KOMPAS.com - Dompet Dhuafa menghadirkan sosok aktivis kemanusiaan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Titi Moektijasih dalam perhelatan Youth for Peace Camp 2022, Selasa (18/1/2022).
Adapun forum tersebut berlangsung selama lima hari pada Senin (17/1/2022) hingga Jumat (21/1/2022) di Ruang Bamboo, Green Bamboo Residence Jalan Anggrek 4 Nomor 47, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel).
Pada kesempatan itu, Titi memberikan wawasan tentang dinamika bencana global saat ini serta aksi kemanusiaan dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini sebagai upaya untuk mendorong perdamaian dunia, terutama melalui aksi para pemuda.
Menurutnya, perubahan iklim adalah salah satu hal yang sangat berdampak tinggi terhadap kehidupan manusia, begitu juga kemanusiaan.
Baca juga: Penurunan Jumlah Hewan Bikin Tanaman Sulit Beradaptasi dengan Perubahan Iklim
“Maka pemberdayaan manusia secara berkelanjutan sejatinya dapat mendorong perdamaian di dunia. Sementara itu, aksi kemanusiaan untuk pembangunan berkelanjutan tersebut sangat besar pengaruhnya apabila yang bergerak adalah para pemuda,” imbuh Titi seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (21/1/2022).
Ia menilai, banyak hal yang bisa dilakukan oleh pemuda untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia.
Salah satunya semangat welas asih pemuda. Jika semangat ini bisa terakomodir dengan baik, maka akan dapat memunculkan proyek-proyek sosial dengan kreativitas, teknologi, serta penguatan kolaborasi.
"Proyek sosial untuk kemanusiaan yang akan berdampak kepada perdamaian dunia dapat terwujud dengan kreativitas tinggi, teknologi, dan penguatan kolaborasi. Hal tersebut jika dilakukan dengan baik oleh para pemuda, maka akan dapat menghasilkan solusi-solusi bagi isu kemanusiaan yang ada," jelas Titi.
Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Bergerak pada Isu Kemanusiaan
Lebih lanjut, ia meminta para pemuda perdamaian agar tidak takut membahas dan menciptakan hal-hal kecil maupun besar.
Untuk itu, imbuh Titi, yang paling penting adalah melakukan kerja sama dan kolaborasi, baik antar-individu, antar-kelompok, maupun antar-aliansi. Menurutnya, hal besar adalah hal kecil yang dilakukan secara konsisten dan bersama.
"Jika ada ide yang mustahil untuk dicapai mungkin benar hal tersebut tidak mampu untuk dicapai. Namun yang kami lakukan adalah dengan membangun jaringan. Maka kami akan menjadi panjang dan tinggi untuk mencapai hal itu,” ujarnya.
Sebenarnya, lanjut dia, hal besar itu mulanya adalah dari hal kecil yang membesar. Maka dari itu, jangan khawatir untuk melakukan hal kecil. Sebab, jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang dan terus-menerus, maka akan menjadi besar.