KOMPAS.com – Dompet Dhuafa menghadiri Tuberkulosis (TB) Summit 2021. Kehadiran organisasi filantropi ini di acara yang berlangsung di Bali pada Rabu (20/10/2021) hingga Sabtu (23/10/2021) tersebut merupakan bentuk dukungan terhadap target pemerintah mengeliminasi tuberkolosis (TBC) pada 2030.
General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa dr Yeni Purnamasari MKM mengatakan, pihaknya telah menaruh perhatian pada kasus TBC di Indonesia. Berbagai upaya percepatan dan pengendalian penyakit tersebut pun dilakukan.
Sejak 2004, Dompet Dhuafa berperan aktif mendukung kesembuhan pasien TBC. Mulai dari tahun tersebut hingga 2012, organisasi ini bekerja sama dengan Principal Recipient (PR) Sub Direktorat Umum Tuberkulosis Kementerian Kesehatan (Subdit TB Kemenkes) dalam menyediakan dukungan medis serta nonmedis yang dibutuhkan pasien di wilayah Jakarta dan Tangerang.
“Tahun ini, Dompet Dhuafa mengadakan program Kawasan Sehat dengan Indikator Pengelolaan Pasien TBC di wilayah Banten, Jakarta, Jawa Barat (Jabar), Jawa Tengah (Jateng), Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan (Sulsel),” terang dr Yeni dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (24/10/2021).
Baca juga: Menko PMK: Pemerintah Cari Cara Tepat Selesaikan Penyakit TBC
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksano Harbuwono mengatakan, TBC menjadi permasalahan kesehatan sejak abad ke-8. Berdasarkan Global TB Report WHO 2021, Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC tertinggi ketiga di dunia. Jumlahnya mencapai 824.000 kasus.
Guna memutus mata rantai penularan penyakit tersebut, pemerintah mencanangkan program upaya eliminasi TBC pada 2030.
Ia menerangkan, sinergi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Kemenkes, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), pemerintah daerah (pemda), hingga kader desa diperlukan untuk membuat langkah inovatif dalam penanganan kasus TBC di Indonesia. Dengan begitu, upaya eliminasi TBC pada 2030 pun bisa terwujud.
Menurut Dante, penanganan kasus TBC di Indonesia bisa meniru praktik tracing yang digencarkan selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Menko PMK Sebut RI Penyumbang Kasus TBC Terbesar Kedua di Dunia
“Dengan begitu, upaya pengentasan kasus TBC dapat dilaksanakan secara maksimal. Selain itu, tracing kontak erat juga diperlukan sebagai upaya pelacakan kasus baru TBC yang belum terdeteksi,” ujarnya.
Adapun tujuan TB Summit 2021 adalah memperkuat komitmen berbagai pihak, mulai dari elemen pemerintah hingga masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya program pencegahan dan pengendalian TBC di Indonesia.
Pada forum yang diinisiasi Kemenkes itu, rencana target dan tujuan Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TBC) di 34 provinsi juga dibahas.