KOMPAS.com – Dompet Dhuafa terus berupaya memberdayakan masyarakat dengan menurunkan prevalensi kurang gizi pada balita, salah satunya dengan membentuk Pos Gizi di wilayah Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Jawa Barat (Jabar).
Program tersebut bekerja sama dengan Indonesian Muslim Society In Auckland (Humia Trust) atau komunitas warga muslim Indonesia di Auckland, Selandia Baru yang peduli dengan para balita di Tanah Air.
International Partnership Dompet Dhuafa Selvy Safitri mengatakan, dukungan tersebut merupakan bentuk pelaksanaan penyaluran dana zakat mal dari para anggota Humia.
“Para orangtua di Selandia Baru sadar akan pentingnya gizi yang sehat dan seimbang bagi para balita. Mereka menitipkan amanah kepada Dompet Dhuafa untuk melakukan pemantauan gizi terhadap anak-anak di Garut,” ungkapnya dalam siaran pers, Kamis (30/6/2022).
Selain melakukan screening gizi di Pos Gizi Sukamentri, program tersebut akan dilanjutkan dengan berbagai aksi kesehatan lain dalam kurun waktu kurang-lebih satu bulan.
Baca juga: Dompet Dhuafa Kirimkan Tim QC ke NTT untuk Cek Kesehatan Hewan Kurban
Tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa Filly Muharani selaku pelaksana program ini menambahkan, pembentukan Pos Gizi tersebut bertujuan memulihkan anak-anak kurang gizi yang diidentifikasi di dalam masyarakat.
Kehadiran Pos Gizi juga memfasilitasi keluarga yang ingin mempertahankan status gizi anak di rumah masing-masing secara mandiri.
Tak hanya itu, program Pos Gizi bisa digunakan untuk mencegah kekurangan gizi pada anak-anak yang akan lahir. Dalam hal ini, program ini akan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui perilaku orangtua, pengasuhan anak, pemberian makan, kebersihan, dan mencari pelayanan kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Puskesmas Guntur Rohmalia mengatakan, saat ini sebanyak 32 persen dari jumlah balita di kabupaten Garut mengalami stunting atau anak gagal tumbuh.
Maka dari itu, semua anak balita yang mengalami gagal tumbuh harus diperhatikan.
Baca juga: Meriahkan HUT Ke-495 Kota Jakarta, DMC Dompet Dhuafa Kampanyekan Tanggap Darurat di Daerah Perkotaan
"Bapak dan ibu harus memperhatikan gizi anak-anaknya sejak dari dalam kandungan. Harus juga memperhatikan lingkungan terutama jamban yang sehat. Gizi yang seimbang harus dipenuhi," tuturnya.
Rohmalia menjelaskan, program Pos Gizi tersebut menjadi salah satu inovasi gizi untuk mencegah stunting.
Kekurangan gizi pada umumnya disebabkan pemberian asupan makan atau pola asuh yang tidak benar. Dengan adanya program Pos Gizi, diharapkan kurang gizi bisa teratasi dengan perubahan perilaku.
Tak hanya untuk balita, program Pos Gizi Dompet Dhuafa dan Humia Trust juga ditujukan bagi para orangtua kelurahan Sukamantri.
Pada setiap kegiatan Pos Gizi, orangtua harus belajar perilaku positif bersama-sama dan mempraktikannya di rumah.
Baca juga: Melalui DD Farm, Dompet Dhuafa Sediakan Pakan Ternak untuk Warga Gunungkidul
Pada kesempatan tersebut, Lurah Sukamentri Suherman turut mengapresiasi Dompet Dhuafa dan Humia Trust yang hadir di tengah-tengah masyarakat Sukamentri.
“Mudah-mudahan para donatur dilimpahkan keberkahan oleh Allah," ucap Suherman dalam sambutannya.
Adapun selama 28 hari sejak 13 Juni 2022 hingga 21 Juli 2022, tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa dibantu para kader dan Puskesmas Guntur melakukan rangkaian aksi layanan kesehatan terhadap 100 anak Sukamantri.
Untuk diketahui, data hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) pada September 2021 menunjukkan, Garut merupakan salah satu kabupaten yang mendapatkan prioritas penanggulangan stunting di Indonesia.
Sementara itu, Kelurahan Sukamentri merupakan salah satu kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Guntur di Kota Garut yang memiliki 294 balita dengan 152 di antaranya memiliki status gizi yang kurang.
Baca juga: Peternak Madu di Gunungkidul Ungkap Manfaat Program “Grant Making” Dompet Dhuafa