KOMPAS.com – Dompet Dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) berupaya memberikan edukasi kepada anak-anak muda untuk memahami situs sejarah serta merawatnya.
Paling baru, LPM Dompet Dhuafa menggelar Aksi Milenial Peduli Sejarah di Monumen Palagan Lengkong, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Sabtu (5/11/2022).
Aksi tersebut digelar untuk memeringati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober dan menjelang Hari Pahlawan yang ditetapkan setiap 10 November.
Pada suasana semangat pahlawan dan sumpah pemuda tersebut, Dompet Dhuafa berupaya menumbuhkan nilai-nilai juang para pahlawan bagi generasi muda Indonesia.
Kepala LPM Dompet Dhuafa M Noor Awaluddin Asjhar mengatakan, pihaknya ingin mengajak anak-anak muda Indonesia lebih peduli dengan sejarah kepahlawanan Indonesia dan situs-situsnya.
Dalam hal ini, Monumen Palagan Lengkong adalah salah satu situs sejarah perjuangan Indonesia. Di tempat ini, terjadi peristiwa berdarah yang dikenal dengan Peristiwa Lengkong.
Mayor Daan Mogot yang memimpin puluhan taruna beserta perwira lainnya tewas pada 1946 saat berusaha melucuti senjata serdadu-serdadu Jepang.
“Menjelang Hari Pahlawan ini, Dompet Dhuafa mengajak para pemuda Indonesia untuk ikut serta dalam memelihara situs sejarah para pahlawan Indonesia dan merawat nilai-nilai perjuangannya,” katanya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.
Awaluddin berharap, dengan mengetahui jejak sejarah para pahlawan, anak-anak muda dapat menumbuhkan kecintaannya terhadap sejarah kemerdekaan Indonesia.
Adapun kegiatan tersebut melibatkan siswa-siswa tingkat sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), serta aktivis kepemudaan masyarakat.
Peserta berjumlah 60 siswa atau pemuda dari SMK 1 Tangerang Selatan, SMK Al Fajar Tangerang Selatan, SMP An Nur Tangerang Selatan, SMP Yaspita Serpong, SMK Falatehan, MTs Nurul Falah Cihuni, Ponpes Nurul Falah Haromain, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Tangsel, dan karang taruna setempat.
Acara dibuka dengan apel pengibaran bendera Merah Putih oleh seluruh peserta dan panitia. Kemudian, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dan beberapa rangkaian acara lainnya.
Baca juga: Gelar Aksi #Faiths4ClimateJustice, Dompet Dhuafa Dukung Transformasi Energi yang Adil
Ada tiga rangkaian kegiatan yang berlangsung, yakni aksi bersih-bersih situs sejarah Palagan Lengkong, lomba melukis Mayor Daan Mogot, dan pemaparan napak tilas sejarah perjuangan Mayor Daan Mogot.
Layaknya peringatan kemerdekaan Indonesia, para peserta mengenakan kostum-kostum kepahlawanan, mulai dari kostum proklamator, pakaian adat daerah, hingga kostum rakyat-rakyat sipil yang berjuang di lini bawah.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI Kota Tangsel Syaefudin menyambut baik kegiatan tersebut. Ia mengapresiasi kegiatan kepemudaan yang diadakan Dompet Dhuafa ini.
Menurutnya, kegiatan semacam itu merupakan upaya bersama untuk terus menjaga warisan budaya. Monumen Lengkong ini juga merupakan situs budaya.
Maka dari itu, kata Syaefudin, sudah menjadi tugas semua orang untuk menjaga, melestarikan, dan tidak sekali-kali melupakan sejarah yang terdapat di Monumen Lengkong.
Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan dan Semangat Bung Tomo yang Berkobar
“Kita semua bisa menjadi pahlawan masa kini. Caranya adalah dengan terus menjunjung nilai-nilai kepahlawanan, kesatuan, gotong royong, saling tolong-menolong, dan terus mengingat sejarah,” jelasnya.
Senada dengan itu, Bintara Pembina Desa (Babinsa) Lengkong Wetan Sertu Suardin mengatakan, kegiatan tersebut sangat membantu dalam mengenang dan menghormati para pahlawan yang gugur pada 25 Januari 1946.
Ia pun bersedia penuh mendukung dan membantu apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan itu. Kepada para pemuda, khususnya para peserta yang hadir, dia meminta agar tetap semangat untuk mempelajari sejarah-sejarah perjuangan Indonesia.
"Cara bagi bagi pemuda untuk bisa ikut terlibat dalam perjuangan, yang pertama, anak muda harus mengetahui sejarah,” katanya.
Kedua, lanjut Sertu, tanamkan semangat sehingga muncul kepedulian atas sejarah dan perjuangan-perjuangan di dalamnya.
Baca juga: Sejarah Hari Pahlawan, Peringatan untuk Mengenang Tragedi Pertempuran 10 November di Surabaya
Pada penghujung acara, tim panitia memberikan apresiasi kepada peserta-peserta terbaik, di antaranya juara lomba melukis dan kostum terbaik.
Nida Putri Kartika, siswa MTs Nurul Falah, Cihuni, yang berpenampilan sebagai sebagai Cut Nyak Dien menjadi juara pertama kostum terbaik.
Nida mengatakan, usai mengikuti acara tersebut, dia lebih banyak memahami tentang Mayor Daan Mogot, hingga namanya diabadikan pada nama jalan yang membentang sepanjang 27,5 kilometer (km) dari Sukarasa, Tangerang, sampai Grogol, Jakarta Barat.