KOMPAS.com - Dompet Dhuafa cabang Jawa Tengah (Jateng) bekerja sama dengan Perkumpulan Kesenian Sobokartti meluncurkan program Serambi Budaya di Kota Semarang, Sabtu (29/10/2022).
Program Serambi Budaya adalah salah satu program Dompet Dhuafa yang berfokus pada upaya pelestarian budaya dan tradisi Indonesia.
Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Jateng Sadam Bustomi mengatakan bahwa kerja sama pihaknya dan Perkumpulan Kesenian Sobokartti bertujuan untuk melestarikan dan merawat seni budaya jawa, khususnya di Kota Semarang agar terus berkembang,
"Selain itu, kami ingin memacu generasi muda untuk menyukai dan terlibat didalamnya agar regenerasi terus berlanjut,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (31/10/2022).
Ia berharap, Sobokartti sebagai sanggar seni tertua di Kota Semarang dapat menjadi role model bagi yang lain dalam mengembangkan seni budaya.
Baca juga: Anies: Pemprov DKI Berkomitmen Biayai Aktivitas Seni Budaya di TIM
Melalui kerja sama tersebut, Sadam juga berharap pihaknya dapat menyebarkan nilai-nilai kebaikan melalui seni budaya.
Untuk diketahui, Perkumpulan Kesenian Sobokartti merupakan komunitas yang bergerak di bidang seni pertunjukan, seperti tari tradisional, pewayangan, dan karawitan yang berdiri sejak 5 Maret 1920.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Arief Tri Laksono memberikan apresiasi terhadap kerja sama antara Dompet Dhuafa dan Sobokartti.
Menurutnya, menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak merupakan salah satu hal terpenting.
“Oleh karenanya, kami akan terus mendukung kegiatan dan upaya pelestarian seni dalam koridor undang-undang (UU) dan peraturan yang berlaku,” ujar Arief.
Pada acara tersebut juga dilaksanakan seminar budaya dengan tema “Peran Swasta dalam Perkembangan dan Revitalisasi Budaya”.
Baca juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN di Bidang Pendidikan dan Budaya
Dalam acara seminar itu menghadirkan tiga narasumber seminar, yaitu Dosen Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Y Tyas Catur Pramudi, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Arief Tri Laksono, dan General Manager Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa Herman Budianto.
Dosen Udinus Y Tyas Catur Pramudi selaku pembang aplikasi E-Gamelan mengatakan bahwa inovasi berperan penting dalam upaya pengembangan budaya.
E-Gamelan adalah aplikasi yang digunakan untuk belajar gamelan. E-Gamelan sendiri pernah "pentas" di Perancis atas undangan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
“Produk-produk budaya seperti gamelan, tari adalah produk-produk inovasi, seperti juga pengembangan aplikasi E-Gamelan yang beliau kembangkan,” ujar Tyas.
Menurutnya, budaya harus dianggap sebagai aset pengetahuan bangsa yang wajib dijaga.
Pasalnya, banyak produk budaya yang akhirnya punah, karena kekurangan penerus dan ketidakmampuan bertahan menghadapi zaman.
Baca juga: Warga Curigai Keputusan Pemerintah yang Tolak Makam Syekh Buyut Jenggot Jadi Cagar Budaya
“Salah satu upaya pelestarian budaya bisa menggunakan pendekatan SECI, yaitu socialization, externalization, combination, dan internalization,” imbuh Tyas.
Selain itu, lanjut dia, inovasi dan pengembangan budaya harus memberi nilai ekonomi agar mampu bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif.
Sementara itu, General Manager (GM) Budaya dan Pendidikan Dompet Dhuafa Herman mengatakan bahwa akses informasi penting digunakan sebagai media agar Sobokartti semakin dikenal masyarakat secara luas.
"Sobokartti harus mampu menjadi simbol pengembangan budaya Jawa di Jawa Tengah (Jateng),” ujarnya.
Sebagai informasi, kegiatan launching program Serambi Budaya dan Seminar Budaya dihadiri kurang lebih 50 orang peserta. Para peserta ini, terdiri dari wali murid, mahasiswa, pengurus Perkumpulan Kesenian Sobokartti, dan masyarakat umum.
Baca juga: 3 Fungsi Seni Tari
Pada sela-sela acara, Sobokartti mempersembahkan seni tari yang dibawakan oleh murid-murid Sobokartti.
Tari pembuka adalah tari Semarang hebat, dibawakan empat penari perempuan sebagai sambutan kepada para hadirin acara.
Kemudian, di penghujung acara juga ditampilkan tari Bambangan Cakil, yang menceritakan perang antara kesatria dan raksasa. Kedua tari yang disajikan sangat menghibur narasumber dan peserta seminar.
Pada akhir acara, Dompet Dhuafa Jateng dan Sobokartti melakukan penandatanganan kerja sama (PKS). Dalam hal ini, Dompet Dhuafa akan berkontribusi membantu operasional kegiatan Sobokartti.
Secara simbolis kerja sama dibuka dengan pemukulan gong oleh Sutrisno selaku Ketua Perkumpulan Kesenian Sobokartti Sutrisno dan perwakilan Dompet Dhuafa Herman.