KOMPAS.com – Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa mengerahkan tim kemanusiaan untuk melayani kebutuhan gizi dan kesehatan warga terdampak konflik di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah (Jateng).
Tim kemanusiaan yang terdiri dari tim respons bencana dan tim Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) sudah terjun ke Desa Wadas sejak Jumat (11/2/2022).
Chief Executive DMC Dompet Dhuafa Haryo Mojopahit menyampaikan, pihaknya turut berduka atas apa yang terjadi di Desa Wadas.
“Dengan memegang teguh prinsip netralitas dalam operasi kemanusian, layanan bantuan kemanusiaan DMC Dompet Dhuafa menjangkau warga Desa Wadas tanpa memandang polarisasi yang terjadi di sana. Semoga ini membantu warga di sana,” ujarnya, Selasa (15/2/2022).
Baca juga: Konflik di Desa Wadas, Ini Tanggapan Pakar UGM
Dalam aksi kemanusiaan di Desa Wadas, DMC Dompet Dhuafa mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga Desa Wadas.
Tercatat, terdapat sebanyak 300 orang warga yang menerima manfaat dapur umum tersebut.
Selain dapur umum, DMC Dompet Dhuafa juga membuka layanan pos hangat yang memberikan manfaat bagi 200 orang warga setiap harinya.
Adapun dalam bidang kesehatan, LKC Dompet Dhuafa Jateng memberikan layanan konsultasi dan obat-obatan bagi sejumlah 70 orang warga Desa Wadas.
Selama memberikan layanan kesehatan bagi warga Desa Wadas, tim LKC Dompet Dhuafa Jateng mendapati gejala post trauma stress disorder (PTSD) pada beberapa balita, anak-anak dan perempuan dewasa.
Tak hanya itu, terdapat pula indikasi hipertensi pada sejumlah warga desa Wadas.
Baca juga: Kunjungi Desa Wadas, Ganjar Minta Maaf dan Dengarkan Keluhan Warga Soal Izin lokasi Tambang
Tim LKC Dompet Dhuafa Jateng berharap, penanganan kesehatan yang diberikan di tengah konflik yang terjadi di Desa Wadas mampu mencegah terjadinya kasus gangguan kesehatan yang lebih parah.
Atas bantuan dari tim LKC Dompet Dhuafa, seorang pasien mengucapkan terima kasih di sela-sela konsultasi kesehatan.
“Terima kasih atas kunjungannya ya, dokter. Akhirnya ada yang memperhatikan kesehatan saya,” ucapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (17/2/2022).
Sebagai informasi, mengutip Kompas.com, Rabu (9/2/2022), terjadi bentrok di Desa Wadas yang melibatkan warga dan aparat gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) pada Selasa (8/2/2022).
Baca juga: Duduk Perkara Konflik di Desa Wadas yang Sebabkan Warga Dikepung dan Ditangkap Aparat
Kuasa hukum warga Desa Wadas Julian Dwi Prasetya menjelaskan, sebanyak 64 orang warga ditangkap aparat dalam peristiwa tersebut.
Julian mengatakan, ada warga yang diperlakukan tidak manusiawi saat penangkapan.
Adapun Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) M Iqbal Alqudusy mengatakan, di Desa Wadas terjadi ketegangan dan adu mulut antara warga yang pro dan kontra terhadap proyek penambangan batuan oleh pemerintah.
Iqbal mengatakan, aparat mengamankan warga yang membawa senjata tajam dan parang ke Kepolisian Sektor (Polsek) Bener.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Maybank Syariah Bantu Sediakan Air Bersih di Pelosok Gunung Kidul
Untuk diketahui, proyek penambangan batuan yang hendak dilaksanakan pemerintah di Desa Wadas adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk memasok kebutuhan air ke Bandar Udara (Bandara) Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Proyek tersebut membutuhkan pasokan batuan andesit sebagai material pembangunan. Dalam hal ini, pemerintah berencana mengambil batuan andesit di Desa Wadas.