KOMPAS.com –Dompet Dhuafa bekerja sama dengan grup musik Navicula dalam membangun hunian tetap untuk korban gempa, tsunami, dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah.
Kerja sama dalam program Humanesia, 1.000 Rumah Untuk Palu, sudah berjalan sejak Desember 2019 lalu.
Kini, jumlah donasi tersebut tengah mencapai Rp 143 juta dan diharapkan akan terus tumbuh dan bermanfaat.
Navicula yang mewakili Dompat Dhuafa menyerahkan bantuan tersebut dalam acara Jakarta Humanity Festival, di M Bloc Space, Kebayoran, Jakarta Selatan, Minggu (26/1/2020).
Tak hanya itu, pada acara tersebut Navicula yang mengisi salah satu rangkaian acara bertema "Sounf of Humanity" memberikan ucapan terima kasih secara simbolis kepada para donatur.
Baca juga: Ini Cara Dompet Dhuafa Atasi Masalah Pengairan Sawah di Madiun
"Untuk Sulawesi, karena dari sanalah semua berasal dan menjadi alasan kami bermusik malam ini," tutur Gede Robi Supriyanto, vokalis grup band Navicula.
Dia menambahkan, saat ini Navicula bersama Dompet Dhuafa masih terus menunggu dukungan semua pihak untuk mewujudkan inisiatif ini.
Robi menuturkan, salah satu alasan terbentuknya program ini adalah lamanya penanganan pada korban bencana yang sudah terjadi setahun, tapi masih banyak masyarakat Palu yang masih tinggal di hunian sementara.
Baca juga: Dompet Dhuafa Buka Pos Medis untuk Penyintas Longsor dan Banjir Bogor
“Akses jalan belum sepenuhnya diperbaiki, masih banyak anak-anak korban terdampak yang belum memiliki hunian layak bersama orang tua mereka,” imbuhnya.
Apalagi, lanjutnya, saat ini sudah memasuki musim hujan sehingga mengancam hunian sementara mereka.
"Butuh sinergi dan keterlibatan banyak pihak, waktu, juga biaya yang tidak sedikit untuk mewujudkan itu semua," jelas Robi.
Asal tahu saja kerja sama Dompet Dhuafa dan Navicula terjadi salah satunya berkat latar belakang grup musik asal Bali ini yang sudah lama terkenal menyuarakan isu sosial.
Dibentuk sejak 1996, Navicula yang beranggotakan Gede Robi Supriyanto di vokal dan gitar, Dadang Pranoto di gitar, Supriatmoko di drum, dan Krishnanda Adipurba di bass ini memang terkenal di dunia aktivisme sosial dan lingkungan.
Navicula pun menjadikan isu sosial hingga perubahan ekologi yang terjadi di Bali dan dunia sebagai topik lagu-lagu mereka.
Beberapa karyanya yang menjadi pesan perubahan, seperti “Nusa Khatulistiwa”, “Ibu”, “Orang Utan”, “Harimau”, “Metropolutan”, hingga “Sampah”.
Baca juga: Kritik Navicula di Soundrenaline 2019, Korupsi hingga Sampah Plastik