KOMPAS.com – Ketua Pembina Dompet Dhuafa Parni Hadi mengungkapkan, optimalisasi zakat, infak, sedekah dan wakaf (ziswaf) dapat menjadi modal kegiatan ekonomi produktif untuk membantu pengentasan kemiskinan.
"Ziswaf untuk pengentasan kemiskinan? Why not, mengapa tidak?," ujar Parni, salah satu pengusung Filantropreneur, Sabtu (12/12/2020).
Namun, pengelolaan aset ziswaf untuk kepentingan ekonomi produktif masih belum populer.
Hal ini karena, pengetahuan masyarakat masih terbatas. Mereka belum memiliki banyak contoh program wakaf dalam skema ekonomi produktif yang berhasil.
Baca juga: Pada 2020, Dompet Dhuafa Distribusikan Lebih dari 42.000 Hewan Kurban
Oleh karenanya, Dompet Dhuafa meyakinkan masyarakat bahwa aset ziswaf dapat dioptimalkan secara produktif guna meningkatkan taraf ekonomi mereka.
"Untuk optimalisasi ziswaf sedang kami upayakan dengan program peternakan berbasis aset wakaf. Adapun pilot project program tersebut diberi nama DD Farm,” ujar Parni.
Lebih lanjut Parni menjelaskan, uji coba DD Farm pertama dilakukan di Banten dan diawasi pimpinan cabang Dompet Dhuafa Banten Mukhlas P A. Kemudian, diduplikasikan ke cabang-cabang Dompet Dhuafa di seluruh Indonesia.
DD Farm Banten berdiri di atas lahan wakaf sekitar 7.000 meter persegi (m2) di lingkungan Gowok Kepuh, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Curug, Kota Serang.
Baca juga: Ini Upaya Dompet Dhuafa Percepat Solusi Stunting di Indonesia
“Pada tahap awal, DD Farm menerapkan konsep pembiayaan gabungan antara wakaf dengan zakat,” jelas Parni, seperti dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Senin (14/12/2020).
Lalu tahap selanjutnya, kata dia, ditumbuhkan dengan investasi ekonomi. Model pembiayaan tersebut populer dengan julukan blended finance.
Pada kesempatan tersebut, Parni Hadi menuturkan, DD Farm secara teknis mengubah model pemberdayaan peternak dari model plasma menjadi model sentra.
Oleh karenanya, Dompet Dhuafa akan merekrut masyarakat penerima manfaat dengan kriteria mustahik (penerima zakat) dan mekanisme akad sebagai pekerja.
“Selama dua tahun, mustahik tersebut dilatih tentang manajemen kandang, pakan, kesehatan ternak, administrasi peternakan, dan lain sebagainya,” ucap Parni.
Setelah itu, lanjut dia, mustahik dipilih berdasarkan mekanisme seleksi yang ketat. Kemudian, mustahik yang lulus diberikan inkubasi dalam bentuk modal anakan ternak agar menjadi peternak.
Baca juga: Salurkan Bantuan ke 740 Anak Yatim, Dompet Dhuafa Gandeng LinkAja, Telkomsel, dan Jasa Marga
Pada tahap tersebut, Badan Usaha Desa (Bude) akan dibentuk sebagai pendamping mustahik dalam bentuk kemitraan.
“Melalui proses kemitraan dikembangkan menjadi jaringan social enterprise baru, dan menjadi tahap pengukuhan muzakki baru,” jelas Parni.
Peternakan plasma sendiri dapat ditumbuhkan menjadi community enterprise yang terhubung dengan sentra ternak dalam hal pemasaran.
Sebagai unit bisnis sosial sentra ternak, DD Farm bisa mengembangkan ke beberapa produk yang menjadi revenue stream atau pemasukan usaha.
Produk pertama adalah penggemukan domba atau kambing untuk penjualan karkas bagi restoran dan catering, serta setiap tahun untuk mensuplai kebutuhan hewan kurban.
Baca juga: Pemberdayaan Masyarakat, BTPN Syariah Gandeng Dompet Dhuafa
“Kedua, dengan memproduksi pakan ternak berupa complete feed dan silase yang dipakai sendiri sekaligus dijual ke pasar peternak. Konsepnya adalah mengelola beragam sektor," terang Parni.
Hal ini karena kotoran ternak juga menjadi produk penghasil uang bagi DD Farm. Kotoran dikumpulkan dari kandang, kemudian diolah melalui proses penjemuran tanpa bantuan teknologi dan kimia.
Dengan begitu, akan menghasilkan pupuk dengan kualitas baik karena mengandung 90 persen kotoran domba atau kambing tanpa campuran pasir, sekam atau material yang lain.
Sementara itu, dalam mengembangkan produk untuk pemasukan usaha, Parni mengatakan, semua proses bisnis harus berpola padat karya.
“Maksudnya adalah melibatkan masyarakat dhuafa sebagai pekerja, sehingga menghasilkan pendapatan rutin bagi mereka sebagai penopang ketahanan ekonomi keluarga. Apalagi di era pandemi Covid-19 dan resesi seperti saat ini,” ujar Parni.
Sebagai modal awal, DD Farm dibiayai dengan dana zakat. Modal Ini digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.
Kebutuhan tersebut diantaranya untuk land clearing atau pembersihan lahan, pembangunan kandang, penyediaan ternak bakalan, penyiapan pakan tahun pertama, manajemen kesehatan ternak, dan penguatan kompetensi mustahik pengelola.
Baca juga: Dompet Dhuafa Siapkan Penanaman 1.000 Hektare Sawah Produktif
Tak hanya itu, modal tersebut ditumbuhkan pula dengan membentuk unit-unit baru penghasil pendapatan, seperti penjualan ternak harian dan bulanan, penjualan ternak kurban, produksi dan penjualan pakan ternak, serta produksi dan penjualan pupuk organik kotoran ternak.
“Di setiap DD Farm ada sebidang lahan untuk menanam sayur dan beberapa jenis tanaman pakan ternak yang memakai pupuk organik. Ini berfungsi sebagai uji coba, sekaligus percontohan,” kata Parni.
Seperti halnya di DD Farm Banten sudah mampu menutupi biaya operasional regular, memproduksi pakan mencapai 90 ton dan complete feed lebih dari 36 ton, serta produksi pupuk sebanyak 10 ton.
Bahkan, DD Farm Banten sudah mampu membuka penawaran investasi baru dengan skema proyeksi profit sebesar Rp 1,2 miliar dalam 14 bulan.
Baca juga: Petani Binaan Dompet Dhuafa Panen Perdana
Parni berharap, capaian tersebut dapat meningkatkan keyakinan bahwa dana ziswaf yang terkelola secara amanah dan profesional bisa dimanfaatkan sebagai modal pemberdayaan mustahik yang produktif serta berkesinambungan.
Terkait penghasilan DD Farm Banten sebagai pilot project, Parni mengatakan, saat ini digunakan untuk menghidupi mustahik melalui pendapatan bulanan.
Selain itu, juga untuk membiayai sekolah gratis bagi kaum dhuafa dengan murid-murid yang berasal dari masyarakat sekitar sentra.
“Ini merupakan aspek keunggulan yang dimiliki oleh model pemberdayaan konsep Philantro Preneurship," ujar Parni.
Untuk kesuksesan program ini, menurut Parni, DD Farm Banten dapat menjadi contoh aplikasi program dengan prinsip holistik dan integralistik.
Sebab, sentra ternak sebagai sarana pemberdayaan ekonomi bisa melakukan program-program lainnya, seperti layanan kesehatan, pendidikan, nilai-nilai budaya, layanan iman dan taqwa.
“Semua program tersebut dilaksanakan dalam satu kawasan pemberdayaan yang disebut zona mandiri dan berdaya (Mandaya),” ujar Parni.
Oleh karenanya, kegiatan DD Farm melibatkan pula kaum perempuan, khususnya ibu sebagai motor penggerak utamanya.
Baca juga: Tingkatkan Kemampuan Petugas Indra, Dompet Dhuafa Gelar Workshop Pemeriksaan Mata Dasar
Bahkan, dalam hal suplai bahan baku pakan ternak, perempuan menjadi pemain utama kelompok masyarakat yang menanam, merawat, dan memanen 10 hektar (h) tanaman jagung.
“Ini karena Dompet Dhuafa meyakini bahwa perempuan berdaya lebih menjamin ketahanan ekonomi keluarga dan masyarakat, terutama di kalangan keluarga miskin,” ucap Parni.
Dalam kesempatan itu, Parni Hadi turut menjelaskan, filantroprenenur atau wirausaha sosial profetik sekilas mengesankan seperti kegiatan bisnis.
Namun, kekuatannya adalah bisnis sosial, tepatnya bisnis filantropi. Bisnis sosial dibangun semata-mata untuk turut mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan harkat, serta martabat kaum dhuafa.
Baca juga: Tingkatkan Keahlian Menjahit Kaum Dhuafa Cirebon, Dompet Dhuafa Gelar Jabar Bagja
Sebab, bisnis sosial lebih mengutamakan benefit atau manfaat dari pada profit dalam bentuk uang.
Untung harus diupayakan, tapi itu harus digulirkan dalam bentuk program-program sosial bagi masyarakat pra sejahtera dengan semangat cinta (welas asih) kepada sesama.
"Itulah filantropreneur sebagai konsep alternatif dalam pemberdayaan kaum dhuafa. Jiwa kewirausahaan ditanamkan kuat dalam bingkai-bingkai sosial dan kemanusiaan,” kata Parni.
Singkat kata, filantroprenenur adalah pengelolaan program filantropi dengan jiwa wirausaha. Sebaliknya dalam satu tarikan nafas, filantroprenenur merupakan kewirausahaan yang dijiwai charity atau welas asih untuk kebaikan sesama.
Baca juga: Berkat Kurban Online, Penghimpunan Dana Kurban Dompet Dhuafa Melonjak 60 Persen
“Semoga ini dapat menjadi solusi bagi percepatan pengentasan kemiskinan," harap Parni.