KOMPAS.com - Indonesian Muslim Society in America (IMSA) mengadakan pertemuan tahunan atau muktamar ke-21 di Illionis Amerika Serikat (AS), 24-29 Desember 2019.
Acara bertema Hijrah dan diselimuti kuatnya semangat filantropi itu diikuti ribuan muslim Indonesia yang berdiaspora ke Negeri Paman Sam (julukan AS).
Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi Islam di Indonesia juga turut menghadirkan semangat filantropi dengan membuka stan (booth).
Banyak peserta yang mendatangi stan itu untuk mengetahui seputar perkembangan Dompet Dhuafa.
Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Bergerak pada Isu Kemanusiaan
Mengetahui program-program Dompet Dhuafa di negara lain seperti Dapur Umum di Palestina, dan program yang direalisasikan di Amerika Serikat, para peserta semakin semangat berdonasi.
Sementara itu, para donatur diaspora Indonesia di Amerika juga tertarik dengan berbagai program Dompet Dhuafa USA Inc. di Indonesia seperti program orang tua asuh, serta penyaluran zakat dan kurban.
“Peserta senang karena ada lembaga yang menyalurkan donasi tidak hanya ke tanah air, tapi juga ke negara lain yang membutuhkan,” kata Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa USA Inc. Irwan Saputra, dalam keterangan tertulis (2/1/2019).
Terlebih, imbuh dia, Dompet Dhuafa USA Inc. merupakan satu-satunya lembaga amil zakat asal Indonesia yang memiliki badan hukum organisasi non-profit resmi di Amerika Serikat.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Irian Supermarket Beri Beasiswa kepada Anak Dhuafa
“Artinya, donasi para donatur akan mendapat tax-deductible receipt atau resi yang dapat digunakan untuk pengurangan pajak,” ujar Irwan.
Hal tersebut sangat substantif bagi masyarakat yang tinggal di AS yang pada umumnya taat dalam laporan dan pembayaran pajak tahunan.
“Semoga Dompet Dhuafa USA dapat menjadi badan pengelola donasi yang amanah dan bermanfaat bagi para donatur dan penerima manfaat,” ujar Irwan.
Selain dari stan Dompet Duafa, nilai-nilai filantropi juga hadir dalam bentuk panitia acara yang didominasi relawan.
Dari tahun ke tahun, gelaran IMSA selalu digerakkan relawan yang menyisihkan waktunya untuk membantu menyiapkan acara.
Salah satu aktivitas relawan adalah memasak ribuan porsi makanan halal selama enam hari.
Sementara itu, Presiden IMSA Syafrin Setiawan Murdas berharap untuk bisa merespons perubahan zaman yang lebih dinamis. Ia juga berharap IMSA dapat melakukan inovasi, terutama di AS.
Baca juga: Barzah Dompet Dhuafa: Relawan Harus Siap Bersinggungan dengan Jenazah
“Kami mulai berkolaborasi dengan organisasi muslim di AS, bergabung dengan yang lebih besar, mulai ikut program kepemudaan mereka, menyadur modul-modul program yang baik dan atraktif, serta dicampur dengan program kekinian,” kata Syafrin.