KOMPAS.com – Dompet Dhuafa melalui program Social Trust Fund (STF) bersama Oke Oce dan Pondok Pesantren Alam (PPA) Al-Muhtadin membangun sinergi ketahanan pangan lewat program Ketahanan Pangan Desa.
Dari keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (14/7/2020) dijelaskan, Dompet Dhuafa menjalin sinergi dengan PPA Al-Muhtadin dan menggunakan dana amanah dari Sandiaga Uno sebesar Rp 750 juta untuk diteruskan kepada para petani di Desa Cikangkung.
Pendamping program Dodi Subardi mengatakan, program ini dimulai pada awal Juni 2020 dengan memberikan modal kepada empat kelompok tani binaan dengan setiap kelompok tani terdiri dari 25 kepala keluarga.
Kemudian, modal tersebut diteruskan kepada kelompok tani untuk mengelola 50 hektar lahan sawah.
Dodi menjelaskan, salah satu desa yang mempraktikkan program ini adalah di Desa Cikangkung, Ciracap, Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga: Komitmen dan Inovasi Bawa Dompet Dhuafa Raih Penghargaan pada IFA 2020
“Di desa ini, Dompet Dhuafa ingin mendorong terciptanya usaha-usaha yang mengarah pada pengembangan potensi ekonomi masyarakat,” ujarnya melalui pesan singkat, Sabtu (11/7/2020).
Dia menerangkan, sektor riil pertanian sebagai usaha dasar masyarakat Indonesia, juga menjadi kebutuhan pokok sehari-hari harus terus dikembangkan.
Selain itu, menurutnya, adanya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat semua pihak aktif di dunia digital.
“Hal ini menjadi peluang berbagi ilmu dalam keseharian kita yang juga dapat menciptakan captive market bagi hasil produksi para petani Desa Cikangkung,” ungkapnya.
Baca juga: Tim Pemulasaraan Barzah Dompet Dhuafa Layani Pemulangan Jenazah Secara Gratis
Melalui program ini, Dompet Dhuafa menargetkan dapat mencapai hasil panen per hektarnya pada kisaran 6-7 ton.
Sesuai binaan, proses bertani dilakukan secara organik murni, tanpa memakai bahan kimia. Sebagai bentuk monitoring dan evaluasi, Dodi akan melakukan kunjungan ke setiap lahan pertanian, akhir pekan lalu.
Dari hasil pertemuannya dengan para petani, dia menyebut, sejauh ini tidak ada masalah serius yang dialami para petani.
Menurutnya, padi-padi terlihat tumbuh hijau dengan sangat subur. Dia memperkirakan, jika kondisi seperti ini dapat bertahan terus-menerus, panen besar-besaran akan didapatkan para petani.
Baca juga: Peringati Hari Tanpa Kantong Plastik Sedunia, Dompet Dhuafa Volunteer Gelar Kuliah Online
Dia menegaskan, pola tanam padi dilakukan secara organik murni tidak memakai bahan kimia sedikit pun.
Biaya per-hektarnya sebesar Rp 15 juta, di mana biasanya hasil panen sekitar 6 ton gabah per hektar, dengan harga jual Rp 4,500 per kilogram.
“Maka diperkirakan hasil penjualannya mencapai Rp 27 juta per hektar. Mudah-mudahan ini dapat tercapai dan terus berkelanjutan,” harap Dodi.
Adapun, program ini merupakan salah satu solusi dari Dompet Dhuafa untuk mengatasi dan mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 yang belum juga usai.
Dalam hal ini, Dompet Dhuafa pun memberi perhatian besar pada optimalisasi potensi lokal untuk mengantisipasi dampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Jadi Momentum Dompet Dhuafa untuk Berinovasi
Selain itu, pengembangan budaya dan kearifan lokal di bidang pertanian dan peternakan berbasis komunitas masyarakat sangat penting untuk program berkelanjutan.