KOMPAS.com – General Manager Dompet Dhuafa Juperta Panji mengatakan, almarhum Yuli Pujihardi yang semasa hidupnya menjabat sebagai Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa merupakan orang yang rendah hati dan fundraiser tangguh.
Hal tersebut disampaikan Panji saat menghadiri ajang penghargaan anugerah Indonesia Fundraising Award (IFA) 2021 yang digelar oleh Institut Fundraising Indonesia (IFI) pada Kamis (4/11/2021).
Ajang IFA 2021 digelar secara hybrid dan daring melalui kanal YouTube IFI, serta dimeriahkan oleh musisi Fadly dan Rindra, anggota band PADI Reborn.
Sebagai informasi, Dompet Dhuafa meraih dua penghargaan dalam ajang tersebut, yaitu kategori live achievement tokoh fundraising IFA 2021 yang dianugerahkan kepada almarhum Yuli Pujihardi dan kategori fundraising wakaf produktif terbaik.
Baca juga: Kampanye Humanesia Dimulai, Dompet Dhuafa Ajak Komunitas Bantu Sesama
“Di tangan beliau (Puji) lahir karya-karya besar gerakan findraising. Mari beri doa agar almarhum diberikan syafaat oleh Allah SWT. Semoga semakin banyak Yuli-Yuli lainnya yang lahir di Indonesia,” kata Panji, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (12/11/2021).
Pada kesempatan sama, Dewan Pembina IFI Arifin Purwakananta mengatakan, gerakan fundraising biasanya sepi peminat dan masih jarang ada orang yang mengakui penggalang dana.
“Padahal, fundraiser ini hebat karena bisa bertemu dengan orang paling susah juga bertemu dengan orang paling kaya di dunia ini,” ujar Arifin.
Untuk itu, lanjut dia, IFI memberikan apresiasi kepada para fundraiser melalui ajang IFA.
“Selamat dan sukses kepada para pemenang IFA 2021. Semoga semakin baik di tahun-tahun berikutnya. Semoga ajang tersebut menjadi penyemangat lembaga agar lebih baik dalam gerakan fundraising,” ucap Arifin.
Baca juga: Bangun Pesantren Mualaf Ke-5 di Bali, Dompet Dhuafa Diapresiasi Kemenag
Sementara itu, Direktur IFI Arlina F. Saliman mengatakan, anugerah IFA merupakan syiar dakwah bagi lembaga zakat sosial kemanusiaan agar tetap profesional, transparan, dan akuntabel.
Hal itu dilakukan agar masyarakat percaya untuk menyumbangkan dana dan berbagi kepada sesama melalui lembaga zakat.
“IFA juga menjadi syiar dakwah untuk gerakan kebaikan, dengan banyak munculnya profesional fundraiser di bidangnya masing-masing,” kata Arlina.
Ia menilai, sumber daya manusia (SDM) menjadi faktor terpenting dalam aktivitas fundraising. Sebab, sentuhan kemanusiaan tergambar dari apa yang dilakukan oleh tim fundraiser.
Baca juga: Lewat Festival Ciliwung, Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Lestarikan Lingkungan
Dewasa ini, para donatur lebih senang mendapatkan akses informasi mendalam, termasuk interaksi komunikasi dengan lembaga zakat.
Oleh karena itu, lanjut Arlina, setiap akses informasi dari donatur ke lembaga zakat harus direspons dengan baik dan cepat. Akses ini termasuk panggilan telepon, surel, pesan singkat, dan lainnya.
Berdasarkan data Charities Aid Foundation (CAF) 2020, Indonesia termasuk negara paling dermawan di dunia.
Arlina berharap, IFA 2021 dapat menjadi penyemangat dan motivasi untuk kegiatan findraising di dunia gerakan zakat dan kemanusiaan.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis sekaligus Ketua Umum Forum Zakat (FOZ) Bambang Suherman mengatakan, fundraising bukan hanya sekedar mencari donasi, tetapi menggalang keterlibatan untuk membantu orang.
“Sedikit yang kita lakukan hari ini akan memberikan perbedaan besar untuk generasi yang akan datang. Satu kepedulian yang kita lakukan akan mampu melahirkan berjuta kebahagiaan,” tutur Bambang.