KOMPAS.com - Direktur Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa Etika Setiawanti menyampaikan hingga hari ini, pihaknya terus memberikan bantuan melalui tiga skema penyaluran.
Pertama, kata dia, melalui mitra lokal yang sudah bekerja sama dengan Dompet Dhuafa bahkan sejak 2008.
“Di mana Dompet Dhuafa sudah turun memberikan intervensi bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara kita di Palestina,” ujar Etika dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (27/11/2023).
Pernyataan tersebut disampaikan Etika dalam sambutannya pada agenda bertajuk Temu KolaborAksi untuk Palestina di Gedung Philanthropy Dompet Dhuafa, Jakarta Selatan (Jaksel), Jumat (24/11/2023).
Baca juga: Jokowi Sebut Rakyat Gaza Membutuhkan Bantuan 500 Kontainer Per Hari
Skema kedua, kata Etika, Dompet Dhuafa juga turut menyalurkan bantuan melalui Pemerintah Republik Indonesia (RI) yang sudah dilakukan sebanyak dua kali pengiriman.
Kemudian, skema ketiga melalui mitra kolaborasi dengan Indonesia Humanitarian Alliance (IHA).
"Dompet Dhuafa tentu akan terus membersamai saudara-saudara yang ada di Palestina, tentunya dengan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak, baik itu donatur maupun mitra dari bapak atau ibu sekalian," ucap Etika.
Sedangkan jenis bantuan yang digulirkan, lanjutnya, Dompet Dhuafa saat ini fokus pada tiga jenis bantuan, yaitu makanan, kesehatan, dan sanitasi. Guna memastikan penyaluran bantuan-bantuan ini terlaksana secara baik, sebanyak tiga orang tim kemanusiaan Dompet Dhuafa telah berada di Mesir.
Baca juga: Presiden Mesir Yakin Palestina Bisa Alami Demiliterisasi di Masa Depan
Seruan kemerdekaan atas penjajahan yang dialami Palestina terus digaungkan oleh Indonesia, termasuk Dompet Dhuafa. Di belahan dunia lainnya, yaitu di Indonesia, kepedulian terus menebal seiring dengan seruan para aktivis kemanusiaan.
Palestina Rakyat masih terus berupaya memperjuangkan hak dasarnya dengan melawan agresi zionis Israel.
Sebagai informasi, dalam agenda tersebut juga menghadirkan jurnalis Indonesia di Palestina M Husein Gaza dengan beragam pengalamannya.
Selain itu, hadir pula General Manager (GM) Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa Yeni Purnamasari untuk memperkaya wawasan tentang aksi kemanusiaan di Palestina. Dari sudut pandang segala hal tentang Palestina, hadir seorang dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Indonesia (UI), yaitu Shofwan Al Banna.
Baca juga: Benarkah Makanan yang Dibakar Picu Kanker? Ini Penjelasan Dosen UMJ
Hingga saat ini, Dompet Dhuafa Kitchen terus melakukan produksi dan distribusi makanan siap santap.
Tercatat, distribusi makanan siap santap untuk pengungsi di Kota Gaza oleh Dompet Dhuafa mencapai kapasitas 1.000 porsi per hari. Hingga per 20 November 2023, penerima manfaat mencapai total 13.000 jiwa.
Hadir melalui daring secara langsung (live streaming) dari Mesir, Kepala Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa Arif R Haryono selaku menjelaskan bahwa kehadiran tim Dompet Dhuafa di Mesir untuk melakukan konsolidasi.
Baca juga: Demokrat Konsolidasi Menangkan Prabowo-Gibran, SBY Dukung Penuh dan Optimisme Sang Capres
Kegiatan tersebut, kata dia, dilakukan untuk memastikan bantuan-bantuan yang telah dititipkan oleh masyarakat Indonesia sampai dengan baik sesuai yang diharapkan.
"Kami sudah lakukan konsolidasi itu dan kami pastikan terkait bantuan-bantuan itu. Kami sudah persiapan 12 truk yang itu nanti akan kami distribusikan dalam waktu dekat dari Kairo menuju Gaza," jelas Arif pada sesi teleconference.
Bantuan itu, lanjutnya, mencakup makanan siap saji, medical kit termasuk meliputi juga obat-obatan dan kursi roda. Kemudian, ada bantuan sanitasi dan air minum.
Sementara itu, GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa Yeni Purnamasari mengungkapkan bahwa Dompet Dhuafa sebenarnya telah mulai program kesehatan pada 2021.
Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan Jiwa
“Waktu itu yang dilakukan adalah pengadaan dua unit mobil ambulans yang beroperasi di perbatasan-perbatasan di Jalur Gaza. Sayangnya, pada 10 Oktober 2023, ambulans Dompet Dhuafa menjadi salah satu yang terkena serangan rudal di perbatasan yang saat itu sedang melakukan evakuasi pasien,” jelasnya.
Oleh itu,lanjut Yeni, kegiatan temu antar lembaga kemanusiaan ini menjadi momen yang sangat penting bagi upaya warga Indonesia membantu Palestina.
Pada kesempatan yang sama, jurnalis Indonesia di Palestina M Husein Gaza Husein menegaskan bahwa lembaga-lembaga kemanusiaan harus bersatu, bukannya bergerak sendiri-sendiri.
“Hal yang sangat dikhawatirkan oleh zionis Israel adalah bersatunya bantuan-bantuan warga dunia,” imbuhnya.
Baca juga: Perbedaan Antisemit dan Anti-Zionis
Dalam kesempatan itu, Husein menceritakan pedihnya kejadian yang menimpa masyarakat Palestina. Termasuk dirinya yang sudah 13 tahun melihat segala hal kekejaman para zionis Israel meluluhlantakkan Palestina.
Bahkan, dalam cerita singkatnya, Husein dan keluarganya harus terus menjaga wudu untuk berjaga-jaga akan datangnya rudal yang sewaktu waktu dapat mengenainya. Supaya jika Allah mentakdirkannya syahid, mereka wafat dalam keadaan suci.
"Saya senang momen ini adalah momen persatuan. Ini yang saya harapkan yaitu lembaga-lembaga kemanusiaan tidak bergerak sendiri-sendiri. (Hal) yang kita butuhkan bukan kompetisi tapi kolaborasi ," ucap Husein.
Ia menegaskan, persatuan dengan menjalin kolaborasi dari seluruh kalangan harus benar-benar terwujud. Sebab kejadian yang saat ini berlangsung di Palestina sudah menjadi kejahatan kemanusiaan dan genosida.
Baca juga: Pembantaian Sabra-Shatila, Genosida di Kamp Pengungsi Palestina
Dipandang dari kacamata hubungan Internasional, Dosen HI UI Shofwan Al Banna menjelaskan bahwa Israel telah benar-benar melanggar hukum kemanusiaan dan hukum internasional.
Maka itu, ia mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk turut menyuarakan pembelaan kepada Palestina melalui banyak hal. Menurutnya, semua pihak sangat bisa membantu perjuangan Palestina untuk merdeka.
"Terus bersuara pakai media apapun dan simbol simbol tentang Palestina. Semua bisa dilakukan dengan bidangnya masing-masing," seru Shofwan.