Ketua ASEAN-BAC 2023 Sebut Thailand jadi Contoh Sukses ASEAN Memanfaatkan Potensi Investasi Asing

Kompas.com - 15/08/2023, 15:25 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid beserta delegasi dalam kunjungannya ke Thailand beberapa waktu lalu.
DOK. ASEAN-BAC Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid beserta delegasi dalam kunjungannya ke Thailand beberapa waktu lalu.

KOMPAS.com - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengatakan, Thailand menjadi contoh bagi negara-negara ASEAN dalam memanfaatkan potensi foreign direct investment (FDI) atau penanaman modal asing langsung di negara itu.

Adapun negara ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam

“Selaku Ketua ASEAN-BAC Tahun 2023, saya sangat mendukung langkah-langkah strategis Pemerintah Thailand untuk memfasilitasi kemudahan berusaha bagi investor asing. Banyak hal yang bisa dikerjasamakan di berbagai sektor antara Thailand dan ASEAN, juga dengan Indonesia,” kata Arsjad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa (15/8/2023).

Ia menyampaikan bahwa investasi asing langsung menjadi elemen penting bagi pembangunan ekonomi, industri, dan perdagangan Thailand.

Baca juga: Soal Aturan Perdagangan Elektronik, Teten: Sangat Urgent untuk Lindungi UMKM

Di ASEAN, kata Arsjad, Thailand juga menjadi salah satu negara dengan reformasi peraturan bisnis terbanyak, memfasilitasi proses pengaturan, dan mengurangi waktu untuk memulai bisnis dari 29 hari menjadi enam hari.

Hal tersebut disampaikan Arsjad saat melakukan roadshow ASEAN-BAC di Thailand, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC 2023.

Sebelumnya, Arsjad bersama delegasi ASEAN-BAC melakukan roadshow ke Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Myanmar, Inggris, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Australia

Selama di Thailand, delegasi ASEAN-BAC bertemu pejabat pemerintah dan para pelaku usaha untuk membahas beberapa hal penting.

Beberapa hal yang dibahas itu, utamanya mengenai isu prioritas ASEAN-BAC, seperti transformasi digital dalam finansial, pembangunan berkelanjutan terkait ekosistem energi bersih seperti electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik, ketahanan pangan di kawasan, penguatan infrastruktur kesehatan, dan penguatan investasi dan perdagangan intra-ASEAN.

Baca juga: Samsung Galaxy Watch 6 dan Watch 6 Classic Resmi di Indonesia dengan Fitur Kesehatan Canggih

Para delegasi juga secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri ASEAN Business Investment Summit (ABIS) 2023 dan Asean Business Awards (ABA) 2023 yang akan diselenggarakan pada 3 September 2023 sampai 4 September 2023 di Jakarta.

Investasi Indonesia dan Thailand di ASEAN

Perlu diketahui, realisasi investasi di Thailand pada 2022 mencapai 20 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau naik 39 persen dari 2021. Peningkatan ini didorong investasi asing langsung di sektor elektronik, rantai pasokan kendaraan listrik, dan pusat data.

“Thailand saat ini menjadi lokasi produksi bagi pembuat mobil internasional, seperti Mercedes, Toyota, dan Great Wall Motor (GWM), terutama untuk kendaraan listrik. Thailand tumbuh menjadi magnet bagi investor asing dalam mengembangkan kendaraan listrik di wilayah ASEAN,” jelas Arsjad.

Selain itu, lanjut dia, delegasi ASEAN-BAC juga menyampaikan sejumlah rekomendasi terkait upaya peningkatan investasi di sektor pertanian dan pangan.

Baca juga: Wapres: Ketangguhan Sektor Pertanian Diuji oleh El Nino

Arsjad menjelaskan, ASEAN-BAC berusaha untuk meningkatkan investasi intra-ASEAN yang lebih inklusif pada kedua sektor tersebut.

“Telah dikembangkan legacy project seperti skema inclusive closed loop untuk produk pertanian dan ASEAN One Shot Campaign,” jelasnya.

Sementara itu, untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik, Arsjad menjelaskan bahwa Indonesia memiliki kepentingan yang sama dengan Thailand dalam memproduksi kendaraan listrik dan baterai otomotif.

Saat ini, kata dia, telah dibentuk usaha patungan melalui kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Thailand untuk memperkuat rantai pasokan otomotif.

“Dengan mengintegrasikan sumber daya, teknologi, dan kemampuan produksi, kami dapat membangun rantai pasokan yang efisien dan tangguh di ASEAN untuk industri EV global,” kata Arsjad.

Baca juga: 3 Mata Pencarian Penduduk Thailand

Arsjad yakin bahwa Thailand dan Indonesia akan menjadi surga investasi karena kedua negara ini memiliki posisi strategis di pasar otomotif dunia, ditambah sumber daya alam (SDA) yang melimpah, seperti bauksit dan nikel.

Integrasi sistem QRIS Indonesia dan Thailand

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan bahwa saat ini telah terbentuk sebuah integrasi sistem Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) antara Indonesia dan Thailand.

Keterbukaan tersebut menciptakan peluang besar bagi usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan bisnis pariwisata di kalangan negara-negara ASEAN.

“QRIS menawarkan solusi pembayaran yang efisien dan aman, serta memperluas jangkauan ke basis konsumen yang lebih luas di Thailand dan Indonesia. Secara bersamaan, konsumen di kedua negara akan menikmati aksesibilitas yang lebih besar ke berbagai produk,” ucap Dino.

Baca juga: Pengertian Aksesibilitas Menurut Ahli

Lebih lanjut, ia mengatakan, integrasi sistem QRIS di Thailand merupakan kebanggaan ASEAN-BAC untuk membangun sistem pembayaran berkode QR di ASEAN.

ASEAN-BAC, kata Dino, juga menjalin kemitraan erat dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menciptakan iklim bisnis yang ramah lingkungan, seperti PT Astra International Tbk, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, dan Mayora Group.

Wakil Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Indika Energy Azis Armand mengatakan, pihaknya telah mendiversifikasi bisnis di luar batu bara untuk mengakhiri penggunaan bahan bakar fosil.

Hal tersebut merupakan salah satu upaya Indika Energy sebagai perusahaan yang bergerak pada sektor bisnis berkelanjutan.

Baca juga: Kemitraan Jadi Solusi Akselerasi Peremajaan Kelapa Sawit Pekebun

“Indika Energy telah membentuk kemitraan dengan perusahaan berbasis di Taiwan, Foxconn dan tiga entitas lainnya untuk secara kolektif menginvestasikan 8 miliar dollar AS dalam memproduksi EV dan baterai di Indonesia,” ujar Azis.

Selain itu, Sinar Mas melalui Sinar Mas Agribusiness and Food juga berupaya untuk selalu mengutamakan aspek keberlanjutan dalam proses bisnisnya.

“Kolaborasi dengan berbagai pihak merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan bisnis dan memperluas pangsa pasar. Jangan lupa, aspek berkelanjutan harus tetap diprioritaskan,” imbuh Chairman and CEO Sinar Mas Agribusiness and Food Franky Oesman Widjaja.

Terkini Lainnya
Kadin Indonesia Serahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 ke Presiden Joko Widodo di IKN
Kadin Indonesia Serahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 ke Presiden Joko Widodo di IKN
Kadin
Di AIPF 2023, Arsjad Rasjid Beberkan 3 Potensi Besar ASEAN
Di AIPF 2023, Arsjad Rasjid Beberkan 3 Potensi Besar ASEAN
Kadin
Indonesia Jamu Dialog RCEP 2023, Arsjad Rasjid: Kami Nantikan Kontribusi untuk ASEAN
Indonesia Jamu Dialog RCEP 2023, Arsjad Rasjid: Kami Nantikan Kontribusi untuk ASEAN
Kadin
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina Jajaki Kemitraan di Sektor Mineral dan Nanopreneurship
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina Jajaki Kemitraan di Sektor Mineral dan Nanopreneurship
Kadin
Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN sebagai Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN sebagai Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
Kadin
ASEAN Business and Investment Summit Day Bahas Toleransi Antaragama dalam Perspektif Bisnis
ASEAN Business and Investment Summit Day Bahas Toleransi Antaragama dalam Perspektif Bisnis
Kadin
Buka ABA 2023, Arsjad Sebut Ajang Ini untuk Apresiasi Pelaku Bisnis Berkelanjutan di ASEAN
Buka ABA 2023, Arsjad Sebut Ajang Ini untuk Apresiasi Pelaku Bisnis Berkelanjutan di ASEAN
Kadin
Arsjad Rasjid: ASEAN Harus Sadari Potensi dan Kekuatan sebagai Surga Investasi Global
Arsjad Rasjid: ASEAN Harus Sadari Potensi dan Kekuatan sebagai Surga Investasi Global
Kadin
ASEAN-BAC Soroti Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan Muda lewat 2 Forum Diskusi
ASEAN-BAC Soroti Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan Muda lewat 2 Forum Diskusi
Kadin
Arsjad Rasjid: Indonesia Bantu Pelaku Usaha Bangun Ekonomi ASEAN dan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia
Arsjad Rasjid: Indonesia Bantu Pelaku Usaha Bangun Ekonomi ASEAN dan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia
Kadin
ASEAN-BAC Indonesia’s Summit Week 2023 Hadirkan Perdana Menteri Britania Raya, Jepang, Laos, dan Vietnam
ASEAN-BAC Indonesia’s Summit Week 2023 Hadirkan Perdana Menteri Britania Raya, Jepang, Laos, dan Vietnam
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Asia Tenggara Punya Potensi Sangat Besar di Berbagai Bidang
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Asia Tenggara Punya Potensi Sangat Besar di Berbagai Bidang
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Sebut Thailand jadi Contoh Sukses ASEAN Memanfaatkan Potensi Investasi Asing
Ketua ASEAN-BAC 2023 Sebut Thailand jadi Contoh Sukses ASEAN Memanfaatkan Potensi Investasi Asing
Kadin
ABIS 2023 Siap Hadirkan 2.000 Delegasi Bisnis dan Pemerintah Se-Asia Tenggara
ABIS 2023 Siap Hadirkan 2.000 Delegasi Bisnis dan Pemerintah Se-Asia Tenggara
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Australia Jadi Mitra Strategis ASEAN untuk Tingkatkan Perekonomian
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Australia Jadi Mitra Strategis ASEAN untuk Tingkatkan Perekonomian
Kadin
Bagikan artikel ini melalui
Oke