Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Paparkan 4 Perilaku yang Harus Dimiliki Pekerja Kemanusiaan

Kompas.com - 13/01/2024, 16:51 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa Yudi Latif saat memberikan penguatan nilai-nilai positif kepada insan Dompet Dhuafa di Philanthropy Building pada Selasa (9/1/2024).DOK. Humas Dompet Dhuafa Anggota Dewan Pembina Dompet Dhuafa Yudi Latif saat memberikan penguatan nilai-nilai positif kepada insan Dompet Dhuafa di Philanthropy Building pada Selasa (9/1/2024).

 

KOMPAS.com - Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republik Yudi Latif menyatakan bahwa terdapat lima perilaku yang harus dimiliki oleh setiap insan pekerja kemanusiaan untuk mengembangkan dan meningkatkan derajat lembaga.

Ia merinci empat perilaku tersebut dengan singkatan "Perma," yaitu positive emotions (emosi positif), engagement (keterlibatan), relationship (hubungan), dan meaningful accomplishment atau achievement (prestasi yang bermakna).

"Positive emotions atau memiliki emosi yang positif sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk selalu merasa senang, tenang, bahagia, dan berpandang positif terhadap segala hal. Di sini, iman memiliki peran yang sangat penting. Iman yang kuat dapat menjaga energi positif,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/12/2023).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Yudi Latif dalam acara Leader's Insight di Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (9/1/2024). Kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran dewan pembina, dewan pengawas, dewan pengurus, serta jajaran insan Dompet Dhuafa hingga jenjang officer.

Baca juga: Sepakat dengan JK, Sekjen PDI-P: Kalau Debat Emosi, Bagaimana Bisa Jadi Pemimpin?

Yudi Latif menjelaskan bahwa memiliki emosi yang positif sesuai dengan tagline kepengurusan Yayasan Dompet Dhuafa, yaitu “A Smiling Foundation, Devotion and Dignity.”

Oleh karena itu, selain memperkuat iman serta mampu mengelola emosi positif, insan Dompet Dhuafa juga harus mampu meningkatkan dignity, yaitu dengan memberdayakan dan mengangkat martabat manusia.

Perilaku kedua adalah dalam hal keterlibatan. Sebagai organisasi non-profit, lembaga filantropi harus melibatkan semua pihak untuk turut aktif. Pelibatan ini dimulai dari amil, kemudian mustahik, donatur, stakeholder, pemerintahan, hingga masyarakat sipil.

Ketiga, dalam hal hubungan. Yudi Latif menekankan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya bergantung pada kecerdasan kognitif. Seseorang yang sukses di bidang politik, bisnis, hingga karier, karena memiliki jaringan konektivitas yang baik dan luas.

Baca juga: Menhub: Konektivitas Antarpulau Jadi Satu Keharusan

Yudi Latif menyatakan bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan dengan uang, melainkan dapat diatasi melalui komunikasi dan hubungan yang baik.

Menurutnya, sesuatu yang memiliki nilai tinggi pun bisa didapatkan melalui hubungan dan kerja sama yang saling menguntungkan.

Keempat, dalam konteks bermakna. Menjadi seorang pekerja kemanusiaan berarti harus mampu memberikan makna yang lebih. Semua aktivitas pekerjaa kemanusiaan seharusnya bertujuan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. Bermakna berarti memiliki kemampuan menghasilkan substansi yang lebih tinggi dari yang lain.

Yudi Latif memberikan contoh, seperti seekor simpanse yang akan merasa senang setelah makan. Namun, manusia tidak hanya puas dengan itu. Selain makan, manusia juga memiliki kemampuan untuk memberikan makanan kepada orang lain.

Baca juga: Kemampuan Kamera Samsung S24 Series Bakal Didongkrak AI, Ini Buktinya

“Demikian pula, seekor singa mungkin bahagia karena menjadi penguasa hutan, namun manusia merasa lebih bahagia jika kekuasaannya dapat digunakan untuk membebaskan beban derita yang dialami orang lain,” imbuhnya.

Yudi Latif menyatakan bahwa salah satu tantangan sulit dalam meningkatkan kesejahteraan kaum miskin adalah dengan membangun martabat mereka.

Jika hanya memberi mereka makan, kata dia, itu bisa dianggap sebagai hal yang mudah. Namun, tugas Dompet Dhuafa adalah membantu mereka keluar dari zona nyaman kemiskinan.

"Tugas kemanusiaan adalah memberikan fasilitas bagi mereka yang kurang beruntung," tegas penulis buku Negara Paripurna itu.

Baca juga: Klasifikasi Perilaku kesehatan

Sementara itu, perilaku kelima yang ditekankan oleh Yudi Latif adalah accomplishment atau achievement. Menurutnya, tidak dapat disangkal bahwa segala sesuatu dinilai berdasarkan hasil akhirnya.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dan tercatat dalam Hadits Riwayat (HR) Bukhari, nomor 6493, "Amalan itu yang dilihat adalah akhirannya" 

Hal tersebut juga ditegaskan dalam firman Allah pada Surat al-Dhuha ayat 4, "Dan sesungguhnya yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang dahulu". Penjelasan makna ayat ini membutuhkan tafsir yang lebih lanjut.

"Yang kemudian itu harus lebih baik dari yang sebelumnya. Jika sama saja, maka kita tidak mencapai accomplishment. Oleh karena itu, setiap harinya pencapaian kita harus bertambah. Jangan berhenti di zona nyaman. Kita harus terus melakukan continuous improvement, melakukan perbaikan secara terus menerus, untuk mencapai versi terbaik bagi Dompet Dhuafa sesuai masanya,” jelas Yudi Latif.

Baca juga: Pesan Kemanusiaan dari Betlehem

Yudi yakin bahwa para pekerja kemanusiaan di lembaga filantropi Islam akan menemukan kebahagiaan dalam aktivitas mereka jika kelima perilaku ini dijalankan dengan baik.

Menghormati harkat kemanusiaan para amilnya

Sebelumnya, Yudi Latif mengungkapkan bahwa sebagian besar orang bekerja di suatu institusi atau perusahaan dengan motivasi untuk mendapatkan penghasilan.

Namun, bekerja di lembaga filantropi memiliki nilai lebih dari sekadar mencari penghasilan. Para pekerja di lembaga filantropi tidak hanya dianggap sebagai alat produksi semata.

Sebaliknya, kata Yudi, lembaga filantropi sangat menghormati harkat kemanusiaan para amilnya, seiring dengan upayanya untuk meningkatkan martabat orang lain, khususnya para kaum dhuafa sebagai penerima manfaat.

Baca juga: Dompet Dhuafa Lantik Pengurus 2024-2029, Ini Susunannya

Ia mengungkapkan bahwa di lembaga filantropi, terdapat ruang yang luas untuk menyampaikan ide dan gagasan.

Dengan demikian, kata Yudi Latif, setiap individu di Dompet Dhuafa diharapkan selalu memiliki rasa penasaran dan dorongan untuk mengetahui lebih banyak.

Menurutnya, sikap skeptis dapat menjadi positif jika ditempatkan dengan benar. Dengan cara ini, pengetahuan akan terus berkembang.

Sejalan dengan ilmu, peningkatan iman juga harus terus diupayakan. Yudi Latif menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara ilmu dan iman, karena kedua hal ini merupakan faktor penentu martabat manusia.

Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) firmankan dalam Surat al-Mujadalah ayat 11, yang umumnya diartikan sebagai, “Allah SWT akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Terkini Lainnya
Dompet Dhuafa Sukses Gelar Pelatihan Servis Motor Matic di Semarang, Komitmen Cetak SDM Terampil
Dompet Dhuafa Sukses Gelar Pelatihan Servis Motor Matic di Semarang, Komitmen Cetak SDM Terampil
Inspirasi
Ciptakan Ruang Belajar Layak, Dompet Dhuafa dan Telkom Grup Renovasi Sekolah di Pelosok Pandeglang
Ciptakan Ruang Belajar Layak, Dompet Dhuafa dan Telkom Grup Renovasi Sekolah di Pelosok Pandeglang
Inspirasi
Komunitas Provokas! Donasikan Rp 76,3 Juta untuk Pendidikan Dhuafa
Komunitas Provokas! Donasikan Rp 76,3 Juta untuk Pendidikan Dhuafa
Inspirasi
Kalbar Dilanda Banjir, Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Warga dan Salurkan Bantuan Logistik
Kalbar Dilanda Banjir, Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Warga dan Salurkan Bantuan Logistik
Inspirasi
Pesantren Gemilang 2025, Menggali Spiritualitas di Usia Emas
Pesantren Gemilang 2025, Menggali Spiritualitas di Usia Emas
Inspirasi
Dukung Petani Melon Hidroponik, Dompet Dhuafa dan Rois OJK Resmikan Greenhouse di Langensari
Dukung Petani Melon Hidroponik, Dompet Dhuafa dan Rois OJK Resmikan Greenhouse di Langensari
Inspirasi
Dompet Dhuafa dan Sandiaga Uno Bahas Sinergi Pemberdayaan UMKM lewat Gerakan Zakat
Dompet Dhuafa dan Sandiaga Uno Bahas Sinergi Pemberdayaan UMKM lewat Gerakan Zakat
Inspirasi
Program Pojok Baca Nasional, Strategi Dompet Dhuafa Tingkatkan Literasi di Daerah
Program Pojok Baca Nasional, Strategi Dompet Dhuafa Tingkatkan Literasi di Daerah
Inspirasi
Amil Jenazah Minim, Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah Ditinjau dari Tradisi dan Syariat
Amil Jenazah Minim, Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah Ditinjau dari Tradisi dan Syariat
Inspirasi
Dari Rumah ke Dunia Kerja: Perempuan Berdaya dengan Pelatihan Maternity Spa Dompet Dhuafa
Dari Rumah ke Dunia Kerja: Perempuan Berdaya dengan Pelatihan Maternity Spa Dompet Dhuafa
Inspirasi
Dompet Dhuafa Ajak Orangtua Deteksi Dini Autisme dan Cara Menyikapinya
Dompet Dhuafa Ajak Orangtua Deteksi Dini Autisme dan Cara Menyikapinya
Inspirasi
Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa Berhasilkan Kumpulkan Dana Rp 379,2 Miliar
Sepanjang 2024, Dompet Dhuafa Berhasilkan Kumpulkan Dana Rp 379,2 Miliar
Inspirasi
Womenpreneur Growth Academy, Inisiatif Dompet Dhuafa Perkuat Wirausaha Perempuan di Tangsel
Womenpreneur Growth Academy, Inisiatif Dompet Dhuafa Perkuat Wirausaha Perempuan di Tangsel
Inspirasi
Dompet Dhuafa Edukasi Anak-anak tentang Kepedulian melalui Drama Musikal di SDIF Al Fikri
Dompet Dhuafa Edukasi Anak-anak tentang Kepedulian melalui Drama Musikal di SDIF Al Fikri
Inspirasi
Dompet Dhuafa Edukasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Terkait Penanganan Kebencanaan
Dompet Dhuafa Edukasi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta Terkait Penanganan Kebencanaan
Inspirasi
Bagikan artikel ini melalui
Oke