KOMPAS.com – Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi mengatakan, pihaknya akan fokus di tiga program kemanusiaan dalam merespons tanggap darurat membantu Palestina.
“Tiga program tersebut adalah penyediaan makanan, perlengkapan medis, dan penyediaan air bersih untuk wilayah Yerusalem dan Gaza," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (20/5/2021).
Tak hanya itu, lanjut dia, Dompet Dhuafa turut menginisiasi event kemanusiaan "Sound of Humanity, Global Voice for Palestine" di channel Youtube DDTV, Rabu (19/5/2021).
Sound of Humanity adalah bentuk suara masyarakat dunia untuk Palestina yang digelar bersama sejumlah tokoh lintas agama dan stakeholder.
Baca juga: Zulkifli Hasan: Bela Palestina Amanat Konstitusi, Tak Terkait Agama
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyuarakan rasa kemanusiaan bagi masyarakat Palestina. Hal ini sekaligus menjadi titik awal ajakan kolaborasi untuk Palestina dari Dompet Dhuafa.
“Dompet Dhuafa mengajak semua lapisan masyarakat membantu saudara sesama di Palestina dari sisi kemanusiaan,” ucap Nasyith.
Ia berharap dengan pernyataan sikap terhadap konflik Israel-Palestina dapat mendorong dan menyuarakan penghentian bentrokan.
Sebab, konflik antarkedua negara tersebut telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari warga sipil di Palestina.
Baca juga: Israel Meninjau apakah Memungkinkan Gencatan Senjata dengan Hamas
“Semua pihak yang bertikai harus segera menghentikan kekerasan dan penyerangan yang dapat menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Utamanya, masyarakat sipil usia anak-anak, kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya,” jelas Nasyith.
Seperti diketahui, ketegangan antara Israel dengan Palestina memanas dan menelan banyak korban jiwa. Terlebih, pascaserangan Israel yang membombardir wilayah Gaza dan Yerusalem.
Akibatnya akhir Ramadhan 1442 Hijriah (H) bukan menjadi hari suka cita akan perayaan Idul Fitri. Sebaliknya, justru kecemasan dan kesedihan menyelimuti masyarakat Palestina.
Serangan udara Israel secara besar-besaran sepekan terakhir telah menewaskan total 212 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak,36 wanita dan 1.400 lainnya terluka.
Baca juga: Menolak Mundur, Hamas Ancam Serangan Balas Dendam ke Israel
Berdasarkan data PBB, Senin (17/5/2021), melaporkan total hampir 40.000 warga Palestina mengungsi dan 2.500 orang kehilangan tempat tinggal. Bahkan, rumah-rumah dan gedung bertingkat telah rata dengan tanah, jalanan pun penuh lubang.
Menanggapi kondisi tersebut, pemerintah Indonesia mendesak Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menghentikan serangan Israel ke Palestina.
Begitu pula dengan Dompet Dhuafa, badan amal ini mengutuk keras tindakan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Pasalnya, tindakan agresi militer Zionis Israel juga menghancurkan berbagai sarana ibadah, sekolah, rumah sakit (rs), dan gedung milik jurnalis di Palestina.
Baca juga: Peran Media Sosial Pengaruhi Konflik Palestina dan Israel
Agresi yang dilakukan Israel pun telah mengakibatkan pembunuhan massal dan pembersihan etnis warga sipil Palestina, baik warga muslim maupun nonmuslim. Korban ini termasuk perempuan dan orang tua.
Konflik yang tiada akhir, hantaman rudal terus berlangsung tanpa istirahat. Bahkan untuk merayakan lebaran di Palestina terasa mencekam.
Lantaran tidak adanya bunker atau tempat bersembunyi, ribuan keluarga Palestina telah berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Gaza Utara guna menghindari tembakan artileri Israel.
Baca juga: Israel Meninjau apakah Memungkinkan Gencatan Senjata dengan Hamas
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi mengatakan, konflik antara Israel-Palestina bukan terkait keagamaan namun merupakan soal kemanusian dan keadilan.
“Ketidak manusiawian ini sudah lama dialami oleh masyarakat Palestina. Oleh karena itu, internasional harus bertanggung jawab atas permasalahan tersebut,” ucapnya.
Terlebih, kata Buya, pada serangan membabi buta Israel harus mendapat perhatian lebih.
Ia menegaskan, dunia internasional harus memberikan sanksi terhadap perkara Israel terhadap Palestina.
Baca juga: Fadli Zon: Persoalan Palestina PR Indonesia yang Belum Selesai Sejak KAA 1955
“Kami akan berupaya memberikan dukungan kepada rakyat Palestina, karena dampak ini sangat luar biasa untuk warga di sana,” imbuh Buya.
Ia mengaku, pihaknya siap untuk terus memberikan dukungan dan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.
Salah satunya, dengan mengajak kepedulian masyarakat Indonesia lintas iman untuk bersama meringankan beban warga sipil yang terdampak.
Senada dengan Buya Mahyeldi, penulis sekaligus pengusaha Ippho Santosa mengatakan, terdapat tiga penyebab dari konflik tersebut, yaitu aspek iman, aspek kesatuan yang lemah dan kekuatan ekonomi.
“Kejadian itu bukan terjadi secara tiba-tiba, Israel sudah sering melakukannya. Saya mencatat 12 tahun terakhir ini, korban yang ditimbulkan oleh agresi mereka jumlahnya sudah ribuan. Hal ini merupakan faktor kemanusian dan unsur keadilan,” imbuhnya.
Baca juga: Baznas Ajak Lembaga Zakat Sedunia Bantu Perjuangan Rakyat Palestina
Menurut Ippho, serangan Israel terhadap Palestina bukan pertikaian, namun pembantaian dan dibiarkan dunia internasional.
“Insyaa Allah kami juga akan memberikan ambulance untuk rakyat Palestina. Tinggal menunggu kesanggupan dan kesiapan dari Dompet Dhuafa untuk mengirimnya,” jelasnya.