KOMPAS.com – Lembaga filantropi Islam, Dompet Dhuafa, kini mulai mengembangkan sistem metaverse untuk mengelola dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf ( ZISWAF).
Direktur Komunikasi dan Teknologi Dompet Dhuafa Prima Hadi Putra mengatakan, Dompet Dhuafa mengembangkan sistem untuk mendorong penguatan di sektor ZISWAF melalui teknologi digital berupa layanan zakat berbasis digitalisasi dalam upaya mengentas kemiskinan.
“Dompet Dhuafa mengajak para muzaki untuk menyelami pengalaman baru dalam berinteraksi dengan petugas layanan, khususnya dalam berkonsultasi terkait zakat dan kemudahan pembayaran zakat, infak, dan sedekah (ZIS) lewat Dompet Dhuafa,” ungkap Prima, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (24/2/2023).
Hal itu disampaikan Prima saat menghadiri acara Ruang Bincang bertajuk "Peran Lembaga dan Pemanfaatan Teknologi Digital dalam Pengentasan Kemiskinan" di Tigalima Kopi Menteng, Jalan KH Wahid Hasyim, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu (22/2/2023).
Baca juga: Gelar Audiensi, Dompet Dhuafa Paparkan Informasi soal Upaya Bantuan Gempa Suriah
Selain Prima, hadir dalam acara tersebut, Ketua Ramadhan 1444 Hijriah (H) Dompet Dhuafa Suci Nuzleni Qadarsih, General Manager Komunikasi Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit, dan penerima manfaat Program Desa Tani Ade Rukmana.
Hadir pula peneliti IDEAS Tira Mutiara, Pemimpin Redaksi (Pemred) MNC Gaib Maruto Sigit, General Manager FreakOut Indonesia Pradwita Ghazali, Head of Sharia Business Development and Product Solution Bank Jago Agung Lesmana, serta VADS.
Prima menjelaskan, digitalisasi menjadi salah satu cara untuk menekan angka kemiskinan. Salah satu caranya dilakukan dengan mengukur indeks kemampuan digital dalam proses penyaluran dan penerimaan zakat.
“ Digitalisasi masuk dalam upaya pemecahan masalah kemiskinan, mulai dari masyarakat miskin paling bawah, masyarakat miskin berpotensi, hingga masyarakat miskin yang memiliki aset dalam menggunakan sistem artificial intelligence of things (AIoT), sehingga tiga layer kemiskinan dapat ditangani sesuai kebutuhannya,” jelasnya.
Baca juga: Tiba di Turkiye, Tim DMC Dompet Dhuafa Bekerja Maksimal Tangani Para Korban Gempa
Sementara itu, General Manager (GM) Komunikasi Dompet Dhuafa Haryo Majapahit mengatakan, Dompet Dhuafa berkomitmen dalam memberdayakan masyarakat duafa melalui segitiga pemberdayaan.
“Melalui segitiga pemberdayaan, Dompet Dhuafa berperan untuk menghilangkan kedaruratan dan membangun akses serta memperbaiki sistem melalui program-program yang telah diformulasikan oleh Dompet Dhuafa dengan tujuan utamanya adalah mengurangi angka kemiskinan yang ada,” ujar Haryo.
Untuk mewujudkan sistem berbasis digital, Dompet Dhuafa menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan, platform, dan perbankan guna memudahkan masyarakat dalam berzakat. Salah satu perusahaan yaitu Bank Jago Syariah dengan metode pelayanan online.
Dalam pelayanan itu, Dompet Dhuafa menyediakan penghitungan zakat dan payment gateway berbasis teknologi dengan pemanfaatan barcode.
Baca juga: Dompet Dhuafa Salurkan Ratusan Bantuan untuk Penyintas Gempa Turkiye
Head of Sharia Business Development and Product Solution Bank Jago Agung Lesmana menjelaskan, digitalisasi saat ini menjadikan segala sesuatu menjadi lebih mudah dan cepat.
Maka dari itu, lanjut Agung, Jago Syariah dirancang untuk mempermudah hidup penggunanya melalui layanan perbankan syariah digital dengan teknologi terkini dan memiliki fitur secanggih perbankan konvensional.
“Melalui Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, mulai dari Kantong (Pockets) serta kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital syariah lainnya,” ujar Agung.
Ke depan, Agung berharap Jago Syariah dapat mengambil peran dalam hal platform keuangan syariah dengan wasilah (kendaraan) untuk pengumpulan ZISWAF.
“Nantinya, Jago Syariah akan mengambil peran menjadi media untuk pengumpulan ZISWAF untuk disalurkan kepada penerima manfaat sebagai salah satu bertransformasi di era digitalisasi,” jelas Agung.
Baca juga: Ajak Masyarakat Peduli Gempa Turkiye dan Suriah, Dompet Dhuafa Gelar Walk For Humanity
Salah satu penerima manfaat Program Desa Tani, Ade Rukmana, mengaku bersyukur bisa bertemu Dompet Dhuafa pada 2012. Sebab, menurutnya, Dompet Dhuafa begitu peduli dengan derajat para petani.
“Berkat Dompet Dhuafa, tingkat pertumbuhan ekonomi setelah menjadi sangat meningkat dari yang semula minus. Dompet Dhuafa memfasilitasi segala keperluan petani dengan profit 100 persen untuk kami,” ujar Ade.
Sebagai informasi, penggunaan teknologi di Indonesia terus berkembang dengan pesat pada semua sektor. Salah satunya di bidang filantropi Islam. Untuk menunjang kinerja dan memudahkan masyarakat, Dompet Dhuafa mulai merambah dunia metaverse.
Upaya digitalisasi yang dikembangkan Dompet Dhuafa ini membuahkan hasil dan meningkatkan pengumpulan zakat dan pemberdayaan mustahik setiap tahunnya.
Pada 2022, Dompet Dhuafa telah berhasil menghimpun dana senilai Rp 394,31 miliar dengan rincian sebesar 50 persen merupakan penghimpunan zakat, 15 persen kurban, 9 persen infak, 13 persen infak terikat, 7 persen wakaf, 4 persen corporate social responsibility (CSR), dan 2 persen sosial kemanusiaan.