KOMPAS.com – Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan lembaga filantropi Islam Dompet Dhuafa untuk mempercepat penanganan bencana awan panas guguran (APG) Semeru.
“Saya bersyukur dapat kolaborasi bersama Dompet Dhuafa. Banyak masyarakat yang terdampak," katanya, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (27/12/2021).
Adapun pendampingan yang berkaitan dengan infrastruktur, Thoriqul menjelaskan, berada di bawah kewenangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang.
“Tetapi pendampingan yang berkaitan dengan pemberdayaan dan berkehidupan sosial yang utuh kembali, kami perlu ada sinergi dengan kelembagaan sosial masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM),” katanya.
Dia mengatakan itu dalam pertemuan antara Pemkab Lumajang dengan jajaran pengurus Dompet Dhuafa di Pendopo Arya Wiraja Lumajang, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jumat (24/12/2021).
Baca juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru, Dompet Dhuafa Beri Layanan Kesehatan Door to Door
Thoriqul mengaku merasakan kehadiran Dompet Dhuafa yang jadi pelengkap dari sekian persoalan yang harus ditangani pihaknya.
“Dengan begitu, masyarakat mempunyai harapan baru. Berkehidupan baru terutama yang terdampak akibat APG Semeru,” imbuhnya.
Adapun, pertemuan tersebut membahas program-program percepatan penanganan bencana APG Semeru di masa pascabencana (recovery) atau di masa pemulihan.
Sekretaris Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Yayat Supriyatna pun mengapresiasi Pemkab Lumahang yang telah memberikan kesempatan pihaknya berdiskusi tentang apa yang akan dan sudah lakukan di Lumajang.
Dia menyebutkan, rencana penanganan yang akan dilakukan Pemkab Lumajang sesuai dengan upaya yang akan dilakukan tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa.
Baca juga: Tangani Dampak Erupsi Gunung Semeru, Dompet Dhuafa Kerahkan Tim Respons dari Empat Kota
“Maka alangkah luar biasanya jika kedua niat yang sama ini disinergikan menjadi satu sehingga akan terealisasi dengan cepat dan kuat,” ungkapnya.
Untuk itu, Yayat pun mengapresiasi Thoriqul karena sudah memikirkan lebih jauh tentang penanganan bencana, mulai dari respons hingga relokasi.
“Ini sejalan dengan apa yang Dompet Dhuafa rencanakan juga. Jadi mudah-mudahan dua niat ini bisa bertemu sehingga bisa segera membantu masyarakat keluar dari dampak kebencanaan ini dan memulai kehidupan yang lebih baik ke depannya,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala DMC Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya percepatan penanganan bencana APG Semeru sejak 5 Desember 2021.
Beberapa upaya tersebut, seperti layanan SAR-Evakuasi, dapur umum, dapur keliling, pos hangat, pojok laundry, layanan kesehatan dan gizi, psychological first aid (PFA), taman ceria, distribusi hygiene kit, aksi bersih itu sehat, dan cukur rambut dengan total penerima manfaat mencapai 5.062 orang.
Baca juga: Indonesia Rawan Bencana Alam, Dompet Dhuafa Gelar Roadshow Pelatihan Mitigasi Bencana
“DMC Dompet Dhuafa sebagai lembaga menangani kebencanaan secara utuh, melakukan aktivitas recovery bersama dengan Pemerintah Kabupaten Lumajang,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Haryo berharap bisa mengkoordinasikan segala aktivitas pemulihan, rekonstruksi, dan rehabilitasi Dompet Dhuafa dengan rencana yang sudah direncanakan pemerintah.
“Dengan begitu, kolaborasinya lebih cantik dan bermanfaat luas kepada masyarakat,” terangnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam pertemuan itu, Direktur Dakwah, Budaya dan Pelayanan Masyarakat Dompet Dhuafa Ahmad Sonhaji, Direktur Pemberdayaan dan Pengembangan Dompet Dhuafa Doni Marlan, dan Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Timur (Jatim) Kholid Abdillah.
Dalam masa pemulihan bencana APG Semeru, DMC Dompet Dhuafa telah menyiapkan beberapa program pemulihan. Untuk bidang ekonomi, Dompet Dhuafa akan membentuk sentra ternak terpadu yang dikelola masyarakat.
Baca juga: Posko Erupsi Semeru Jadi Lokasi Syuting, Bupati Lumajang Lakukan Penyelidikan Internal
DMC Dompet Dhuafa juga akan membentuk Badan Usaha Desa (Bude) yang memberikan pasokan kebutuhan sehari-hari masyarakat dalam bentuk minimarket yang dikelola lembaga kemasyarakat lokal, seperti koperasi atau perkumpulan.
Di bidang pendidikan, Dompet Dhuafa juga akan mengadakan program pendampingan sekolah dan pendampingan kesehatan lingkungan.
Dengan begitu, dalam dua tiga tahun mendatang, Kabupaten Lumajang diharapkan bisa menjadi lebih baik seperti sebelum terkena bencana.
Perlu diketahui, berdasarkan data Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru per 21 Desember 2021 pukul 18.00 WIB, terdapat penambahan satu korban meninggal, sehingga total korban jiwa akibat erupsi Semeru menjadi 51 jiwa.
Penambahan korban tersebut dari warga yang sebelumnya dirawat akibat luka bakar. Selain jumlah korban meninggal, posko mencatat lima potongan tubuh yang ditemukan di lokasi terdampak.
Baca juga: Pemkab Lumajang Petakan Tempat Relokasi bagi 2.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru
Sementara itu, jumlah warga mengungsi adalah 10.395 jiwa. Mereka tersebar di 410 titik pengungsian. Pengungsian terkonsentrasi di tiga kecamatan, yaitu Pasirian 17 titik dengan 1.746 jiwa, Candipuro 21 titik 4.645 jiwa dan Pronojiwo 8 titik 1.077 jiwa.
Sebaran titik pengungsi juga teridentifikasi di dalam dan di luar Kabupaten Lumajang, di antaranya Kabupaten Malang 9 titik 341 jiwa, Blitar 1 titik 3 jiwa, Jember 3 titik 13 jiwa, dan Probolinggo 1 titik 11 jiwa. Posko terus memutakhirkan data pengungsian akibat dampak erupsi Semeru.
Pada masa tanggap darurat perpanjangan kedua tersebut, salah satu prioritas posko adalah penyiapan lahan relokasi.
Posko dan pemerintah daerah pun telah menyiapkan lahan untuk pembangunan hunian sementara atau huntara.
Baca juga: Soal Warga Berfoto di Wilayah Terdampak Erupsi Semeru, Bupati Lumajang: Ini Bukan Tempat Wisata
Dua lokasi telah dipilih menjadi relokasi warga terdampak erupsi, yaitu Desa Sumbermujur di Kecamatan Candipuro dan Desa Oro-Oro di Kecamatan Pronojiwo.