KOMPAS.com - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mengatakan, Asia Tenggara memiliki potensi yang sangat besar di berbagai bidang.
“Tahun 2023, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kawasan (Asia Tenggara) makin sehat dan telah kembali ke posisi sebelum pandemi Covid-19. Para kepala negara yang kami temui juga mengakui langkah-langkah konkret ASEAN-BAC,” katanya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Senin (21/8/2023).
Oleh karena itu, lanjut Arsjad, langkah kehati-hatian dan perhitungan matang diperlukan dalam memanfaatkan potensi bisnis di bidang perdagangan dan investasi di negara-negara Asia Tenggara.
Ia menjelaskan bahwa Indonesia sebagai Ketua ASEAN-BAC 2023 telah meletakkan pondasi kokoh yang dapat dijadikan sebagai rujukan negara-negara di Asia Tenggara. Salah satunya, menarik investasi untuk mewujudkan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor swasta.
Pernyataan tersebut disampaikan Arsjad saat menghadiri 5th ASEAN Economic Ministers Meeting (AEM) and Related Meetings di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (19/8/2023).
Dalam 55th AEM and Related Meetings, delegasi ASEAN-BAC melakukan konsultasi dan diskusi dengan AEM mengenai perkembangan lima isu prioritas dan delapan legacy project yang diusung oleh ASEAN-BAC.
“Konsultasi dengan AEM membahas tentang implementasi ASEAN Vision 2045. Kami juga berdiskusi terkait solusi untuk mendorong hubungan ekonomi sesama negara ASEAN dan juga dengan negara mitra ASEAN,” ujar Arsjad yang juga didampingi oleh para perwakilan ASEAN-BAC dari masing-masing negara di ASEAN serta policy manager dan legacy lead dari ASEAN-BAC Indonesia.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memaparkan inisiatif untuk meningkatkan integrasi ekonomi ASEAN menuju ekonomi regional yang inklusif, inovatif, tangguh, dan transformatif melalui ASEAN Business Network (ABN).
Arsjad mengungkapkan, ASEAN-BAC di bawah kepemimpinan Indonesia telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan (Korsel), Australia, Kanada, dan Tiongkok.
Sementara itu, Wakil Ketua ASEAN-BAC 2023 Bernardino Vega mengatakan, pihaknya meyakini bahwa para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan dalam pengembangan perekonomian kawasan.
"(Ini) karena mereka memiliki fundamental ekonomi yang kuat dan ASEAN dapat dijadikan sebagai surga investasi global,” kata Bernardino Vega.
Pada kesempatan tersebut, Arsjad mengatakan, Asia Tenggara memiliki potensi dan peluang bisnis yang sangat menjanjikan di berbagai bidang, seperti pertanian dan pangan, ekonomi digital, dan kesehatan swasta-publik.
Baca juga: 5 Manfaat Buah Kesemek untuk Kesehatan
Tak hanya itu, kata dia, Asia Tenggara juga mendorong pertumbuhan ekosistem perdagangan kendaraan listrik ASEAN, ekosistem kendaraan listrik, mobilisasi pasar karbon, dan sistem pembayaran QR regional.
“Pada 2010, investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) di Asia Tenggara hanya sekitar 23 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Jumlah itu melonjak pada 2021 menjadi 47 miliar dollar AS,” jelas Arsjad.
Selain itu, lanjut dia, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan berupa sumber daya alam (SDA) yang besar untuk memenuhi permintaan energi global.
Bahkan, ekonomi digital ASEAN diproyeksikan berkembang secara signifikan dari 194 miliar dollar AS pada 2022 menjadi 330 miliar dollar AS pada 2025.
Baca juga: Anak Muda Sebut Biaya Pernikahan Mahal untuk Kondisi Ekonomi Sekarang
“Saya pastikan keunggulan-keunggulan ASEAN adalah nyata dan sudah terbukti. Bisnis yang kami ciptakan juga memberikan harapan pertumbuhan yang jelas,” jelas Arsjad.
Dalam 55th AEM and Related Meetings, delegasi ASEAN-BAC juga melakukan beberapa pertemuan lainnya, salah satunya membahas mengenai ASEAN Tariff Finder.
ASEAN Tariff Finder merupakan platform online yang dirancang untuk mendukung para pedagang dalam memaksimalkan manfaat dari perjanjian Free Trade Agreement (FTA) yang telah diselesaikan atau ditingkatkan.
Hal tersebut termasuk Association of Southeast Asian Nations Trade In Goods Agreement (ATIGA), FTA ASEAN+1, Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), dan FTA bilateral yang diselesaikan oleh negara anggota ASEAN.
Baca juga: Menko Airlangga Akui Kiprah Dubes Uni Eropa Vincent Piket Perkuat Hubungan Bilateral RI-Uni Eropa
Selain itu, beberapa pertemuan bilateral juga dilakukan dengan beberapa pihak, yaitu Menteri Perdagangan dan Industri Filipina Alfredo Espinosa Pascual, Anggota Parlemen Inggris Nigel Paul Huddleston yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan Internasional, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gan Kim Yong serta Menteri Industri dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien.
Sebelumnya, delegasi ASEAN-BAC telah menghadiri 98th ASEAN-BAC Meeting dan 22nd Joint Business Council (JBC) Meeting pada Jumat (18/8/2023) di Hotel Tentrem Semarang, Jateng.
Dalam pertemuan tersebut, hadir pula seluruh delegasi ASEAN-BAC dari seluruh negara ASEAN, sekaligus dewan bisnis atau JBC dari negara mitra ASEAN untuk mempersiapkan pertemuan dengan AEM.
Dalam pertemuan itu, para pemimpin working group memberikan laporan perkembangan dari lima isu prioritas dan delapan legacy project yang dijalankan oleh ASEAN-BAC, sekaligus persiapan ASEAN-BAC Summit Week 2023 yang akan berlangsung pada 1 September 2023 sampai 8 September 2023 di Jakarta.
Baca juga: Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Kumpul di Jakarta Bakal Bahas Perkembangan Kondisi Global
“ASEAN-BAC Summit Week 2023 terdiri dari berbagai rangkaian yang akan dilakukan pada 1 September 2023 sampai 8 September 2023 di Jakarta. Pada 3 September 2023 sampai 4 September 2023 akan dilaksanakan ASEAN Business & Investment Summit, juga ASEAN Business Awards pada 4 September 2023,” jelas Arsjad.
Selanjutnya, sebut dia, akan diadakan beberapa acara lainnya, seperti ASEAN Fintech Roundtable dan ASEAN-BAC Roundtables Meeting pada 5 September 2023 sampai 6 September 2023, serta Indonesia Sustainability Forum pada 7 September 2023 sampai 8 September 2023.