KOMPAS.com – Orangtua menjadi tumpuan hidup bagi anak-anak dari sejak lahir hingga memasuki usia dewasa. Lantas, bagaimana jika orangtua telah tiada?
Kisah sedih ini dialami oleh kakak-beradik penerima manfaat donasi kemanusiaan "Muliakan Anak Yatim" Dompet Dhuafa di Pademangan, Jakarta Utara (Jakut), yaitu Putra Tiyar Ramadhan (8) dan Cahaya Tiyar Maulidi (6).
Adapun bantuan tersebut diberikan tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa berupa paket sembako untuk anak-anak yatim piatu, Jumat (6/8/2021).
Dalam kesempatan itu, LPM Dompet Dhuafa mengunjungi kediaman dua anak yatim piatu, Putra dan Cahaya yang tinggal bersama sang bibi, Eni Sumarni (48) beserta suaminya.
Baca juga: Bersama KitaBisa dan Rachel Vennya, Dompet Dhuafa Borong Dagangan Dua Ibu di Bekasi
Eni Sumarni merupakan kakak dan keluarga satu-satunya yang paling dekat dengan ibu kandung Putra dan Cahaya di Jakarta.
Sebelum meninggal karena sakit, ia menceritakan, adik perempuannya telah menitipkan pesan agar Eni bersedia merawat dua keponakannya layaknya ibu kandung.
Kini, ia mempunyai tanggung jawab merawat dua keponakannya lantaran sang adik telah meninggal akibat sakit pada awal 2020 lalu.
Meski saat itu kondisi ekonominya juga terbatas, namun Eni dengan senang hati menggantikan adik perempuannya sebagai seorang ibu.
Baca juga: Begini Kondisi Ekonomi Indonesia Jika PPKM Darurat Diperpanjang
Selain karena keponakannya sendiri, menurutnya, merawat anak yatim piatu adalah perbuatan yang sangat dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala dan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
“Mungkin saya belum juga dikasih anak oleh Allah Subhanahu wata'ala karena ini alasannya. Ini merupakan amanah yang diberikan Allah Subhanahu wata'ala. Saya menganggap Putra dan Cahaya sebagai anak kandung saya sendiri,” ujar Eni, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (14/9/2021).
Ia mengaku, sebelumnya sempat meragukan kondisi ekonomi keluarganya dalam mengasuh dua keponakan sekaligus.
Akan tetapi, Eni dan suami meyakini bahwa Allah Subhanahu wata'ala pasti akan memberi rezeki untuk keluarga dan dua keponakannya.
Baca juga: “Yang Penting Telaten dan Tetap Sabar karena Rezeki Ada yang Ngatur”
“Alhamdulillah sampai saat ini berjalan dengan baik-baik saja. Putra dan Cahaya juga sekolahnya lancar. Memang benar janji Allah, mengasihi dan mengasuh anak yatim piatu itu tidak akan mengurangi rezeki yang kami punya,” tutur dia.
Sebelum tinggal di rumahnya, Eni menceritakan, Putra dan Cahaya lebih dulu ikut suami adiknya sekaligus ayah kandung mereka.
Namun, takdir sepertinya berkata lain. Selang dua minggu kepergian ibu Putra dan Cahaya, ayah mereka juga meninggal lantaran sakit.
Lebih lanjut Eni menjelaskan, bahwa hubungan antara kedua orangtua Putra dan Cahaya tidak begitu baik.
Baca juga: Sembari Terisak, Risma Minta Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 Kuat Menjalani Kehidupan
Terlebih sang ayah kurang berlaku baik terhadap istri dan juga kedua anak mereka semasa hidup.
Sampai suatu ketika, ayah Putra dan Cahaya memilih untuk meninggalkan keluarganya. Sejak itu, dua anak ini hanya dirawat oleh sang ibu.
Mengasuh dua anak sebagai ibu tunggal juga tidaklah mudah, apalagi ibu Putra dan Cahaya saat itu sering sakit-sakitan hingga ajal pun menjemputnya.
Meski ditinggal kedua orangtuanya, Putra dan Cahaya tidak putus semangat untuk terus belajar dan berbuat baik.
Baca juga: Ada 33 Anak Yatim Piatu akibat Covid-19 di Kecamatan Grogol Petamburan
Begitu pula sang bibi juga selalu menanamkan kepada mereka untuk terus berbuat baik dan tidak bosan belajar.
Hal tersebut dibuktikan Putra dan Cahaya yang selalu aktif mengikuti semua pembelajaran di sekolahnya, baik secara daring maupun luring.
Tak hanya itu, tugas-tugas sekolah pun selalu diselesaikan Putra dan Cahaya dengan baik.
Melihat dua keponakannya tumbuh baik, Eni berharap dapat terus mendidik Putra dan Cahaya lebih baik lagi hingga mereka dewasa tanpa merugikan orang lain.
Baca juga: Bantuan Biaya Pendidikan hingga Renovasi Rumah Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 di Bogor
“Paling penting Putra dan Cahaya selalu mengerti mana yang baik dan tidak. Semoga mereka terus semangat belajar supaya kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak,” imbuh Eni.