KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penyandang disabilitas tuli di Indonesia mencapai 4,9 juta jiwa pada 2022. Dari jumlah tersebut, sekitar 4,5 juta merupakan umat Islam yang memiliki kewajiban mempelajari Al-Quran sebagai pedoman hidup.
Undang-Undang (UU) Penyandang Disabilitas Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 14 ayat C tentang Hak Keagamaan menyebutkan, kalangan difabel memiliki hak mendapat lektur keagamaan yang mudah diakses berdasarkan kebutuhannya.
Menjawab kebutuhan tersebut, Dompet Dhuafa bersama ESQ Kemanusiaan menyalurkan 1.120 eksemplar Al-Quran Isyarat bagi stakeholder dan penyandang disabilitas tuli di Riau dalam upaya meningkatkan akses literasi keagamaan bagi kelompok disabilitas.
Al-Quran tersebut diserahkan kepada 16 sekolah luar biasa (SLB) di SLB Pembina, Pekanbaru, Riau, Rabu (12/2/2025).
Pimpinan Dompet Dhuafa Riau Hendi Mardika mengatakan, donasi Al-Quran Isyarat terkumpul melalui mobile banking Byond milik Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca juga: Dompet Dhuafa Sukses Gelar Pelatihan Servis Motor Matic di Semarang, Komitmen Cetak SDM Terampil
Pihaknya pun mengapresiasi mitra kolaborasi, ESQ Kemanusiaan, yang akan menjadi pengajar dan pendamping peserta pelatihan.
Hendi mengatakan, penyaluran dan pengajaran Al-Quran Isyarat dilakukan atas kontribusi banyak pihak. Pihaknya pun berharap, kegiatan ini dapat memudahkan teman- teman tuli mempelajari Al-Quran, terutama mendekati Ramadhan.
“Dompet Dhuafa siap menyosialisasikan lebih luas lagi agar penyebaran (Al-Quran Isyarat) lebih masif dan berkelanjutan,” ujar Hendi dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (23/2/2025).
Untuk diketahui, kegiatan penyaluran tersebut merupakan kali kedua setelah Dompet Dhuafa mendistribusikan 500 eksemplar Al-Quran Isyarat di kawasan Jabodetabek.
Hendi melanjutkan, selain penyaluran Al-Quran Isyarat, Dompet Dhuafa juga menggelar pelatihan khusus bagi orangtua, guru SLB, relawan teman tuli, serta guru agama untuk memahami teknik membaca Al-Quran Isyarat.
Adapun pelatihan berlangsung mulai Rabu (12/2/2025) hingga Kamis (13/2/2025). Peserta yang lulus ujian mendapatkan sertifikasi.
Baca juga: Ciptakan Ruang Belajar Layak, Dompet Dhuafa dan Telkom Grup Renovasi Sekolah di Pelosok Pandeglang
“Kami juga menggelar pelatihan teknik khusus untuk membaca guna membumikan Al-Quran Isyarat. Peserta terdiri dari orangtua, teman tuli, guru SLB, relawan teman tuli, dan guru agama setempat,” kata Hendi.
Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Riau Hera Firmansyah mengapresiasi inisiatif Dompet Dhuafa. Sebab, selama ini, belum ada kegiatan pelatihan seperti yang diadakan Dompet Dhuafa.
Hera menambahkan, seluruh umat Islam berhak mengajarkan dan mengamalkan ajaran Al-Quran tanpa terkecuali, termasuk teman-teman tuli.
“Nanti, setelah pelatihan, ada evaluasi, ke depan akan seperti apa. Terkait pelatihan baca Al-Quran Isyarat, saya akan berkoordinasi dengan para jajaran. Secara kelembagaan kami bersedia memfasilitasi pelatihan ini di Riau nantinya. Tentu akan melibatkan berbagai unsur,” tutur Hera.
Baca juga: Kalbar Dilanda Banjir, Dompet Dhuafa Bantu Evakuasi Warga dan Salurkan Bantuan Logistik
Guru SLB Pembina Pekanbaru Reny Sriyanti sependapat dengan pernyataan Hera.
Menurut Reny, pengajaran Al-Quran anak-anak tuli biasanya menggunakan metode verbal oral atau memperhatikan gerak ucapan dan mulut saat berbicara. Namun, metode ini tidak tepat bagi mereka yang memiliki kesulitan pendengaran secara total.
Dengan Al-Quran Isyarat, lanjut Reny, bahasa isyarat dapat menjadi metode utama dalam pembelajaran.
Ia dan para stakeholder SLB Pembina Pekanbaru berkomitmen menerapkan metode tersebut sebanyak dua kali dalam seminggu pada mata pelajaran agama Islam.
“Saya baru pertama kali mengetahui dan mengikuti pelatihan mengajar Al-Quran Isyarat. Sebelumnya, kami mengajar anak-anak tuli menggunakan metode verbal oral dalam mempelajari Al-Quran. Metode ini lebih susah karena bukan bahasa sehari-hari mereka,” tuturnya.
Baca juga: Dukung Petani Melon Hidroponik, Dompet Dhuafa dan Rois OJK Resmikan Greenhouse di Langensari
Ketua Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Riau Annela Rahma Syahrul menyambut pelatihan ini dengan tangan terbuka.
Seperti halnya para guru, ia dan teman-teman komunitasnya pun pertama kali mengikuti pelatihan Al-Quran Isyarat.
Sebagai peserta pelatihan dengan berbekal ilmu baru, ia berencana melakukan sosialisasi dan implementasi metode ini secara massif, baik di internal maupun antarkomunitas teman-teman tuli.
“Alhamdulillah, ini pengalaman baru bagi saya dan teman-teman Gerkatin Riau. Mungkin nanti akan diterapkan untuk teman-teman internal untuk membaca Al-Quran sehari-hari,” kata dia.
Tak hanya pelatihan, peserta juga melakukan praktik implementasi baca Al-Qur’an Isyarat kepada para murid dan stakeholder di SLB asal peserta, Jumat (14/2/2025).
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Sandiaga Uno Bahas Sinergi Pemberdayaan UMKM lewat Gerakan Zakat
Praktik tersebut berlangsung selama tiga bulan dengan pendampingan rutin oleh ESQ Kemanusiaan.