KOMPAS.com - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengatakan, Thailand menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung di negara itu.
Adapun negara ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam
“Selaku Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023, saya sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Thailand untuk memfasilitasi kemudahan berusaha bagi investor asing. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan di berbagai sektor antara Thailand dan ASEAN, juga dengan Indonesia,” kata Arsjad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/8/2023).
Ia menyampaikan bahwa investasi asing langsung menjadi elemen penting bagi pembangunan ekonomi, industri, dan perdagangan Thailand.
Baca juga: Soal Aturan Perdagangan Elektronik, Teten: Sangat Urgent untuk Lindungi UMKM
Di ASEAN, kata Arsjad, Thailand juga menjadi salah satu negara dengan reformasi peraturan bisnis terbanyak, memfasilitasi proses pengaturan, dan mengurangi waktu untuk memulai bisnis dari 29 hari menjadi enam hari.
Hal tersebut disampaikan Arsjad saat melakukan roadshow ASEAN-BAC di Thailand, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC 2023.
Sebelumnya, Arsjad bersama delegasi ASEAN-BAC melakukan roadshow ke Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Australia
Selama di Thailand, delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan para pelaku usaha untuk membahas beberapa hal penting.
Beberapa hal yang dibahas itu, utamanya mengenai isu prioritas ASEAN-BAC, seperti transformasi digital dalam finansial, pembangunan berkelanjutan terkait ekosistem energi bersih seperti electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik, ketahanan pangan di kawasan, penguatan infrastruktur kesehatan, dan penguatan investasi dan perdagangan intra-ASEAN.
Baca juga: Samsung Galaxy Watch 6 dan Watch 6 Classic Resmi di Indonesia dengan Fitur Kesehatan Canggih
Para delegasi juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023 yang akan diselenggarakan pada 3 September 2023 sampai 4 September 2023 di Jakarta.
Perlu diketahui, realisasi investasi di Thailand pada 2022 mencapai 20 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 39 persen dari 2021. Peningkatan ini didorong investasi asing langsung di sektor elektronik, rantai pasokan kendaraan listrik, dan pusat data.
“Thailand saat ini menjadi lokasi produksi bagi pembuat mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, dan Great Wall Motor (GWM), terutama untuk kendaraan listrik. Thailand tumbuh menjadi magnet bagi investor asing dalam mengembangkan kendaraan listrik di wilayah ASEAN,” jelas Arsjad.
Selain itu, lanjut dia, delegasi ASEAN-BAC juga menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait upaya peningkatan investasi di sektor pertanian dan pangan.
Baca juga: Wapres: Ketangguhan Sektor Pertanian Diuji oleh El Nino
Arsjad menjelaskan, ASEAN-BAC berusaha untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih inklusif pada kedua sektor tersebut.
“Telah dikembangkan legacy project seperti skema inclusive closed loop untuk produk pertanian dan ASEAN One Shot Campaign,” jelasnya.
Sementara itu, untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Arsjad menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kepentingan yang sama dengan Thailand dalam memproduksi kendaraan listrik dan baterai otomotif.
Saat ini, kata dia, telah dibentuk usaha patungan melalui kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Thailand untuk memperkuat rantai pasokan otomotif.
“Dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan produksi, kami dapat membangun rantai pasokan yang efisien dan tangguh di ASEAN untuk industri EV global,” kata Arsjad.
Baca juga: 3 Mata Pencarian Penduduk Thailand
Arsjad yakin bahwa Thailand dan Indonesia akan menjadi surga investasi karena kedua negara ini memiliki posisi strategis di pasar otomotif dunia, ditambah sumber daya alam (SDA) yang melimpah, seperti bauksit dan nikel.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan bahwa saat ini telah terbentuk sebuah integrasi sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antara Indonesia dan Thailand.
Keterbukaan tersebut menciptakan peluang besar bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan bisnis pariwisata di kalangan negara-negara ASEAN.
“QRIS menawarkan solusi pembayaran yang efisien dan aman, serta memperluas jangkauan ke basis konsumen yang lebih luas di Thailand dan Indonesia. Secara bersamaan, konsumen di kedua negara akan menikmati aksesibilitas yang lebih besar ke berbagai produk,” ucap Dino.
Baca juga: Pengertian Aksesibilitas Menurut Ahli
Lebih lanjut, ia mengatakan, integrasi sistem QRIS di Thailand merupakan kebanggaan ASEAN-BAC untuk membangun sistem pembayaran berkode QR di ASEAN.
ASEAN-BAC, kata Dino, juga menjalin kemitraan erat dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang ramah lingkungan, seperti PT Astra International Tbk, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, dan Mayora Group.
Wakil Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Indika Energy Azis Armand mengatakan, pihaknya telah mendiversifikasi bisnis di luar batu bara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil.
Hal tersebut merupakan salah satu upaya Indika Energy sebagai perusahaan yang bergerak pada sektor bisnis berkelanjutan.
Baca juga: Kemitraan Jadi Solusi Akselerasi Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun
“Indika Energy telah membentuk kemitraan dengan perusahaan berbasis di Taiwan, Foxconn dan tiga entitas lainnya untuk secara kolektif menginvestasikan 8 miliar dollar AS dalam memproduksi EV dan baterai di Indonesia,” ujar Azis.
Selain itu, Sinar Mas melalui Sinar Mas Agribusiness and Food juga berupaya untuk selalu mengutamakan aspek keberlanjutan dalam proses bisnisnya.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis dan memperluas pangsa pasar. Jangan lupa, aspek berkelanjutan harus tetap diprioritaskan,” imbuh Chairman and CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja.