KOMPAS.com – Beauty and Fashion Influencer Nina Septina mengaku bahwa dirinya sangat terbantu dengan manfaat program “Tebar Hewan Kurban” dari Dompet Dhuafa.
Menurut dia, program tersebut sangat memudahkannya untuk berkurban. Prosesnya pun dikawal dengan baik dari awal sampai akhir.
“Berkurban di Dompet Dhuafa sangat mudah, apalagi bekerja sama dengan berbagai e-commerce. Setelah berkurban, kita juga akan dikirimkan laporan secara detail mengenai lokasi kurbannya. Tidak menyangka kurban saya bisa sampai ke pelosok negeri,” katanya dalam keterangan pers resmi yang diterima Kompas.com, Jumat (25/6/2021).
Sebagai informasi, untuk program Tebar Hewan Kurban, Dompet Dhuafa menggandeng berbagai stakeholder yang ada di Indonesia, salah satunya e-commerce. Hal ini dijelaskan oleh Community Development Lead Bukalapak Joy Salahuddin Akbar.
Baca juga: Akses ke Faskes Sulit, Dompet Dhuafa Sumbangkan Ambulans untuk Warga Desa Tanjung Raya
“Dengan fitur 'Buka Kurban', masyarakat bisa berkurban dengan mudah di aplikasi Bukalapak. Kurban itu tidak harus keluar, cukup dengan gawai, masyarakat bisa berkurban,” kata dia.
General Manager Pemberdayaan dan Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa Sugeng Sri Widodo mengatakan, pihaknya optimistis bisa memenuhi target lebih dari 52.000 hewan kurban untuk tahun ini.
“Dalam rangka pengadaan stok kurban dari target penjualan yang tercatat melalui pola kemitraan dari Aceh, Riau, Lampung, Pulau Jawa, Sulawesi, hingga Papua, kami optimistis bisa mencapai target,” katanya.
Adapun Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa Bambang Suherman menerangkan, keadaan pandemi Covid-19 seharusnya membuat distribusi hewan kurban menjadi lebih banyak secara volume dan tingkat persebaran.
Baca juga: Lewat “Qurban 2021”, Dompet Dhuafa Berkomitmen Salurkan Hewan Kurban ke Pelosok Negeri
Untuk itu, kata dia, target distribusi lebih dari 52.000 ekor Dompet Dhuafa dipastikan bisa berjalan dengan antusiasme dari para pemberi kurban.
“Sekaligus mengajak pihak yang berkurban dalam pendistribusian hewan kurban. Kolaborasi kecil ini diharapkan bisa membantu masyarakat yang jatuh karena pandemi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, Dompet Dhuafa selalu mengusung nilai-nilai kemanusiaan, tanpa ada sekat-sekat demografi maupun geografi. Ini berlaku juga untuk bantuan kurban bagi warga di luar negeri.
“Keterlibatan Dompet Dhuafa dalam pengelolaan distribusi kurban memiliki proporsi yang sangat kecil, karena kemampuan kelembagaan dan ruang partisipasi simbolik substansial, kita harus membantu meringankan beban saudara-saudara kita di luar negeri,” jelas Bambang.
Baca juga: Lewat DD Farm, Dompet Dhuafa Berdayakan Masyarakat Korban PHK
Dikatakan demikian, sebut Bambang, karena warga di dalam negeri harus bisa menyuplai saudara-saudara di luar negeri. Tujuannya agar mereka mendapatkan bantuan, meski tidak terlalu lama.
Selain itu, Dompet Dhuafa juga memastikan kurban dilakukan melalui penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
“Baik dari pekerja kurban hingga pihak distributor, kami akan pastikan hewan kurban terjaga secara aman dan sehat,” kata Bambang memastikan.
Pandemi Covid-19 yang terjadi hingga sekarang turut mempengaruhi ekonomi. Berbagai perusahaan mengalami penurunan omset dan tidak sedikit pula yang terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja.
Baca juga: Bantu Tingkatkan Akses Layanan Persalinan, Dompet Dhuafa Gelar Program “Bidan untuk Negeri”
Kehadiran program sentra ternak DD Farm dari Dompet Dhuafa yang menjadi bagian dari Aksi Peduli Dampak Corona (APDC) menjadi salah satu solusi di tengah krisis ekonomi yang terjadi.
Program yang bergulir di sejumlah daerah itu bahkan mulai menyerap pendamping program dari masyarakat setempat yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi Covid-19.
Ekonom senior Hendri Saparini PhD menjelaskan, jika menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan tumbuh lebih dari dua persen selama pandemi Covid-19.
Dari data itu, sebut dia, dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian dan peternakan dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
Baca juga: Lewat Dompet Dhuafa, British Propolis Donasikan Ambulans untuk Palestina
“Kalau begitu kelompok menengah ke atas jumlahnya lebih banyak dan saya yakin 40 juta keluarga dapat berbelanja kurban,” ujarnya.
Maka dari itu, ia sangat mendukung program-program yang diluncurkan Dompet Dhuafa. Menurutnya, hal ini bisa membantu menggerakan perekonomian rakyat.
“Sebagian rakyat Indonesia itu berkurban dengan kambing. Hewan ini diternak di domestik dan bukan impor. Ini tentunya akan berdampak besar terhadap ekonomi peternak kecil. Kalau ada 29 juta orang bekerja di sektor pertanian dan peternakan, kemudian belanja, maka ada optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita tidak berhenti,” paparnya.
Ia juga tidak lupa mengajak seluruh masyarakat untuk berbelanja kurban. Sebab, langkah ini akan sangat berdampak bagi jutaan peternak dalam negeri.
Baca juga: Himpun Donasi Rp 2,3 Miliar untuk Palestina, Atta Halilintar Diapresiasi Dompet Dhuafa
“Ini bukan waktu yang tepat untuk menahan berkurban. Perlu diingat langkah kecil ini bisa membawa harapan baru untuk ekonomi Indonesia agar segera pulih,” jelas Hendri dalam acara konferensi pers Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa yang berlangsung secara daring, Rabu (23/6/2021).
Optimisme laju ekonomi di tengah pandemi Covid-19 rupanya tidak terlepas dari pemerataan daging kurban. Hal ini dijelaskan perwakilan periset dari IDEAS Ahsin Aligori.
Dari hasil penelitian IDEAS tahun 2020, disebutkan bahwa Jabodetabek merupakan pasar utama kurban terbesar se-Indonesia.
“Secara pendistribusian mengalami surplus sampai 24.000 ton daging kurban yang berputar di Jabodetabek. Sementara itu, daerah lain mengalami defisit daging kurban,” terangnya juga dalam agenda yang sama.
Baca juga: Entaskan Kemiskinan Melalui Pertanian Sayur, Dompet Dhuafa Kenalkan Desa Tani
Dengan adanya program Dompet Dhuafa, Ahsin berharap kurban bisa menjadi momentum pemerataan daging ke pelosok negeri secara adil.
“Sehingga masyarakat pedesaan bisa memenuhi kebutuhan protein hewani yang hingga sekarang masih mengalami ketimpangan antara kota dengan desa,” ujarnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Dr Aviliani mengatakan, pandemi Covid-19 yang terjadi tentunya menambah kemiskinan masyarakat Indonesia.
Bantuan Langsung Tunai (BLT) dinilainya tidak serta-merta mencukupi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Untuk itu, bantuan kurban ini sangat diperlukan dalam memaksimalkan kebutuhan gizi dan mengurangi beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Bantu Warga Palestina, Dompet Dhuafa Distribusikan 500 Paket Food Bank
“Tidak hanya sekadar kebutuhan konsumsi saja, tetapi juga kebutuhan vitamin. Sebab mayoritas yang berkurban adalah orang kaya raya di Jabodetabek dan pendistribusian kurban masih di area yang sama,” jelasnya.
Ia melanjutkan, melalui Dompet Dhuafa, penyaluran kurban yang sebelumnya hanya berpusat di area Jabodetabek, sekarang bisa disebar sampai ke luar Pulau Jawa.
“Berkurban di Dompet Dhuafa tidak hanya membeli, tetapi juga membina peternak kecil. Kita bisa menebarkan kebaikan bukan hanya di daerah sendiri, tetapi juga wilayah lain yang jarang berkurban. Semoga dengan adanya kurban, akan lebih banyak lagi masyarakat yang bisa menikmati daging kurban,” harapnya.
Baca juga: Lewat Dompet Dhuafa, Anak SDIF Al Fikri Depok Donasikan Uang Celengan Hiasnya untuk Palestina