KOMPAS.com - Berbagai pembahasan agenda kerja sama antara negara-negara yang tergabung dalam Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) terus diperkuat.
Paling baru, Ketua ASEAN-Business Advisory Council ( ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid bertolak menuju Myanmar untuk memperkuat kerja sama dan stabilitas perekonomian antarnegara di ASEAN.
Dalam kunjungan itu, seluruh delegasi ASEAN-BAC berdialog terkait kerja sama ekonomi antara Myanmar dan Indonesia.
Arsjad menekankan, peran sektor bisnis dan swasta dalam menjalin hubungan dagang atau investasi pada energi berkelanjutan sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi ASEAN serta komitmen Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Terkait hal itu, kata dia, sektor bisnis dan swasta dari Indonesia sangat tertarik untuk bisa memperdalam relasi hubungan dagang dan investasi dengan Myanmar, khususnya dalam pengembangan ekosistem energi baru terbarukan ( EBT).
Baca juga: Imbas Indeks Performa Logistik RI Turun, Kadin Minta Bank Dunia Hitung Ulang 4 Indikator
Myanmar dan Indonesia memiliki potensi energi surya, angin, hidro, bio energi, panas bumi, dan laut yang bisa dimanfaatkan.
Salah satu potensi pengembangan EBT antara Indonesia dan Myanmar adalah energi hidro. Sebab, kedua negara ini masuk dalam 20 negara teratas di dunia dengan potensi pembangkit listrik air sebagai EBT, tetapi belum dimanfaatkan.
Arsjad menyebutkan, potensi EBT perlu untuk dikembangkan oleh kedua negara sebagai upaya ASEAN mencapai NZE pada 2060.
“Myanmar dan Indonesia mampu bekerja sama untuk bisa memanfaatkan energi baru terbarukan ini menjadi pembangkit energi listrik,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (7/8/2023).
ASEAN-BAC mendorong isu prioritas dan legacy program, salah satunya melalui legacy project ASEAN Business Entity yang diinisiasi selama masa keketuaan ASEAN-BAC Indonesia.
Baca juga: Kadin Soroti Penerapan Insentif Kendaraan Listrik yang Tersendat
ASEAN Business Entity bertujuan meningkatkan dan memberikan insentif investasi intra-ASEAN untuk pengembangan industri dan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk diketahui, Myanmar memiliki deposit mineral kritis terbesar ketiga di dunia dan kaya akan dysprosium dan terbium. Elemen logam tanah tersebut merupakan salah satu elemen kritis dalam pembuatan kendaraan listrik yang lebih ringan.
Melihat potensi itu, Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Myanmar untuk membangun ekosistem industri bagi kendaraan listrik dan baterai. Kerja sama kedua negara mampu membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Di sisi lain, Myanmar juga telah mengambil langkah untuk mendukung penggunaan kendaraan listrik di negara tersebut, termasuk membangun stasiun pengisian dan memberikan izin impor kendaraan listrik ke sembilan perusahaan di negaranya.
Baca juga: Ketua Komite Kadin Jadi Tersangka Kasus Korupsi Proyek BTS 4G Bakti Kominfo
Hadirnya insentif tersebut diharapkan membuka pasar ekspor bagi Indonesia untuk memasarkan kendaraan listrik ke Myanmar.
Menanggapi potensi itu, salah satu perusahaan electric vehicle (EV) terkemuka di Indonesia, Indika Energy, mendukung pengembangan sektor kendaraan listrik di Indonesia dan ASEAN. Langkah ini penting untuk eksplorasi kemitraan yang menguntungkan antara Indonesia dan Myanmar.
Wakil Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Indika Energy Azis Armand mengatakan, untuk mewujudkan masa depan yang berkelanjutan, Indika Energy berinvestasi pada bisnis rendah karbon, termasuk di sektor kendaraan listrik.
“Kami meluncurkan ALVA, kendaraan listrik roda dua dan ekosistemnya," ujarnya.
Azis mengatakan, kerja sama investasi dengan negara ASEAN, termasuk Myanmar, akan menjadi langkah baik dalam upaya pengembangan ekosistem EV Indonesia di seluruh rantai nilai.
Selain Indika Energy, perusahaan lain yang telah melakukan pengembangan pada sektor kendaraan listrik di Indonesia adalah Electrum. Perusahaan ini merupakan joint venture (JV) antara TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dengan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Baca juga: Dorong Pelaku UMKM Pakai QRIS, Ketum Kadin: Jadi Tidak Perlu Pusing-pusing Tunai
Berbagai industri kendaraan listrik yang mulai banyak bertumbuh menjadi pertanda bahwa Indonesia dan ASEAN mampu untuk menjadi pemimpin dalam ekosistem industri kendaraan listrik.