KOMPAS.com - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengatakan, Australia merupakan mitra strategis ASEAN di bidang perdagangan dan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kawasan tersebut.
Ia mengatakan, Australia dan ASEAN sebagai kawasan tempat bermukim sekitar 655 juta jiwa penduduk, memiliki produk domestik bruto (PDB) gabungan lebih dari 3,31 triliun dollar Amerika Serikat (AS). Kedua kawasan ini mempunyai tanggung jawab untuk menjadikan ASEAN sebagai epicentrum of growth.
Perdagangan dua arah Australia dengan 10 negara anggota ASEAN, kata Arsjad, lebih besar dibandingkan Jepang atau AS. Nilai perdagangannya melampaui 127 miliar dolar Australia pada 2021.
“ASEAN-BAC memiliki kesamaan pandangan dengan Pemerintah Australia mengenai pentingnya kerja sama inklusif. Inklusivitas sangat penting untuk memperkuat strategic trust. Dan, ASEAN-BAC akan selalu bersama Australia,” kata Arsjad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: Pemerintah Bakal Promosikan IKN di Pertemuan ASEAN-BAC
Hal tersebut disampaikan Arsjad saat melakukan roadshow ASEAN-BAC di Sydney, Australia beberapa waktu lalu. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka roadshow kepemimpinan Indonesia pada ASEAN-BAC 2023.
Sebelumnya, Arsjad bersama delegasi ASEAN-BAC melakukan roadshow ke Malaysia, Filipina, Singapura, Myanmar, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel).
Selama di Australia, delegasi ASEAN-BAC bertemu dengan pejabat pemerintah dan para pelaku usaha, di antaranya Premier New South Wales Chris Minns, Direktur Utama (Dirut) Australia-ASEAN Chamber of Commerce Deborah Biber, dan Utusan Khusus Australia untuk ASEAN Nicholas Moore.
Dalam kesempatan tersebut, Arsjad secara khusus mengajak pejabat pemerintah dan para pelaku usaha menghadiri Business Investment Summit 2023 dan ASEAN Business Awards 2023 yang akan diselenggarakan pada 3 September 2023 sampai 4 September 2023 di Jakarta.
Kawasan Asia Tenggara, diperkirakan menjadi pasar tunggal terbesar keempat di dunia pada 2030 setelah AS, Tiongkok, dan Uni Eropa.
“Saya yakin, ASEAN sebagai mitra strategis Australia akan terus memperkokoh kerja sama melalui kesepakatan prioritas bersama, peningkatan sumber daya, dan program-program baru,” kata Arsjad saat memberikan keynote speech pada Australia-ASEAN Business Forum di Sydney.
Adapun program baru tersebut, kata Arsjad, seperti pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), dan ekonomi digital
Lebih lanjut, Arsjad mengungkapkan, kerja sama ASEAN dengan mitra wicara secara penuh dimulai sejak 1974 dan dilakukan pertama kali dengan Australia.
Kerja sama tersebut juga ditingkatkan menjadi Kemitraan Komprehensif Strategis yang pertama, sehingga menunjukkan adanya strategic trust yang sangat kokoh antara ASEAN dan Australia.
Baca juga: Ketua ASEAN-BAC 2023 Siap Jalin Kerja Sama Indonesia-Laos di Sektor Jasa Logistik dan Transportasi
“Australia sebagai mitra wicara pertama yang menjalin Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan ASEAN. Australia dan ASEAN juga sama-sama berperan penting untuk membangun kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera,” kata Arsjad.
Sementara itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan, Australia telah melangkah maju untuk mengatasi tantangan regional yang kompleks. Hal ini ditunjukkan melalui pembentukan program ASEAN Future Initiatives.
Dengan fokus pada kesehatan masyarakat, kata dia, Australia bermitra dengan ASEAN pada pertemuan pakar kesehatan dan membantu penerapan Comprehensive ASEAN Recovery Framework.
Selain itu, bantuan Australia pada prakarsa transformasi digital dan future skills initiatives ASEAN menjadi dasar komitmen negara itu mempromosikan literasi dan inovasi digital di kawasan ini.
Baca juga: Arsjad Rasjid Sebut ASEAN-BAC Siap Realisasikan ASEAN Business Roadmap
“Australia dan ASEAN bekerja sama secara erat untuk memperkuat keamanan energi regional, bertransisi menuju net-zero emissions (NZE), mendukung energi terbarukan untuk pembangkit listrik, dan perdagangan listrik lintas batas,” ujar Dino.
Tak lupa, Dino juga mengapresiasi dukungan Australia pada prakarsa manajemen bencana ASEAN, sehingga memperkuat kapasitas kawasan untuk mengatasi bencana alam dan perubahan iklim.
“Australia memainkan peran penting dalam pembangunan ASEAN melalui prakarsa pendidikan, berkontribusi kepada kemajuan pendidikan berkualitas dan inklusif di ASEAN,” katanya.
Dalam sektor strategis kerja sama untuk pembangunan berkelanjutan, perusahaan-perusahaan seperti PT Astra International Tbk, Indika Energy, Sinar Mas, Bakrie Group, dan Mayora Group selalu mendukung penuh inisiatif ini.
Dino pun mencontohkan, Astra yang memulai perjalanan sejak 66 tahun lalu terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid Ajak Pengusaha Inggris Investasi Penurunan Emisi Karbon di ASEAN
Astra 2030 Sustainability Aspirations menjadi evolusi berikutnya bagi Grup Astra untuk menjadi perusahaan yang lebih sustainable dan resilien.
Senada dengan Astra, Indika Energy juga konsisten dalam industri, perdagangan, dan investasi di sektor yang berkelanjutan.
Wakil Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Indika Energy Azis Armand mengatakan, pihaknya konsisten mendukung investasi pada sektor industri yang mengedepankan pembangunan berkelanjutan.
“Salah satu upaya yang Indika Energy lakukan adalah mengembangkan kendaraan listrik dan infrastrukturnya dengan menghadirkan pengisi daya cepat dan ultra cepat untuk kendaraan listrik roda empat atau lebih, termasuk bus,” katanya Azis.
Baca juga: Alasan Jokowi Dorong Percepatan Kendaraan Listrik di Indonesia
Selain itu, Sinar Mas juga mengutamakan keberlanjutan dalam pembangunan infrastruktur bagi bangsa.
"Salah satu elemen pembangunan yang harus diperhatikan adalah pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Upaya ini yang selalu menjadi perhatian Sinar Mas dalam melakukan pembangunan di segala sektor," kata Group CEO Sinar Mas Land Michael Widjaja.