KOMPAS.com – Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) terus mempercepat upaya untuk memastikan semua masyarakat di Asia Tenggara mendapatkan akses ke vaksin demam berdarah dengue ( DBD) yang terjangkau. Sebab, ASEAN tidak ingin lagi ada kasus kematian akibat DBD.
Hal tersebut dikatakan Ketua Asean Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid bertepatan dengan peringatan Hari DBD ASEAN pada hari ini, Kamis (15/6/2023)
Arsjad mengatakan, kunci untuk memperluas akses ke vaksin DBD adalah dengan menggerakkan lebih banyak sumber daya dan investasi dalam bidang kesehatan, manufaktur ilmu kehidupan, dan penelitian dan pengembangan (R&D) melalui kerja sama yang lebih besar antara sektor publik dan swasta.
"DBD telah lama menjadi penyakit yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan ketahanan kesehatan di wilayah ini,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (15/6/2023).
Namun, kata Arsjad, dengan terobosan baru dalam teknologi medis, pihaknya sekarang dapat secara efektif mengatasi masalah DBD melalui kemitraan strategis yang tepat antara sektor swasta dan publik.
Baca juga: Waspada DBD di Tengah Suhu Tinggi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Arsjad juga mengatakan, Hari DBD ASEAN kembali mengingatkan semua pihak untuk terus meningkatkan upaya kolaboratif untuk mencegah DBD. Salah satunya dengan melakukan lebih banyak uji klinis untuk vaksin dan terapi yang lebih layak dan siap digunakan oleh populasi.
Adapun Hari DBD ASEAN diperingati setiap 15 Juni untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang DBD dan menggerakkan sumber daya untuk pencegahan dan pengendalian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, wilayah Asia Tenggara mengalami peningkatan kasus DBD sebesar 46 persen sejak 2015 hingga 2019. Sementara itu, jumlah kematian akibat DBD menurun 2 persen dalam periode yang sama.
DBD adalah infeksi virus yang ditularkan nyamuk kepada manusia. Penyakit ini umumnya ditemukan di iklim tropis dan subtropis.
Policy Manager of ASEAN-BAC Health Working Group Shuhaela Fabya Haqim mengatakan, wilayah ASEAN mendapatkan manfaat positif dari kemitraan antara sektor publik dan swasta di bidang kesehatan.
Baca juga: Awas, Dampak El Nino Menyebabkan Nyamuk DBD Semakin Ganas
"Pandemi Covid-19 telah mengajarkan kita pelajaran yang sangat berharga tentang pentingnya mitigasi dalam menghadapi krisis pada masa depan,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, salah satu bagian inti dari rencana mitigasi tersebut adalah menyusun peta jalan investasi kesehatan ASEAN yang kokoh sehingga dapat mendukung kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan wilayah pada saat yang bersamaan.
“Dengan adanya investasi yang lebih banyak, kesetaraan kesehatan akan lebih dapat dicapai di seluruh wilayah, sehingga akses ke vaksin DBD yang terjangkau dapat menjadi kenyataan dalam waktu dekat," ujar Shuhaela yang juga merupakan Country Director of Tony Blair Institute of Global Change in Indonesia.
Untuk diketahui, ASEAN-BAC melalui salah satu kelompok kerja, Health Working Group, terus fokus pada tiga bidang utama di tahun 2023.
Pertama, meningkatkan ketahanan kesehatan ASEAN dengan meningkatkan penelitian dan pengembangan serta manufaktur vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD) yang kritis di ASEAN melalui advokasi kebijakan serta kerja sama dengan sektor swasta.
Baca juga: Kemenkes Sebut Fenomena El Nino Pengaruhi Tingginya Kasus DBD di Indonesia
Kedua, berkontribusi pada pengembangan One Asean Healthcare Market dan mengurangi risiko investasi sektor swasta di bidang penelitian dan pengembangan serta manufaktur.
Ketiga, mendorong investasi inovatif berbasis teknologi tinggi di ASEAN melalui fasilitasi program-program regional di bidang genomik dan biologi.
Berbagai perusahaan di ASEAN juga telah memiliki komitmen terus mengembangkan berbagai infrastruktur pendukung untuk penguatan sektor kesehatan di kawasan, seperti PT Astra International Tbk dan juga Sinar Mas melalui Asuransi Sinar Mas, serta Bakrie Group.
Sinar Mas melalui Asuransi Sinar Mas juga terus mendukung adanya infrastruktur pendukung kesehatan dengan mengeluarkan produk, seperti asuransi kesehatan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.
“Kami ingin seluruh lapisan masyarakat dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan hak untuk sehat dan Sinar Mas melalui Asuransi Sinar Mas siap untuk mendukung hal ini,” ujar Direktur Utama Asuransi Sinar Mas Howen Widjaja.
Baca juga: Kemenkes Catat 35.694 Kasus DBD Tahun Ini, Kematian Tembus 270 Orang