KOMPAS.com – Ebib Mandro adalah salah satu contoh potret guru di Indonesia dengan dedikasi dan pengorbanan yang tinggi.
Bagaimana tidak, Ebib harus rela menghabiskan empat jam waktunya menyusuri rimba pekat Dusun Talang Tanjung untuk mengajar anak-anak di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Riau.
“Sudah hampir satu semester saya mengajar. Anak-anak yang awalnya tidak bisa baca, sekarang sudah sedikit demi sedikit berkembang,” kata Ebib dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (11/12/2020).
Melihat perjuangan Ebib yang besar, Dompet Dhuafa bersama beberapa lembaga filantropi di Riau mencoba membantu.
Baca juga: Pada 2020, Dompet Dhuafa Distribusikan Lebih dari 42.000 Hewan Kurban
Hasilnya, jika empat bulan lalu Ebib harus kepayahan keluar-masuk hutan, kini ia bisa berlapang dada karena adanya bantuan dari berbagai lembaga tersebut.
“Fasilitas yang diberikan selain motor, ada juga honor guru serta sarana belajar-mengajar,” jelas Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Riau, Ali Bastoni, Selasa (8/12/2020).
Menurut penuturan Ali, minimnya akses dan fasilitas membuat Ebib terpaksa tidur di masjid dusun setempat selama tiga hari setiap minggunya.
Jadwal mengajar Ebib sendiri dimulai dari Senin sampai Kamis. Ia akan pulang ke rumahnya pada Kamis sore, selepas beres mengajar anak-anak.
Baca juga: Ini Upaya Dompet Dhuafa Percepat Solusi Stunting di Indonesia
“Lokasi sekolah dari jalan lintas kurang lebih dua jam dengan mobil atau motor. Rute perjalanan dijejali hutan sawit. Kalau hujan akan becek dan berlumpur. Belum lagi kalau bertemu babi hutan,” terang Ali.
Sebagai informasi, SDN 016 Siambul Lokal Jauh bukan merupakan sekolah lama. Sekolah ini berdiri tidak lama sebelum pandemi Covid-19 datang.
Di daerah Siambul Lokal Jauh banyak ditemukan kasus buta huruf karena kebanyakan penduduknya belum mendapatkan akses pendidikan yang layak.