosial baru.
Baca juga: Tangani Krisis Air Bersih di Pelosok Wonogiri, Dompet Dhuafa dan Masjid Nurul Ashri Bangun Sumur Bor
Melalui Institut Kemandirian, Dompet Dhuafa mencoba mengurai masalah dengan memberikan pelatihan keterampilan (skill) dan mental yang siap untuk masuk dunia kerja dan industri bagi para peserta kelas.
Dengan demikian, program tersebut dapat berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
Saat ini, jurusan program diklat IKDD lebih bervariasi. Terdapat 15 program, seperti pelatihan barista, digital marketing, servis sepeda motor, servis AC, dan diklat lainya yang penyerapan dunia industrinya masih terbuka.
Selain itu, program IKDD tersebar juga di 7 titik wilayah untuk memudahkan akses para mustahik di daerah, antara lain di Sukabumi, Padang, Cirebon, Malang, dan Lampung.
Sampai saat ini, IKDD telah melahirkan lebih kurang 8.031 alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.
Adapun pemerintah mempercepat pencapaian SDGs dengan fokus pada pengembangan industri hijau dan inovasi digital yang berkelanjutan.
Baca juga: Gerakan Terstruktur Pertama di Indonesia, Dompet Dhuafa Gulirkan Program Bebas Rentenir dan Pinjol
Melalui SDGs, pemerintah berupaya menciptakan masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan bagi setiap warganya.
Pada 2024, capaian SDGs mencatatkan angka 62,5 persen dan masih ada 37,5 persen target yang mesti dicapai.
Untuk menuntaskan target tersebut, semua pihak perlu berkomitmen dan kerja keras mencapai semua target SDGs pada 2030.
Bukan hal yang sulit untuk mencapai target tersebut jika kolaborasi antar sektoral, yang melibatkan pemerintah, sektor bisnis dan keuangan, institusi pendidikan, komunitas pemuda, sektor filantropi dan masyarakat sipil terus menguat.
Kerja sama tersebut akan menciptakan ekosistem yang mendukung pembentukan lapangan kerja berkualitas tinggi dan pertumbuhan ekonomi, termasuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan.
Signifikansi kolaborasi terletak pada kemampuan untuk menyatukan sumber daya dan inovasi, memfasilitasi efisiensi, dan mewujudkan tujuan bersama secara efektif.
Baca juga: Dompet Dhuafa Fasilitasi 800 Anak PAUD dan TK Ikuti Peragaan Manasik Haji
Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Abdurrahman Usman mengatakan, program Dompet Dhuafa tentu sejalan dengan dua tujuan SDGs, yakni Tujuan Nomor 4 (Pendidikan Berkualitas) dan Tujuan Nomor 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi).
“Sebagai contoh konkret pada jurusan diklat otomotif sepeda motor. Para peserta diberikan pelatihan oleh instruktur terbaik berpengalaman dengan porsi kurikulum 80 persen praktik dan 20 persen teori,” katanya.
Abdurrahman mengatakan, peserta ditunjang dengan fasilitas kelas dan bahan ajar yang memadai dan terbarukan.
Setelah selesai proses diklat, peserta diuji dengan melakukan proses magang dan proyek sosial.
“Dari keseluruhan proses tersebut di atas, keberhasilan dibuktikan dengan penghasilan yang diperoleh peserta pelatihan dengan bekerja maupun membuka unit usaha bengkel skala usaha mikro kecil menengah (UMKM),” jelasnya.
Adpaunn pencapaian SDGs Award itu sangat bermakna bagi Dompet Dhuafa, setidaknya menyiratkan pesan bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan memerlukan niat dan tekad yang kuat.
Sebab, Dompet Dhuafa turut berupaya memberikan akses layananan pendidikan vokasi terbaik bagi masyarakat yang membutuhkan.
Raihan SDGs Award juga menjadi titik awal bagi Dompet Dhuafa untuk terus bertumbuh dan berinovasi mencapai mimpi dan cita-cita di masa yang akan datang.
Dengan demikian, kebermanfaatan program Dompet Dhuafa dapat dirasakan lebih luas dan berdampak besar.