KOMPAS.com – Rumah Sakit Mata Achmad Wardi (RSAW) Badan Wakaf Indonesia (BWI)- Dompet Dhuafa sukses menggelar voluntrip bertajuk “Jelajah dengan Hati: Small Act, Big Impact”.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 25 peserta, termasuk influencer, blogger, dan media partner. Dalam acara ini, Dompet Dhuafa juga melakukan program bakti sosial (baksos) di Pulau Panjang, yang berlangsung dari Jumat (18/10/2024) hingga Sabtu (19/10/2024).
Dalam kunjungan ke RSAW, Lontarbaru, Kota Serang, peserta diajak untuk melihat langsung pelayanan kesehatan mata, terutama bagi masyarakat kurang mampu.
Salah satu program unggulan RSAW adalah operasi katarak gratis yang dilakukan setiap hari, termasuk akhir pekan.
Baca juga: 8 Gejala Katarak yang Muncul Setelah Usia 50 Tahun
Para peserta memulai kegiatan dengan sesi berbagi bersama Direktur RSAW Dokter (dr) Pradipta Suarsyaf dan Kepala Lembaga Pengembangan Investasi Wakaf (LPIW) Dompet Dhuafa, Prima Hadi Putra.
Dalam kesempatan tersebut, Dompet Dhuafa mengajak peserta untuk memulai tindakan kecil yang dapat memberikan dampak besar.
Prima menjelaskan bahwa RSAW adalah rumah sakit (rs) mata pertama di Asia yang berbasis wakaf.
"Rumah sakit ini dibangun dengan dana wakaf dari para wakif Dompet Dhuafa dan BWI," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (29/10/2024).
Baca juga: Atalia Minta Jemaah Lansia yang Mengidap Penyakit Tertentu Laksanakan Ibadah Haji Lebih Cepat
Menurut Prima, wakaf merupakan ibadah yang sangat istimewa.
Ia menekankan bahwa Dompet Dhuafa mengelola wakaf dengan pendekatan sosial dan komersial secara produktif.
"Kami berharap masyarakat dapat memahami pentingnya ibadah ini. Meskipun dengan nominal kecil, seperti seharga segelas kopi, manfaatnya sangat besar dan akan terus mengalir abadi," ucap Prima.
Baca juga: Sidang PK Jessica Wongso, Saksi Bersumpah Temukan Bukti Baru Kasus Kopi Sianida
Pada kesempatan yang sama, dr Pradipta mengungkapkan bahwa RSAW adalah yang pertama di dunia dalam kategori ini dan memiliki layanan unggulan, seperti Katarak Center, Retina Center, dan Glaukoma Center, yang merupakan satu-satunya layanan mata di Banten.
RSAW memanfaatkan surplus wakaf untuk memberikan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa non-BPJS.
“Alhamdulillah, dari sekian tindakan operasi katarak gratis, para pasien merasa senang dan sangat terbantu. Kami berusaha memuliakan penerima manfaat dengan memberikan layanan terbaik,” jelas Pradipta.
Keberadaan Retina Center dan Glaukoma Center di RSAW merupakan hasil implementasi Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) SW001 pada 2020.
Baca juga: ACT Klaim Dapat Amanah Kelola Dana Sosial Boeing buat Ahli Waris Lion Air JT-610
Dompet Dhuafa juga menggabungkan berbagai instrumen dana, termasuk dana sosial, sehingga RSAW dapat menjangkau lebih banyak pasien yang tidak mampu.
Keunggulan RSAW terletak pada kemampuannya memberikan pelayanan operasi katarak gratis bagi kaum dhuafa yang tidak terdaftar dalam BPJS.
RSAW menyediakan kuota operasi katarak gratis setiap hari, dengan minimal satu pasien, sehingga dalam sebulan dapat melayani 40 hingga 50 pasien dhuafa.
RSAW juga secara aktif melaksanakan aksi bakti sosial di daerah pelosok Banten, termasuk skrining katarak bagi warga yang memiliki akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan.
Setelah skrining, RSAW menyediakan layanan operasi gratis dan menanggung biaya transportasi serta akomodasi pasien.
Para peserta kunjungan memiliki kesempatan untuk melakukan pemeriksaan mata menggunakan peralatan modern dan berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis mata.
Seperti diketahui, para peserta, tim Dompet Dhuafa, dan RSAW juga mengikuti program bakti sosial di Pulau Panjang, Sabtu (19/10/2024).
Baca juga: Relasi Sosial Modal Berumur Panjang dan Berbahagia
Perjalanan tersebut ditempuh dengan perahu dari Pelabuhan Grenyang, Kabupaten Serang, dan memakan waktu sekitar 20 menit.
Pulau Panjang, yang terletak di Desa Pulo Panjang, Kecamatan Pulo Ampel, adalah lokasi di mana tim RSAW telah melakukan skrining terhadap 60 warga pada Rabu (14/8/2024).
Dari skrining tersebut, ditemukan 28 orang positif katarak yang membutuhkan operasi segera. Operasi bagi pasien tersebut berhasil dilakukan pada Selasa (24/9/2024), dan kini mereka merasakan perbaikan penglihatan.
Menurut dr Pradipta, tingginya angka kasus katarak di masyarakat pesisir disebabkan oleh paparan sinar ultraviolet (UV) yang tinggi, terutama bagi masyarakat nelayan.
“Komitmen kami adalah memberantas katarak dan mengurangi risiko kebutaan, terutama di Banten,” ucapnya.
Baca juga: 4 Amanat Penting Dompet Dhuafa pada HUT Ke-79 RI, Mengabdi untuk Bangsa dan Dunia
Dalam kunjungan tersebut, peserta juga berkesempatan berinteraksi dengan para penerima manfaat program bakti sosial, mayoritas dari kalangan nelayan yang sangat bergantung pada kesehatan mata untuk mata pencaharian mereka.
Di Pulau Panjang, fasilitas kesehatan terbatas hanya pada pusat kesehatan desa (puskesdes), sehingga warga harus melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kunjungan tersebut tidak hanya menyoroti dedikasi Dompet Dhuafa dalam pelayanan kesehatan, tetapi juga pentingnya kolaborasi antara sektor wakaf dan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang kurang beruntung.
Dompet Dhuafa dan RSAW berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program sosial yang berdampak positif bagi masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.
Baca juga: Tingkatkan Kualitas Ibadah dan Pendidikan, Dompet Dhuafa dan BPKH Bangun Fasilitas Umum di Depok
Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan semakin banyak masyarakat yang dapat terbantu dan mendapatkan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas.