KOMPAS.com – Setiap hari, anak-anak dan tokoh masyarakat di Desa Ciseureuheun, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, melaksanakan kegiatan belajar mengajar di balik bilik reyot dan berdebu dengan atap yang bocor.
Keadaan tersebut sudah berlangsung sejak 40 tahun yang lalu, yaitu pada 1981.
Kepala Yayasan Sekolah Madrasah Diniyyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Anwarul Hidayah, Eda, merasa prihatin terhadap keadaan tersebut. Apalagi, permukaan tanahnya juga masih bergelombang, belum diratakan.
Kondisi tersebut membuat air hujan kerap masuk ke dalam bilik dan kelas pun menjadi banjir.
“Makanya kadang kalau lagi belajar di sini, ada yang sesak nafas. (Saya) khawatir (anak) bisa terkena Tuberculosis (TBC)," ungkap Eda, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Jumat (30/4/2021).
Baca juga: Dompet Dhuafa Bagikan 2.000 Paket Zakat Fitrah di Pati
Adapun jarak tempuh dari desa untuk keluar ke jalan raya pun cukup jauh. Jarak jalan raya yang paling dekat untuk diakses berada sekitar 3,4 kilometer dari desa.
Jalanan yang rusak dan licin, dengan jalur menurun yang dipenuhi bebatuan besar, sangat menyulitkan kendaraan untuk menuju ke lokasi. Tak hanya mobil, bahkan motor pun kesulitan untuk menuju ke desa.
Melihat kondisi sekolah yang begitu parah, Bapak Barnas sebagai Mitra Pengelola Zakat langsung menghubungi Dompet Dhuafa untuk melakukan asesmen pendidikan pada lokasi tersebut.
Setelah mendapat laporan, Dompet Dhuafa Pusat langsung turun tangan menindaklanjuti sekolah yang terletak di Desa Ciseureuheun itu. Asesmen berhasil dilakukan sejak November 2020 hingga April 2021.
Baca juga: Lewat Grebek Kampung, Dompet Dhuafa Bantu Kampung Halimun Cianjur
Kini, Sekolah MDTA Anwarul Hidayah telah terbangun dengan megah.
"Saya terharu banget, Ya Allah. Masih tidak percaya ini sekolah kami jadi seperti ini. Terima kasih banyak Dompet Dhuafa karena sangat peduli dengan pendidikan di sini," ucap Eda.
Tak hanya kepala yayasan, bahkan siswa bernama Suhanda pun menangis haru saat ditanya oleh perwakilan dari Dompet Dhuafa bagian Digital Fundraiser, Putri tentang bagaimana perasaannya setelah sekolah direnovasi.
"Kamu senang tidak sekolahnya baru?", tanya Putri.
Bocah berusia tujuh tahun itu menjawab sambil menangis haru, “Senang banget.”
Baca juga: DD Tekno Jamin Biaya Kematian dan Pemulasaraan Mitra Dompet Dhuafa
Sebagai informasi, bangunan sekolah yang telah dibangun memiliki luas 8 kali 19 meter persegi dengan luas tanah 9 kali 20 meter persegi.
Usai rampung direnovasi, sekolah itu pun menjadi sorotan warga Desa Ciseureuheun. Warga senang, desa terpencil ini akhirnya memiliki sekolah yang besar dan luas.
Tak hanya meresmikan bangunan sekolah baru, Dompet Dhuafa Pusat melalui Dompet Dhuafa Banten juga menyantuni para yatim dan lansia di desa tersebut.
Sebanyak 11 parsel dibagikan untuk anak yatim. Sementara itu, sebanyak 23 parsel dibagikan kepada para lansia.
Baca juga: K3I Apresiasi Bantuan Ambulans Dompet Dhuafa Bagi Masyarakat
Lebih lanjut, kepada dhuafa lain pun diberikan pula amplop berisi uang tunai sebesar Rp 150.000 yang dibagikan kepada 23 orang.
"Supaya lebih menyesuaikan kebutuhan, jadi kami buat dalam bentuk nominal," ucap Person in Charge Program Sosial Dakwah Dompet Dhuafa Banten Syahrial Iqbal.