KOMPAS.com – Dompet Dhuafa (DD) Farm menggelar Kick Off Sentra Padi Subang di Desa Jabong, Kecamatan Pagaden, Subang, Jawa Barat (Jabar), Rabu (26/1/2022).
Berlokasi persis di sisi area Jalan Tol Cipali Kilometer (KM) 107, program DD Farm tersebut mengelola seluas 60 hektar (ha) lahan pertanian dari total 150 ha, dengan penerima manfaat sejumlah 400 jiwa dan 80 Kepala Keluarga (KK).
Hadirnya Sentra Padi Subang bertujuan sebagai penguatan program “Ketahanan Pangan 1.000 Hektare Lahan Pertanian”. Hal ini digencarkan setelah munculnya pandemi Covid-19 pada hampir tahun ketiga yang melanda Indonesia.
Tak hanya penguatan program, Sentra Padi Subang juga merupakan ikhtiar pemberdayaan dan pengembangan ekonomi dari pengelolaan dana zakat produktif.
Baca juga: Fatwa MUI: Dana Zakat Boleh Dioptimalkan untuk Penanganan Covid-19
Untuk diketahui, selain Sentra Padi, DD Farm juga menggulirkan bantuan dan pendampingan untuk petani budi daya ikan mas dan bebek di Desa Jabong.
Sekretaris Yayasan Dompet Dhuafa Yayat Supriyatna mengatakan, pihaknya berupaya terjun bersama masyarakat untuk memecahkan persoalan masyarakat yang terdampak pandemi.
Upaya tersebut, kata dia, salah satunya diwujudkan dalam program ketahanan pangan. Hal ini merupakan langkah-langkah yang diambil Dompet Dhuafa untuk bisa membantu masyarakat dalam bertahan atau keluar dari krisis pandemi.
“Kami mencanangkan program 1.000 hektar lahan padi di seluruh Indonesia sejak 2021. Alhamdulillah, pada 2022 ini, kami awali di Desa Jabong,” ucap Yayat seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: Gandeng Dompet Dhuafa, Sunpride Salurkan 200 Kotak Buah untuk Korban Banjir di Tegal Alur
Terkait bergulirnya program 1.000 hektar lahan padi, ia mengatakan, bukan tidak mungkin lokasi pemberdayaan Dompet Dhuafa bisa digali potensinya. Hal ini supaya program yang dibuat Dompet Dhuafa di daerah tersebut bisa lebih komprehensif.
Lebih lanjut, Yayat menjelaskan, Jika sekarang masyarakat menerima bantuan dari dana zakat produktif karena termasuk kategori mustahik atau penerima zakat, maka targetnya nanti mereka bisa menjadi muzakki atau orang yang wajib berzakat.
“Patut kami syukuri bersama, sebab tidak ada yang tahu takdir ini. Saya kira ini merupakan bimbingan dari Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) untuk Dompet Dhuafa bisa hadir di Desa Jabong dengan program tersebut. Bukan tidak mungkin kami bisa mengembangkan potensi-potensi lain disini,” imbuhnya.
Baca juga: Gandeng Dompet Dhuafa, Jenius Salurkan Bantuan untuk Anak Penderita Kanker
Pada kesempatan yang sama, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mukti Desa Jabong, Dedi Kirman berharap, bantuan dari Dompet Dhuafa dapat menjadi awal yang baik untuk kesejahteraan para petani dan membuka segala potensi di Desa Jabong.
“Jika melihat dari potensi yang ada, ke depannya kami juga berharap program ini akan berkembang bukan hanya dari sektor pertanian, tetapi bisa meluas ke peternakan, perikanan, dan perkebunan,” ujarnya.
Dedi menjelaskan, saat ini pertanian di Desa Jabong dikelola oleh Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Tani Mukti yang terdiri dari tiga poktan, yaitu Rawa Buah, Tegal Tengah, dan Tani Subur II.
Adapun Dompet Dhuafa targetnya memberikan bantuan dan pendampingan untuk para petani yang menggarap lahan sawah seluas 150 ha di wilayah tersebut.
Baca juga: Pemerintah Tetapkan Peta Lahan Sawah Dilindungi di 8 Provinsi
“Lahan sawah di Desa Jabong, sekali panen bisa menghasilkan 5 hingga 6 ton gabah per ha lahan sawah. Dalam setahun bisa dua kali panen," jelas Dedi.
Sementara itu, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Jabong Rasman mengaku, kehadiran DD Farm di Desa Jabong turut membuka kaca mata pihaknya, para petani, masyarakat, maupun pemerintah setempat, bahwa potensi di daerahnya sangatlah luas dan bisa dikembangkan.
Adapun Pendamping dan Koordinator Penyuluh Kecamatan Pagaden, Dwi Rosmarini berharap, Desa Jabong bisa melaksanakan indeks pertanaman (IP) 300 atau IP 400 untuk mendorong swasembada nasional.
Untuk itu, sesuai dengan anjuran Kementerian Pertanian (Kementan), pihaknya ikut mendorong agar bisa meningkatkan mutu dan jumlah produksi tanaman pangan, serta menghindari dampak perubahan iklim.
“Peningkatan itu bisa dikategorikan dengan percepatan tanam, mutu produksi, dan penguatan kelembagaan tani. Dengan target 6 ton per ha, Desa Jabong sudah bagus meski terdapat beberapa kendala seperti kurangnya air dan alat mesin pertanian (alsintan),” ujar Dwi.
Dengan adanya program DD Farm, ia merasa bersyukur, puluhan petani mendapat bantuan untuk mengolah sawah dari mulai penanaman hingga setelah panen, terutama di lokasi yang menjadi sentra pertanian.
Baca juga: Tingkatkan Ekonomi Peternak Lokal dengan Berkurban di DD Farm
Tak hanya bantuan, kata dia, para petani juga mendapatkan pendampingan agar hasil panennya lebih maksimal. Hal ini dilakukan sampai petani benar-benar bisa berdaya dan mandiri.