KOMPAS.com - Dompet Dhuafa Riau resmi menjalin kerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau untuk mencegah dan menanggulangi bencana kebakaran hutan dan lahan ( karhutla).
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Riau Hendi Mardika mengatakan, kerja sama itu bertujuan memperkuat sinergi antara kedua lembaga dalam upaya pencegahan dan penanggulangan bencana karhutla.
Sebelumnya, Dompet Dhuafa Riau dan BPBD Riau telah melakukan beberapa kerja sama karena dua lembaga ini memiliki misi yang sama dalam penanganan bencana.
Hendi menyatakan, pihaknya akan selalu siap untuk mendukung penuh upaya pemerintah dalam penanggulangan bencana karhutla.
“Dompet Dhuafa Riau berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam kegiatan kemanusiaan, termasuk dalam upaya penanggulangan bencana,” katanya.
Baca juga: Rela Jual Motor Demi ABD Anak Semata Wayang, Keluarga Ini Dapat Bantuan dari Dompet Dhuafa
Dia mengatakan itu dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama yang dilakukan di Kantor BPBD Provinsi Riau, Selasa (20/08/2024).
Hendi berharap, kerja sama itu dapat membantu penanggulangan bencana karhutla di Riau semakin efektif dan efisien sehingga masyarakat dapat lebih tenang dan aman dari ancaman bencana.
“Kami berharap kerja sama ini dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang maksimal,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (28/7/2024)..
Hendi juga menyebutkan, kerja sama itu membutuhkan banyak partisipasi dari semua pihak, termasuk dari kalangan masyarakat.
“Kita semua tidak ingin musibah ini karena nanti akan berdampak pada banyak hal, termasuk masalah kesehatan, kerugian ekonomi, gangguan aktivitas, bahkan konflik sosial,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal berharap, kerja sama dengan Dompet Dhuafa dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Riau.
Baca juga: RDK LKC Dompet Dhuafa Tangani Krisis Kesehatan di Kebakaran Manggarai
Dia berharap, sinergi yang kuat antara BPBD dan Dompet Dhuafa Riau dapat mengurangi risiko terjadinya bencana karhutla dan meminimalkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat.
Adapun perjanjian kerja sama antara BNPB Riau dan Dompet Dhuafa memiliki beberapa poin penting.
Pertama, pemantauan dan deteksi dini. Kedua belah pihak akan bekerja sama dalam melakukan pemantauan dan deteksi dini terhadap potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Upaya tersebut dilakukan untuk mempercepat respon dalam penanganan apabila terjadi kebakaran.
Kedua, penyiapan sarana dan prasarana. Dompet Dhuafa Riau dan BPBD Provinsi Riau akan bersama-sama menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam upaya penanggulangan bencana, seperti peralatan pemadam kebakaran, posko, dan lainnya.
Baca juga: Dompet Dhuafa Raih Penghargaan Juara 1 Lembaga Ziswaf Unggulan dari BI
Ketiga, patroli dan informasi hotspot. Kegiatan patroli bersama akan dilakukan secara intensif untuk memantau kondisi di lapangan dan mendapatkan informasi terkini mengenai titik-titik hotspot.
Keempat, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Kedua lembaga berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan simulasi penanganan bencana.
Peningkatan kapasitas bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kemampuan SDM dalam menghadapi bencana karhutla.
Kelima, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi akan dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung kegiatan-kegiatan dalam rangka penanggulangan bencana, seperti sistem informasi berbasis geografis (SIG) untuk pemetaan titik api dan jalur evakuasi.
Keenam, respons cepat pemadaman titik api. Dompet Dhuafa dan BPBD Riau akan bekerja sama untuk melakukan respons cepat dalam pemadaman titik api yang ditemukan.
Baca juga: Kembali Gelar Belanja Bareng Yatim, Dompet Dhuafa Bebaskan Anak Belanja di Supermarket
Adapun, Surat Keputusan (SK) Gubernur pada 13 Maret 2024, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menetapkan status siaga darurat Karhutla Provinsi Riau 2024.
Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau terhitung dari 13 Maret hingga 30 November 2024, khususnya untuk dua daerah, yakni Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis.
Di samping itu, pada 24 Maret 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru mendeteksi adanya lonjakan jumlah titik panas di Provinsi Riau, yakni 124 titik.
Kabupaten Kepulauan Meranti juga menjadi lokasi dengan titik terbanyak, yakni 58 titik panas.
Jumlah titik panas lainnya terdapat di Kota Dumai sebanyak 36 titik, Kabupaten Bengkalis 13 titik, Pelalawan 8 titik, Indragiri Hilir 4 titik, Siak 3 titik, dan masing-masing satu di Rokan Hilir dan Kuantan Singingi.
Hadir dalam acara penandatanganan tersebut, beserta jajaran BPBD RIau, termasuk Kepala Bidang Kedaruratan dan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
Sementara itu, dari pihak Dompet Dhuafa Riau, hadir supervisor program, tim program, dan sejumlah relawan.