KOMPAS.com - Direktur Layanan Sosial, Dakwah, dan Budaya Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji mengatakan, Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam terus berupaya menyalurkan donasi secara transparansi dalam bentuk program yang dirasakan masyarakat.
Salah satu upaya itu dilakukan melalui aksi Tanam 1.000 Mangrove di wilayah pesisir pantai Desa Cigondang dan Margasana, Labuan, Pandeglang, Minggu (17/09/2023).
“Hari ini menjadi satu wadah untuk jalin silaturahmi dalam menjaga, melestarikan lingkungan, dan budaya. Konsennya, upaya hubungan manusia dengan alam,” ujarnya dalam kesempatan itu.
Penanaman mangrove bertema “Merdeka Bencana, Alam Ku Jaga” di Pandeglang itu menjadi ikhtiar bersama merawat alam nusantara pascarangkaian penanaman di Rembang, Pacitan, juga Pulau Kelapa Seribu.
Shonhaji mengatakan, kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari upaya menyampaikan hasil donasi kepada masyarakat, donatur, dan mitra.
Baca juga: Dompet Dhuafa Distribusikan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan di Bogor dan Sukabumi
“Ini tanggung jawab bersama. Hari ini jadi sinergi bersama, ini menunjukkan semangat mempersatukan umat,” terangnya dalam siaran pers, Jumat (22/9/2023).
Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup Banten Wawan Gunawan turut hadir memberi sambutan dan membuka aksi Tanam 1.000 Mangrove itu.
Dia mengatakan, polusi udara di Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta dan Banten cukup tinggi dan kurang baik. Dalam hal ini, mangrove dapat menjadi salah satu solusi untuk menyerap dan memperbaiki kualitas udara.
“Mangrove bisa membantu menjaga Banten dari pasang surut banjir atau akibat erosi, juga menyerap kualitas udara yang kurang baik saat ini, harus kita jaga. Sebab, 67 persen hutan bakau hilang oleh pergeseran,” jelas Wawan.
Pada kesempatan itu, pegiat lingkungan di Pandeglang Nurarif Rohman mengatakan, wilayah pesisir Labuan rawan bencana, seperti gempa, erupsi Krakatau, dan tsunami.
Baca juga: Dompet Dhuafa CSV Connect 2023, Agrinesia Tegaskan Komitmen Bisnis Berkelanjutan
Dia menyebutkan, hampir setiap tahun wilayah pesisir tersebut juga mengalami banjir rob.
“Memang mangrove menjadi salah satu solusi jaga abrasi dan banjir bandang. Daerah yang terdampak langsung itu ada Labuan, Sumur, Panimbang, dan Carita untuk wilayah Pandeglang Selatan,” katanya.
Nurarif mengatakan, tanaman mangrove dapat membantu menahan gelombang yang ditimbulkan air laut lebih dari 50 persen.
“Kalau banjir, dampaknya ikan jadi mahal dan sulit dicari nelayan. Banyak juga kapal rusak dan rumah di pesisir pantai hancur. Semoga kita bukan hanya ramai menanam, tapi tak kalah penting itu merawat,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum PN Nashlathul Aisyiah Banten Unaimah Sanaya, mengatakan, pihaknya melihat beberapa wilayah di Banten mengalami abrasi.
Baca juga: Gandeng Let’s Read Indonesia, SLI Dompet Dhuafa Luncurkan Audio Buku Gemari Baca
“Kami harus responsif dari hal-hal yang ada di masyarakat, di wilayah kami sendiri. Insya Allah dengan ini kami juga akan giat tanam juga di wilayah Lebak,” ujarnya.
Dia menilai, perlu adanya iklim kerja sama yang harmonis, sinergis, realistis, dan holistik, serta berbagai pihak terkait (stakeholder), baik pemerintah maupun nonpemerintah.
Adapun program penanaman bibit mangrove sangat diperlukan untuk mengembalikan kelestarian lingkungan pesisir dan mengembalikan habitat flora dan fauna hutan mangrove.
Aksi Tanam Mangrove dari Dompet Dhuafa merupakan upaya mengembalikan agro-ekosistem pantai, lahan, dan hutan secara bertahap untuk kesejahteraan masyarakat, dan memulihkan kondisi hutan mangrove dan lahan.
Aksi itu juga berupaya memperbesar kapasitas ekonomi masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya dari hutan mangrove, mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati, mengembangkan sumber daya manusia, mengembangkan kehutanan payau, dan mencegah abrasi.
Baca juga: Gelar Diskusi KolaborAksi, Dompet Dhuafa Ambil Langkah Atasi Polusi Udara