KOMPAS.com – Dompet Dhuafa Volunteer bersama GreenFaith, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) ‘Aisyiyah, dan EcoBhineka Muhammadiyah mengelar Aksi Damai Komunitas Lintas Agama bertajuk “Mendorong Kepedulian Setiap Pihak atas Isu Perubahan Iklim dan Krisis Energi Dunia” di kawasan Masjid Istiqlal dan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).
Dalam aksi bertagar #Faiths4ClimateJustice tersebut, empat lembaga itu melakukan ikhtiar untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Gerakan ini juga masuk dalam gerakan dunia untuk keadilan iklim.
Adapun penyelenggaraan aksi damai tersebut dipilih bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda. Harapannya, spirit persatuan Sumpah Pemuda bisa menjadi intisari kerja sama kelompok umat agama dalam hal mengajak, mendorong, dan mengedukasi masyarakat untuk pemanfaatan energi alternatif serta mengurangi risiko perubahan iklim.
Baca juga: Wakaferse Dompet Dhuafa Perkenalkan Manfaat Wakaf Produktif
General Manager Aliansi Strategis dan Advokasi Dompet Dhuafa Arif RH mengatakan bahwa perubahan pemanfaatan energi sudah menjadi hal yang mendesak. Selain pemerintah, peran dari berbagai elemen di masyarakat juga menjadi hal penting. Salah satunya, dari sektor umat beragama.
Menurutnya, peran tokoh masyarakat, ulama, dan penggiat agama dalam mendorong proses transformasi energi bersih yang adil dan pemanfaatan energi alternatif akan sangat berpengaruh.
Selain itu, dapat mengurangi risiko perubahan iklim atas isu krisis energi merupakan hal yang sangat berpengaruh, termasuk mengubah pola-pola kehidupan di masyarakat.
“Tujuan dari upaya ini adalah mendorong kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan energi bersih," ujar Arif dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).
Arif pun mencontohkan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghemat energi, mulai dari berjalan kaki atau bersepeda dalam kegiatan keagamaan, mengurangi penggunaan lampu yang tidak terpakai di lingkup tempat ibadah, hingga pembangunan ruang-ruang fasilitas ibadah yang memperhatikan unsur lingkungan.
Sebagai informasi, aksi serupa juga berlangsung di 277 titik di Indonesia. Adapun aksi yang dilakukan para volunteer dan peserta, yaitu longmarch massal ke tempat-tempat ibadah, penanaman pohon, pembuatan mural, aksi bersih pantai, dan diskusi tentang energi alternatif.
Selain itu, terdapat juga aksi dari generasi muda yang menuntut masa depan yang lestari.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Divisi LLHPB Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sekaligus Direktur Eco Bhinneka Hening Parlan mengatakan bahwa aksi umat agama itu merupakan ekspresi dari ritual keumatan untuk menjaga bumi dari kerusakan.
Baca juga: Permudah Wakaf, Dompet Dhuafa Sediakan Berbagai Platform Digital
Menurutnya, urusan menjaga bumi bukan menjadi perhatian satu agama saja, melainkan juga menjadi perhatian dari seluruh agama.
“Saat ini, kita semua sedang berusaha keras atau berhijrah untuk menjaga lingkungan yang lebih baik. Salah satu ekpresinya adalah dengan menggunakan nilai-nilai agama dengan aksi umat agama itu,” kata Hening.
Kedua, mendorong lembaga-lembaga ekonomi atau finansial untuk tidak membiayai kegiatan-kegiatan yang terkait dengan energi berbasis fosil. Ketiga, mendorong seluruh pemimpin umat agama untuk mengambil peran penting dengan mengadakan gerakan peduli lingkungan yang didasari pada keimanan masing-masing.
Baca juga: Gelar Jumat Dahsyat #3, Dompet Dhuafa Kupas Tuntas Pengelolaan Aset Wakaf Produktif
Hening menambahkan, banyaknya bencana alam yang terjadi di dunia, termasuk Indonesia, selama ini merupakan bentuk nyata dari dampak krisis iklim dan telah mengakibatkan banyak korban.
Maka dari itu, sebelum pelaksanaan Konferensi Dunia tentang Perubahan Iklim (COP27) di Mesir dan Konferensi Tingkat Tinggi Presidensi Group of Twenty ( KTT G20) di Bali pada November 2022, keempat lembaga tersebut bersama dengan umat beragama lain di seluruh dunia menggaungkan aksi iman untuk keadilan iklim.