KOMPAS.com - Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa menggelar Focus Group Discussion (FGD) Jaringan Sehat Indonesia bersama 50 peserta dari ragam mitra dan relawan kesehatan pada Senin (17/7/2023)-Selasa (18/7/2023).
Kepala Divisi Filantropi Kesehatan Yayasan Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa Juperta Panji mengatakan, FGD tersebut menjadi wadah temu untuk mengeksplorasi semua kemungkinan dan diskusi tanpa batas.
Menurutnya, FGD tersebut perlu digelar untuk membahas kepentingan dhuafa dalam mengakses kebutuhan kesehatan.
“Luapan permohonan ini menjadi hal yang harus dicermati bersama. Kami berharap ketika masyarakat (menjadi) komponen penting dari negara ini, kita butuh masyarakat yang sehat,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (18/7/2023).
Acara yang digelar di Balai Rakyat Indonesia, Desa Tani Dompet Dhuafa, Cibodas, Kabupaten Bandung itu diselimuti udara dingin dan pemandangan indah pertanian yang menambah antusiasme FGD Jaringan Sehat Indonesia.
Baca juga: Paragon Corp Gandeng Dompet Dhuafa Salurkan Huntara untuk Penyintas Gempa Turkiye
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jawa Barat Andri pun menyambut antusias forum tersebut. Dia menyebutkan, Desa Tani menjadi suatu area pemberdayaan ekonomi yang kebermanfaatannya akan terintegrasi dengan eduwisata.
“Ada 50 orang penerima manfaat langsung yang memiliki 1-2 orang karyawan pemetik yang juga menjadi penerima manfaat tidak langsung,” ujarnya.
Andri mengatakan, pihaknya juga menyerap hasil panen petani setempat. Desa Tani sendiri memiliki koperasi rumah semai dengan packing house yang bisa menghasilkan 1 ton per hari.
“Ini jadi bukti kebermanfaatan. Hadirnya kami di sini saat ini pun ingin menghadirkan kebermanfaatan, mengelola dinamika kerelawanan kesehatan yang terintegrasi,” jelasnya.
Baca juga: Lewat Dompet Dhuafa, Matahari Amanahkan Donasi Pelanggan Rp 904,4 Juta
Andri juga menceritakan pengalamannya dalam mengakses layanan kesehatan saat mendampingi orangtuanya saat sakit.
“Saya diberi ujian berurusan dengan rumah sakit, ternyata banyak yang saya masih belum paham akan akses fasilitas kesehatan, belum lagi jika ada kendala,” ujarnya.
Dia berharap, FGD Jaringan Sehat Indonesia di Desa Tani yang digelar dalam suasana sejuk dan nonformal tersebut menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Dalam FGD tersebut juga dibahas tujuan penggunaan ambulans. Adapun ambulans bisa digunakan untuk sesuatu yang penting dan mendesak terkait keselamatan jiwa seseorang.
Untuk itu, ambulans bisa digunakan untuk pertolongan penderita penyakit akut, kronik maupun gawat darurat pra rumah sakit, dan evakuasi pasien dengan kondisi gawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif.
Ambulans juga ditujukan untuk kendaraan transportasi rujukan antar rumah sakit.
Baca juga: 30 Tahun Layani Masyarakat, Dompet Dhuafa Sentuh Lebih dari 24 Juta Jiwa Penerima Manfaat
Pelayanan ambulans merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan evakuasi medis.
Oleh karenanya, penyelenggaraannya harus sesuai standar pelayanan serta harus memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan.
Mitra Kesehatan Sibulan (Siaga Ambulan) Heri mengatakan, diskusi di FGD ini adalah membahas hal-hak dasar, seperti membangun spirit, silaturahmi, dan komunikasi untuk berjejaring.
“Dasar itu menjadi sadar, ini adalah value yang melandasi semangat kami membantu pasien. Momen ini menjadi penambah semangat, penebar kebermanfaatan, penambah energi, gerakan bersama,” terangnya.