KOMPAS.com –Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Banten Mokhlas Pidono mengatakan, mualaf dari Suku Baduy perlu diperhatikan.
“Ini agar mereka terus kokoh menjadi muslim dan tak kembali ke kepercayaan semula, sehingga merasakan Islam itu indah dan memperhatikan mereka,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/5/2020).
Salah satu contoh gerakan yang dilakukan Dompet Dhuafa Banten adalah menyalurkan bantuan paket berbuka puasa dan zakat fitrah kepada mualaf dari Suku Baduy.
Kali ini, Dompet Dhuafa Banten berkolaborasi dengan Institut Kemandirian Dompet Dhuafa menyambangi tiga kampung mualaf Suku Baduy, yaitu Cempaka, Landeuh, dan Tonggoh Kabupaten Lebak, Banten, Jumat (15/5/2020).
Baca juga: Cara Bayar Zakat Fitrah Online Melalui Rumah Zakat, Baznas, dan Dompet Dhuafa
Pada kesempatan tersebut, Dompet Dhuafa Banten membagikan paket berbuka puasa dari Wardah berjumlah 300 paket dan zakat fitrah yang disebar merata di tiga kampung tersebut.
“Ini menjadi alasan kami menyalurkan paket berbuka Wardah dan zakat fitrah di sini. Selain karena memang mereka kurang mampu dan membutuhkan," ungkapnya.
Selain itu, tim Institut Kemandirian Dompet Dhuafa juga menyalurkan paket masker secara merata hasil buatan sendiri.
Mokhlas juga menyebut, selain bantuan di atas, ke depan Dompet Dhuafa Banten berencana menyalurkan paket Al Quran bagi masyarakat mualaf Baduy.
Sementara itu, salah satu perempuan dari Suku Baduy penerima manfaat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan suka-citanya atas bantuan tersebut.
Baca juga: Kena Dampak Pandemi, Pasien TB Dapat Bantuan Sembako dari Dompet Dhuafa
Apalagi paket berbuka yang diberikan lengkap lauk pauk, buah, dan minuman yang mungkin jarang bisa mereka nikmati.
“Nuhun ieu pak bantuan na, sing dilancarkeun rizkina (terima kasih bantuannya pak, semoga dilancarkan rizkinya),” ujarnya, sambil tersenyum.
Doa tersebut mungkin dimaksudkan untuk segenap donatur yang sudah menunaikan zakat dan berdonasi melalui Dompet Dhuafa Banten dan amil yang menjadi perantara penyalurannya.
Adapun, suku Baduy merupakan salah satu suku yang masih kuat berpegang pada ajaran nenek moyang dengan segala kearifan lokalnya dan masih lestari di tengah gempuran teknologi.
Baca juga: Jalan Terjal Dompet Dhuafa Serahkan Bantuan untuk Nenek Gembong dan Umi Kalsum
Suku Baduy tinggal di sepanjang Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Lebak.
Namun, yang paling sering dikunjungi dan menjadi lokasi wisata budaya adalah Suku Baduy yang berada di Ciboleger, Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten.
Alam yang asri dan sejuk dengan nuansa damai dan tenang, menjadi ciri khas suasana di Baduy. Hal tersebut lantaran mereka masih bersahabat dengan alam dan sebisa mungkin menjaga keasriannya.
Satu kata yang ampuh bagi masyarakatnya untuk mematuhi peraturan yakni kata pamali. Pamali dalam arti lain adalah dosa atau perbuatan yang dilarang.
Di Baduy, kata tersebut ampuh untuk mencegah masyarakatnya melakukan perbuatan-perbuatan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca juga: Dompet Dhuafa Memulai Ekspedisi Kebaikan ke Jawa Barat
Saat ini, suku yang masih lestari hingga kini ini terbagi menjadi dua suku, yaitu Baduy Jero (dalam) dan Baduy Luar.
Baduy Jero (dalam) adalah Suku Baduy yang masih asli dan memegang teguh segala aturan yang berlaku. Di sana, tidak ada listrik atau alat elektroni dan belum tersentuh teknologi.
Masyarakatnya pun masih jalan kaki jika bepergian. Mereka dipimpin oleh ketua suku yang disebut Puun.
Sementara itu, untuk Baduy luar adalah Suku Baduy yang sudah terkontaminasi teknologi saat ini. Mereka sudah bepergian dengan mobil, memiliki televisi di rumahnya, dan sebagainya.
Terkait kepercayaan, Suku Baduy juga tidak hanya menganut ajaran aliran kepercayaan (Sunda Wiwitan).
Baca juga: Dompet Dhuafa Sumsel Distribusikan Ratusan Paket Makanan dan Takjil ke Keluarga Dhuafa
Beberapa di antara mereka, khususnya dari masyarakat Baduy Luar, sebagian kecil ada yang menganut ajaran agama Islam.
Bahkan, sebuah yayasan juga membuatkan komplek khusus bagi mualaf Baduy tersebut yang berada di dua kampong, yakni kampung Landeuh dan Kampung Tonggoh.