Ketua ASEAN-BAC Tekankan Pembangunan Berkelanjutan APEC dan Kerja Sama Brunei-Indonesia

Kompas.com - 04/08/2023, 16:08 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Delegasi Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) yang dipimpin Ketua ASEANBAC Arsjad Rasjid dalam kunjungan ke Brunei Darussalam beberapa waktu lalu.
DOK. ASEAN-BAC Delegasi Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) yang dipimpin Ketua ASEANBAC Arsjad Rasjid dalam kunjungan ke Brunei Darussalam beberapa waktu lalu.

KOMPAS.com - Ketua Association of Southeast Asian Nations-Business Advisory Council (ASEAN-BAC) 2023 Arsjad Rasjid mendorong lima isu prioritas dan delapan legacy project guna mendukung pembangunan berkelanjutan dan ekonomi kawasan.

“(Kunjungan ini) bertujuan untuk menyelaraskan visi-misi ASEAN-BAC serta Asia Pacific Economic Cooperation (APEC),” jelas Arsjad ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (4/8/2023).

Pernyataan itu disampaikan Arsjad saat acara roadshow ASEAN-BAC ke Brunei Darussalam beberapa waktu lalu.

Kunjungan itu bertujuan untuk membahas Brunei Borneo Business Conference antara Indonesia dan Brunei Darussalam serta mengupayakan kerja sama pembangunan berkelanjutan kedua negara.

Baca juga: Jalin Kerja Sama, SMI dan LPEI Terbitkan Bank Garansi

Menurut Arsjad, berbagai isu prioritas dan program ASEAN-BAC sejalan dengan agenda APEC yang berkomitmen untuk mewujudkan kawasan perekonomian secara inklusif, inovatif, dan mengedepankan konsep berkelanjutan di negara-negara kawasan.

Oleh karena itu, APEC-BAC dapat bekerja sama dengan ASEAN-BAC untuk mendukung berbagai isu prioritas dan legacy project, terutama dalam pembangunan berkelanjutan.

“Pembangunan berkelanjutan erat kaitannya dengan adanya inisiasi Net Zero Emission (NZE) 2060 dalam berbagai sektor seperti perdagangan dan industri. Melalui ASEAN-BAC tahun ini, kami mendorong agar usaha dekarbonisasi industri segera tercapai,” imbuh Arsjad.

Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu mengatakan, negara-negara di kawasan ASEAN menjadi sangat rentan terhadap perubahan iklim. Kondisi ini dapat berpengaruh terhadap sektor bisnis dan industri.

Baca juga: 5 Perbedaan Akun Bisnis dan Kreator di Instagram

Data Climate Risk Index pada 2019 menyebutkan bahwa ada tiga negara ASEAN yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, yaitu Myanmar, Filipina, dan Thailand.

Bahkan, ASEAN sendiri juga turut berkontribusi turut berkontribusi sebesar 8 persen pada total emisi global.

Menanggapi hal tersebut, Arsjad mengatakan bahwa APEC-BAC dapat membantu memberikan masukan dan pemahaman terkait inisiatif program ASEAN-BAC.

Sebagai lembaga dengan akses sumber daya dan pembiayaan yang luas, APEC-BAC dapat menjadi mitra strategis untuk memperkuat mitigasi perubahan iklim di kawasan ASEAN.

Dalam konteks global, perubahan iklim menjadi isu yang semakin mendesak dan perlu diatasi secara serius.

Baca juga: 5 Dampak Negatif Pemanasan Global bagi Petani

Oleh karenanya, upaya mitigasi perubahan iklim yang dilakukan oleh ASEAN-BAC dan didukung oleh APEC-BAC merupakan langkah penting untuk mendorong pembangunan berkelanjutan yang lebih baik di kawasan ASEAN serta dunia.

Perlu diketahui bahwa kolaborasi antara APEC-BAC dan ASEAN-BAC bukan hanya berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, tetapi juga pengembangan sektor bisnis dan swasta di kawasan Asia Pasifik.

Sementara itu, Ketua APEC-BAC sekaligus Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia Anindya Bakrie mengatakan bahwa kolaborasi tersebut dapat membuka akses sumber daya dan pembiayaan bagi pelaku bisnis dan industri.

“APEC-BAC dapat memberikan dukungan dan masukan pada inisiatif program dari ASEAN-BAC untuk mencapai perdagangan dan industri bebas karbon,” ucapnya.

Baca juga: BRIN dan SIG Jalani Kerja Sama Riset dan Inovasi untuk SDM Berkualitas

Anindya berharap, kerja sama yang kuat antara kedua organisasi dapat mempercepat pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat posisi ekonomi Asia Pasifik di kancah global.

Inisiatif pembangunan Borneo yang berkelanjutan

Untuk diketahui, delegasi ASEAN-BAC melakukan pertemuan dengan pihak penting lainnya di Brunei Darussalam, termasuk dalam pertemuan untuk membahas proyek kerja sama pembangunan di Borneo yang perlu mengutamakan konsep berkelanjutan.

Menurut Arsjad, kesenjangan konektivitas antar wilayah di Borneo menjadi tantangan yang harus diselesaikan.

Oleh karena itu, ia mendorong kerja sama antara pemerintah dan swasta untuk membangun pertumbuhan industri dan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: 7 Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Ahli

Untuk diketahui, integrasi dengan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) memiliki beberapa proyek pembangunan konektivitas.

Adapun proyek tersebut, seperti jalan tol Sarawak dan Sabah, perluasan Pelabuhan Internasional Bitung, proyek kota hijau di Kendari, dan inisiatif pembangunan lainnya seperti memulihkan konektivitas udara dan membuka rute laut baru.

“Isu deforestasi juga perlu diselesaikan dengan mengandalkan konsep hijau dalam pengembangan ekosistem industri energi baru terbarukan,” ujar Arsjad.

Provinsi Kalimantan yang menjadi bagian penting dari integrasi Borneo juga berpotensi menjadi rantai pasok kendaraan listrik antarnegara ASEAN. Daerah ini juga dapat menjadi ekosistem baru kendaraan listrik dan baterai.

Baca juga: LG Lanjutkan Megaproyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Selain itu, Indonesia yang akan memindahkan ibu kotanya ke Pulau Kalimantan akan mengusung konsep smart city yang bergantung pada pemanfaatan energi baru terbarukan. Dengan demikian, Kalimantan diharapkan bisa menjadi pusat ekonomi hijau di ASEAN.

“Indonesia sedang membangun kawasan ibu kota baru yang mampu memanfaatkan energi baru terbarukan, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN),” ujar Arsjad.

Selain itu, lanjut dia, Indonesia juga sedang membuat Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) yang menjadi pusat ekosistem industri dan energi hijau di Tanah Air. Untuk itu, pihaknya mengundang Brunei agar bisa ambil bagian dalam pengembangan kawasan ini.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan berbagai upaya kerja sama yang ada supaya dioptimalkan agar mampu memajukan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di seluruh kawasan ASEAN.

Baca juga: Di Sidang AIPA Ke-44, DPR Bakal Dorong Pemerintah RI Ambil Langkah Out of The Box Jaga ASEAN

“Kami dari ASEAN-BAC berharap setiap inisiatif kerja sama dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan dengan sub-kawasan seperti Borneo melalui pembentukan Borneo Economic Council yang diharapkan merangkul semua stakeholders di Kalimantan,” imbuhnya.

Bernardino juga berharap, kelima isu prioritas dan delapan legacy project yang dibawa oleh ASEAN-BAC Indonesia 2023 mampu diterima oleh seluruh negara.

Selain Arsjad Rasjid, Bernardino Vega, dan Anindya Bakrie, delegasi ASEAN-BAC lain yang hadir, yakni Wakil Ketum Koordinator Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W Kamdani, Wakil Ketum Koordinator Bidang Peningkatan Kualitas Manusia, Ristek dan Inovasi Carmelita Hartoto, serta Direktur Eksekutif Sekretariat ASEAN-BAC Gil Gonzales.

 

Terkini Lainnya
Kadin Indonesia Serahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 ke Presiden Joko Widodo di IKN
Kadin Indonesia Serahkan Peta Jalan Indonesia Emas 2045 ke Presiden Joko Widodo di IKN
Kadin
Di AIPF 2023, Arsjad Rasjid Beberkan 3 Potensi Besar ASEAN
Di AIPF 2023, Arsjad Rasjid Beberkan 3 Potensi Besar ASEAN
Kadin
Indonesia Jamu Dialog RCEP 2023, Arsjad Rasjid: Kami Nantikan Kontribusi untuk ASEAN
Indonesia Jamu Dialog RCEP 2023, Arsjad Rasjid: Kami Nantikan Kontribusi untuk ASEAN
Kadin
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina Jajaki Kemitraan di Sektor Mineral dan Nanopreneurship
Pertemuan Meja Bundar Indonesia-Filipina Jajaki Kemitraan di Sektor Mineral dan Nanopreneurship
Kadin
Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN sebagai Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
Pertemuan Meja Bundar Bisnis Borneo Jadikan IKN sebagai Pusat Ekonomi Hijau ASEAN
Kadin
ASEAN Business and Investment Summit Day Bahas Toleransi Antaragama dalam Perspektif Bisnis
ASEAN Business and Investment Summit Day Bahas Toleransi Antaragama dalam Perspektif Bisnis
Kadin
Buka ABA 2023, Arsjad Sebut Ajang Ini untuk Apresiasi Pelaku Bisnis Berkelanjutan di ASEAN
Buka ABA 2023, Arsjad Sebut Ajang Ini untuk Apresiasi Pelaku Bisnis Berkelanjutan di ASEAN
Kadin
Arsjad Rasjid: ASEAN Harus Sadari Potensi dan Kekuatan sebagai Surga Investasi Global
Arsjad Rasjid: ASEAN Harus Sadari Potensi dan Kekuatan sebagai Surga Investasi Global
Kadin
ASEAN-BAC Soroti Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan Muda lewat 2 Forum Diskusi
ASEAN-BAC Soroti Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan Muda lewat 2 Forum Diskusi
Kadin
Arsjad Rasjid: Indonesia Bantu Pelaku Usaha Bangun Ekonomi ASEAN dan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia
Arsjad Rasjid: Indonesia Bantu Pelaku Usaha Bangun Ekonomi ASEAN dan Jadi Pusat Pertumbuhan Dunia
Kadin
ASEAN-BAC Indonesia’s Summit Week 2023 Hadirkan Perdana Menteri Britania Raya, Jepang, Laos, dan Vietnam
ASEAN-BAC Indonesia’s Summit Week 2023 Hadirkan Perdana Menteri Britania Raya, Jepang, Laos, dan Vietnam
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Asia Tenggara Punya Potensi Sangat Besar di Berbagai Bidang
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Asia Tenggara Punya Potensi Sangat Besar di Berbagai Bidang
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Sebut Thailand jadi Contoh Sukses ASEAN Memanfaatkan Potensi Investasi Asing
Ketua ASEAN-BAC 2023 Sebut Thailand jadi Contoh Sukses ASEAN Memanfaatkan Potensi Investasi Asing
Kadin
ABIS 2023 Siap Hadirkan 2.000 Delegasi Bisnis dan Pemerintah Se-Asia Tenggara
ABIS 2023 Siap Hadirkan 2.000 Delegasi Bisnis dan Pemerintah Se-Asia Tenggara
Kadin
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Australia Jadi Mitra Strategis ASEAN untuk Tingkatkan Perekonomian
Ketua ASEAN-BAC 2023 Arsjad Sebut Australia Jadi Mitra Strategis ASEAN untuk Tingkatkan Perekonomian
Kadin
Bagikan artikel ini melalui
Oke