KOMPAS.com - Dompet Dhuafa melalui asosiasi Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) kembali mengirimkan bantuan tahap II untuk warga Palestina.
Pelepasan bantuan tersebut dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) di Pangkalan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU), Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (20/11/2023).
“Alhamdulillah kembali lagi pada hari ini, Senin (20/11/2023), kita akan mengirimkan bantuan pada saudara-saudara kita di Gaza sebanyak dua pesawat, yang akan diangkut sebesar 21 ton. (Bantuan) ini adalah berupa obat-obatan, kemudian perlengkapan rumah sakit (rs), makanan, dan barang keperluan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat di Gaza,” ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (24/11/2023).
Sama seperti bantuan yang pertama, lanjutnya, pesawat nanti akan menuju ke El Arish di Mesir, kemudian selanjutnya akan disalurkan ke Gaza.
Baca juga: Turkiye Akan Evakuasi Anak-anak yang Sakit dan Terluka dari Gaza
Jokowi juga mengungkapkan bahwa agresi militer Zionis harus segera dihentikan. Dengan demikian, derajat masyarakat Palestina sebagai manusia bisa kembali diangkat.
“Saya menyampaikan secara langsung pentingnya kekejaman di Gaza dihentikan, yang kedua gencatan senjata segera dilakukan, dan ketiga perang segera dihentikan, serta keempat bantuan kemanusiaan harus dipermudah untuk bisa masuk ke Gaza,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, General Manager Program Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Shofa Qudus mengatakan bahwa IHA menyumbang 6 ton bantuan yang terdiri dari berbagai logistik untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
“Jumlah tersebut memuat bantuan selimut dewasa sebanyak 440 pcs, 375 pcs selimut anak-anak, dan 1.000 matras dari Dompet Dhuafa,” ujarnya melapor dari Pangkalan TNI AU, Halim Perdanakusuma.
Dalam laporan terakhir dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-bangsa atau United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) per 20 November 2023, jumlah korban jiwa di Palestina saat ini mencapai 11.078 orang, dengan 4.506 di antaranya adalah anak-anak serta 3.027 perempuan.
Namun, angka tersebut masih didasarkan data per 11 November 2023. Data kematian warga masih belum bisa dipastikan karena akses komunikasi yang terputus.
Adapun 2.700 orang lainnya, termasuk sekitar 1.500 anak-anak dilaporkan hilang. Kemungkinan besar mereka terjebak, mati di bawah reruntuhan, atau menunggu penyelamatan atau pemulihan. Sementara, sebanyak 27.490 warga Palestina lainnya dilaporkan terluka.
Baca juga: Pembantaian Sabra-Shatila, Genosida di Kamp Pengungsi Palestina
Lebih dari 1,7 juta orang di Gaza diperkirakan menjadi pengungsi internal, termasuk hampir 900.000 pengungsi yang tinggal di setidaknya 154 tempat penampungan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat atau The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA).
Tempat penampungan UNRWA menampung lebih banyak orang daripada kapasitas yang diharapkan dan tidak mampu lagi menerima pengungsi baru.
Menurut laporan awal, ribuan pengungsi mencari keamanan dan keselamatan dengan tidur bersandar pada dinding di tempat-tempat terbuka di penampungan di selatan.
Kepadatan penduduk berkontribusi terhadap penyebaran penyakit, termasuk penyakit pernapasan akut dan diare, sehingga memicu permasalahan lingkungan dan kesehatan.
Baca juga: Manfaat Latihan Tinju bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Rata-rata, terdapat satu unit pancuran untuk setiap 700 orang dan satu toilet untuk setiap 150 orang. Kemacetan ini memengaruhi kemampuan UNRWA untuk memberikan layanan yang efektif dan tepat waktu.
Dompet Dhuafa mengucapkan terima kasih atas uluran tangan kawan baik dalam membantu dan mendukung warga Palestina melewati masa-masa sulit akibat agresi militer Zionis.
Dompet Dhuafa berharap bantuan tersebut mampu meringankan dan memberi harapan bagi warga Palestina agar terus semangat dan tabah menjalani hidup. Karena Bumi Cuma Satu, Satukan Solidaritas untuk Palestina.