KOMPAS.com - Dompet Dhuafa melalui Khadijah Learning Center (KLC) bekerja sama dengan Kampus Bisnis Umar Usman (KBUU) menginisiasi program Womenpreneur Growth Academy (WGA) sebagai upaya untuk memperkuat jiwa wirausaha perempuan di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
WGA telah menarik antusiasme tinggi sejak pertama kali dimulai pada November 2024, di mana sebanyak 80 peserta mendaftar program tersebut.
Setelah proses seleksi administrasi, 20 peserta terpilih untuk mengikuti tes wawancara di Khadijah Learning Center, Serpong, Tangsel, Banten, Kamis (9/1/2025).
Program akselerasi tersebut bertujuan untuk memberikan dukungan penuh bagi perempuan yang bergerak di sektor usaha mikro kecil dan menengah ( UMKM), guna membantu mereka menghadapi tantangan dan memperluas bisnis.
Baca juga: Rektor UII Menolak Usulan Perguruan Tinggi Kelola Bisnis Tambang
WGA diinisiasi oleh KLC sebagai bagian dari aset wakaf produktif Dompet Dhuafa, yang memiliki misi mendukung pemberdayaan masyarakat melalui edukasi wirausaha.
Menurut Direktur KBUU Lily Zulaiha, lebih dari 65 persen pegiat UMKM di Indonesia adalah perempuan, yang memiliki potensi perkembangan besar.
Ia menekankan pentingnya dukungan dan edukasi bagi wirausaha perempuan agar mereka bisa menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang ada.
"Saya berharap WGA ini memiliki dampak yang panjang, di mana setelah pelatihan, para pelaku UMKM bisa turut memberdayakan masyarakat sekitar mereka dan berkembang menjadi usaha yang lebih besar lagi," ujar Zulaiha dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (22/1/2025).
Baca juga: Buntut Plafon Sekolah Roboh di Kupang, Jaksa Geledah Sejumlah Dinas Teknis Proyek Renovasi
Program tersebut tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan training dan coaching selama enam bulan kepada 10 peserta terpilih.
Mereka akan dibimbing oleh pakar bisnis di bidang pemasaran dan kerja sama usaha untuk memperkuat strategi bisnis mereka.
Selain mendapatkan pelatihan, peserta WGA juga akan mendapat pendampingan dalam branding identity, mulai dari pembuatan logo, media, hingga materi cetak yang mendukung usaha mereka.
Fasilitas lain termasuk pembiayaan untuk mengikuti bazar atau expo, akses pasar dan penjualan baru, serta inisiasi kolaborasi dengan usaha atau pemerintah. Peserta juga akan mendapatkan publikasi media sosial sebagai upaya promosi.
Baca juga: Ajakan Galbay di Pindar Bisa Masuk Promosi Kejahatan
Salah satu juri sekaligus dosen KBUU, Wusda Hetsa Ribawa, yang turut menilai seleksi wawancara, menjelaskan bahwa ada tiga indikator penilaian utama dalam program tersebut, yakni karakter pribadi peserta, kreativitas produk, dan model bisnis.
Penilaian tersebut menjadi dasar untuk membantu para wirausaha memahami di mana mereka bisa lebih unggul dan apa yang perlu diperbaiki.
"Saya bersyukur bahwa Dompet Dhuafa memberikan kesempatan inkubasi yang lebih lama, yakni enam bulan, sehingga peserta dapat didampingi secara menyeluruh hingga bisa berkolaborasi dengan instansi nasional," ujar Wusda.
Seleksi wawancara WGA berlangsung selama dua hari. Dalam tahapan ini, para peserta mempresentasikan analisis bisnis mereka, mulai dari strategi pemasaran, kekuatan dan kelemahan produk, hingga aspek operasional di hadapan para juri.
Baca juga: Tren Produk Paylater dan Pindar 2025 Menurut OJK, Seperti Apa?
Produk yang dipresentasikan oleh peserta pun beragam, mencakup berbagai sektor usaha seperti makanan tradisional hingga fashion.
Program WGA mendapat tanggapan positif dari para peserta, termasuk Dian Herdiani, pemilik usaha katering Dian Catering Ciputat.
Sejak 2014, Dian telah membuka usaha di sektor jasa boga dengan fokus pada penyediaan makanan sehat rumahan. Hingga kini, usaha katering tersebut telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian keluarganya.
Dian menyampaikan bahwa ia mengikuti WGA untuk mendapatkan mentoring dari para ahli kewirausahaan, khususnya dalam memperluas pasar.
Baca juga: Eldest 2024 SMA Labschool Jakarta, Membentuk Jiwa Kewirausahaan Gen Z
Selama ini, bisnisnya mengandalkan pelanggan setia, dan Dian berharap dapat membuka gerai-gerai kecil untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
"Usaha ini berkontribusi sebanyak 60 persen dalam perekonomian keluarga saya. Maka dari itu, saya butuh mentoring, butuh tempat untuk berkonsultasi langsung mengenai perkembangan bisnis saya. Saya rasa, saya harus belajar lebih banyak soal pemasaran untuk memperluas target pasar. Saya senang bisa sampai pada tahap ini," ucap Dian.