KOMPAS.com - Dompet Dhuafa melalui Disaster Management Center (DMC) mengirim ribuan paket bantuan untuk warga Palestina.
Bantuan yang dikirimkan oleh Dompet Dhuafa melalui kolaborasi dengan pemerintah Indonesia itu berupa matras 1.000 pcs, selimut dewasa 660 pcs, dan selimut bayi 1.000 pcs.
Pelepasan bantuan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Direktur Layanan Sosial Dakwah Budaya Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji dan Chief Executive DMC Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono di markas besar DMC Dompet Dhuafa, Tangerang Selatan (Tangsel), Kamis (2/11/2023).
Direktur Layanan Sosial Dakwah Budaya Dompet Dhuafa Ahmad Shonhaji mengatakan, kepedulian pihaknya terhadap masyarakat Palestina bukanlah hal baru.
Baca juga: Serba-serbi Poster Dukungan dalam Aksi Bela Palestina di Jakarta
“Dalam sejarah Dompet Dhuafa, pada 2008-2009, kami juga melakukan upaya (bantuan) kemanusiaan ketika Gaza dibombardir Israel,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (6/11/2023).
Shonhaji mengaku bersyukur, pihaknya dapat kembali mengirimkan bantuan yang akan dikirim melalui kerja sama dengan pemerintah Indonesia.
“Ada beberapa upaya yang sudah kita lakukan. Kita melalui mitra (lokal Palestina) kesehatan yang sudah membantu masyarakat dan kemudian melalui pemerintah Indonesia,” imbuh Shonhaji.
Adapun bantuan yang dikirim telah dikemas Dompet Dhuafa bersama relawan kemanusiaan dari pagi hingga malam. Mereka bahu-membahu dari satu relawan ke relawan lain hingga proses pemasukan barang ke dalam armada taktis Dompet Dhuafa.
Baca juga: Gelar Rakernas, Dompet Dhuafa Bekali Dai dengan Strategi Pengembangan Dakwah di Indonesia
Kemudian seusai acara pelepasan, paket bantuan paket bantuan untuk Palestina akan diantarkan menuju gudang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU), Jumat (3/11/2023).
Sementara itu, Chief Executive DMC Dompet Dhuafa Arif Rahmadi Haryono mengatakan bahwa kondisi warga Palestina menyita perhatian pihaknya.
“Kondisi ini menyita perhatian Dompet Dhuafa dan juga dunia bahwa agresi yang dilakukan Israel terhadap Palestina pada Oktober ini jauh melebihi dari semua agresi militer yang dilakukan Israel selama ini,” jelasnya.
Arif menegaskan bahwa Dompet Dhuafa mengutuk pemblokiran akses pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Palestina.
Baca juga: Solidaritas untuk Palestina Bergema dari Jakarta
“Ini merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional dan perlu segera mungkin dilakukan pengiriman bantuan dan juga pembukaan akses bantuan kemanusiaan di wilayah Gaza,” imbuhnya.
Untuk diketahui, semua bantuan dan pelayanan yang dikirimkan adalah bentuk solidaritas dan komitmen Dompet Dhuafa dalam mendukung kemerdekaan Palestina.
Sebelumnya, ambulan medis mitra Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa terkena serangan rudal Israel. Bagian depan mobil ambulan rusak hingga tidak bisa beroperasi kembali.
Namun, hal itu tidak mengurangi niat baik para mitra relawan lokal Dompet Dhuafa, mereka tetap membantu memberikan pelayanan dan evakuasi korban Palestina pada Minggu (22/10/2023).
Baca juga: Rajawali Nusindo Salurkan 98.600 Paket Bantuan Pangan 4 Wilayah Tanah Air
Kemudian, Dompet Dhuafa juga sudah melakukan distribusi 125 paket bantuan di pengungsian Jabalia Camp, Gaza. Sebanyak 500 jiwa terbantu dari paket bantuan program ini pada Selasa (10/10/2023).
Kantor Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan pada Rabu (1/11/2023), sebanyak 8.805 penduduk Palestina tewas, dengan rincian korban jiwa 3.650 anak-anak, 2.252 perempuan, dan 460 lanjut usia (lansia).
Sebanyak 22.240 warga Palestina mengalami luka-luka. Semua ini akibat penjajahan struktural berkepanjangan dari Israel. Tercatat 70 persen korban merupakan anak-anak dan perempuan.
Terhitung ada 1,4 juta jiwa penduduk yang menjadi pengungsi internal di Gaza, hampir 672.000 jiwa mengungsi di tenda sementara.
Meski demikian, masing-masing tenda sudah melebihi tiga kali lipat kapasitas yang bisa dihuni. Hal ini diperburuk dengan kenyataan tiadanya pasokan listrik selama 21 hari berturut-turut.
Baca juga: PLN Pastikan Pasokan Listrik Aman Pasca-Gempa Magnitude 6,6 di NTT
Tercatat, ada 35.000 lebih hunian warga Palestina, 246 fasilitas pendidikan, 11 toko makanan, 21 rumah sakit (rs), 28 armada ambulans, 20 fasilitas sanitasi, 52 masjid, dan 7 gereja luluh lantah setara tanah. Semua hancur lebur menjadi puing reruntuhan.
Di bagian kesehatan, satu dari tiga rs dan bahkan dua dari tiga layanan medis tutup atau terkendala.
Ada 1.000 pasien gagal ginjal dan 9.000 pasien kanker yang dalam kondisi kritis. Obat-obatan juga dalam kondisi kritis, di mana persediaan sudah hampir habis.
Sebanyak 13 rs yang masih beroperasi sudah mendapatkan perintah untuk segera evakuasi.
DMC Dompet Dhuafa mengecam aksi Israel atas penjajahan struktural yang telah lama menyiksa rakyat Palestina.
Baca juga: Serba-serbi Poster Dukungan dalam Aksi Bela Palestina di Jakarta
DMC Dompet Dhuafa pun akan terus mendukung dan bersama Palestina hingga mereka mencapai kemerdekaannya.