KOMPAS.com – Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menggelar pelatihan Jurnalis Siaga Bencana, di Jay Adventure Arung Jeram Sukabumi, dari Jumat (16/12/2022) hingga Sabtu (17/12/2022).
General Manager Program DMC Dompet Dhuafa Shofa Qudus mengatakan, pelatihan yang diikuti 30 jurnalis dari berbagai media massa tersebut bertujuan agar mereka mahir dan mengenal melakukan vertical rescue hingga water rescue.
Menurutnya, meliput kebencanaan merupakan profesi dengan risiko besar. Maka dari itu, sebagai jurnalis yang juga merupakan garda terdepan dalam melakukan liputan bencana, DMC Dompet Dhuafa bermaksud meningkatkan kapasitas mereka dalam kesiapsiagaan bencana bagi jurnalis.
“Karena para jurnalis bisa mengerti dan memahami langkah-langkah saat vertical rescue dan water rescue saat sedang melakukan liputan di lokasi bencana,” ungkap Shofa dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Selasa (20/12/2022)..
Sementara itu, Manager Humanitarian Academy DMC Dompet Dhuafa mengatakan, jurnalis harus bisa lebih berhati-hati ketika meliput bencana. Sebab, seringkali mereka turut menjadi korban dari bencana yang mereka liput sendiri.
“Pelatihan ini sejatinya untuk meningkatkan kapasitas para jurnalis dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana dan menambah edukasi terkait seluk beluk dalam prosedur kebencanaan baik vertical rescue maupun water rescue,” ujar Ahmad.
Salah satu peserta pelatihan Inggar dari Ayo Media mengaku senang mendapat pelatihan mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana pada saat liputan.
Menurutnya, Indonesia sebagai negara dengan potensi bencana alam yang cukup besar membuat masyarakat, khususnya jurnalis harus memiliki potensi perlindungan dari kebencanaan, baik keahlian hingga semangat kerelawanan.
“(Ikut pelatihan) seru sekali dan banyak mendapatkan ilmu baru. Tadi juga sudah mencoba pelatihan yang manjat-manjat. Saat nantinya ditugasi (meliput) bencana, jadi sudah tahu dan sudah punya bekal (pengalaman). Jadi kalau rescue korban, sudah tahu harus melakukan apa dan sudah mengenal dengan alat-alatnya juga,” ujar Inggar.
Baca juga: Gempa Cianjur, Tim DMC Dompet Dhuafa Fokus Evakuasi Korban dan Pelayanan Kesehatan Darurat
Hal yang sama juga disampaikan oleh salah satu peserta bernama Amalina dari Channel Muslim.
Menurutnya, pelatihan yang diberikan oleh DMC Dompet Dhuafa tersebut begitu bermanfaat, karena bencana bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sebab sedikit dari para jurnalis yang mampu memahami situasi kebencanaan, baik itu dari ilmu maupun keahlian yang dimiliki.
“Tadi sudah mencoba vertical rescue, jadi ketika (liputan) ke lapangan setidaknya memahami cara mengevakuasi korban, terutama saat bencana banjir. Selain itu, tadi dijelaskan ketika mengevakuasi korban untuk tidak boleh panik,” jelas Amalina.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mencatat terdapat 3.318 peristiwa bencana alam yang terjadi di seluruh Indonesia sejak awal tahun hingga Desember 2022.
Adapun provinsi yang mengalami kejadian bencana alam terbanyak selama periode tersebut berada di Jawa Barat (Jabar), yakni sebanyak 775 kejadian. Kemudian diikuti oleh Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) dengan masing-masing sebanyak 457 dan 380 kejadian.
Dengan banyaknya jumlah bencana yang terjadi, pengetahuan maupun keahlian dalam menghadapi bencana harus dimiliki para jurnalis. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana alam.
Selain itu, keahlian dasar dalam menghadapi bencana alam secara individu harus juga dimiliki sebagai upaya dalam perlindungan diri bahkan menolong sesama.