Kisah Agus Falahudin, Penyintas Gempa Cianjur yang Gotong Royong Bangun Huntara

Kompas.com - 26/01/2023, 12:37 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Agus Falahudin bersama keluarga menjadi salah satu penerima manfaat hunian sementara program recovery pasca gempa bumi Cianjur, Kamis (26/1/2023). Agus dan keluarga bertabur haru bahagia setelah mendapat bantuan hunian sementara dari para donatur Dompet Dhuafa.
DOK. Humas DOmpet Dhuafa Agus Falahudin bersama keluarga menjadi salah satu penerima manfaat hunian sementara program recovery pasca gempa bumi Cianjur, Kamis (26/1/2023). Agus dan keluarga bertabur haru bahagia setelah mendapat bantuan hunian sementara dari para donatur Dompet Dhuafa.

KOMPAS.com – Tiga bulan sejak gempa Cianjur terjadi pada November 2022, sebagian masyarakat berangsur-angsur mulai meninggalkan tenda pengungsian dan beralih tinggal di hunian sementara ( huntara).

Salah satunya adalah Agus Falahudin. Penyintas gempa Cianjur dari Kampung Pangkalan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang kini sudah mendapatkan Huntara Bumi Endah Dompet Dhuafa (Bunga).

Terkait hal itu, ia mengaku terharu karena sudah pasrah tidak akan punya rumah lagi.

“Saya berdoa sambil berteriak dan menjerit kepada Allah. Saya mau memiliki rumah untuk keluarga saya. Jangan sampai saat Ramadhan nanti (kami) tidur di tenda,” ungkapnya dalam siaran pers, Kamis (26/1/2023).

Agus menyebutkan, sebelum gempa dia memiliki rumah permanen yang dibangun dari bata dengan tiga kamar. Saat terjadi gempa, dia tidak mau melihat rumah-rumah yang tinggi dengan bata-bata.

Baca juga: Shoecial Moevement 2023, Gerakan Membagikan 1.000 Sepatu untuk Penyintas Gempa Cianjur

“Saya juga merasa, bahkan mungkin lansia-lansia juga tidak mau (rumah bata). Saya mau rumah seperti huntara. Enggak mau rumah yang bagus menjulang tinggi, sederhana saja juga tidak apa-apa, yang penting, nyaman dan keselamatan keluarga saya lebih terjamin,” ujarnya.

Untuk membangun huntara, Agus menggunakan kembali pintu bekas rumahnya yang rusak akibat gempuran gempa.

Dia juga menggunakan bahan material baru untuk melengkapi fondasi dan pembangunan Huntara Bunga miliknya yang juga merupakan model percontohan ini.

“Saya bergotong royong bersama warga (untuk membangun huntara), kerja bareng-bareng. Sekarang (huntara) saya sudah selesai,” ungkapnya.

Namun, Agus dan keluarga belum akan menempati Huntara Bunga sebelum semua anggota kelompok masyarakat Kampung Pangkalan telah memiliki Huntara Bunga.

Baca juga: Kisah Relawan Bencana Dompet Dhuafa, Awalnya Coba-coba Jadi Keterusan

Sebagaimana semangat gotong-royong yang diwariskan DMC Dompet Dhuafa, Agus dan anggota kelompok lainnya akan membantu pembangunan Huntara Bunga sampai selesai.

Dengan begitu, tidak ada lagi jiwa yang tercekik akibat terik panas matahari dan membiru pilu akibat hunusan udara dingin malam hari.

Alhamdulillah saya berterima kasih kepada keluarga DMC Dompet Dhuafa dan semua keluarga besarnya. Semoga kebaikan ini diganti oleh Allah SWT dan diberikan umur yang panjang kepada keluarga besar Dompet Dhuafa,” ungkapnya.

Agus mengaku tidak bisa membalas budi kepada keluarga besar DMC Dompet Dhuafa dan rekan-rekan (donatur).

Insyaallah DMC Dompet Dhuafa terus maju, panjang umur, diberikan rezeki sebesar-besarnya. Saya sebagai keluarga cuman bisa mendoakan, tidak bisa apa-apa,” harapnya.

Baca juga: Selama 29 Tahun, Dompet Dhuafa Berupaya Kembangkan Layanan Ziswaf Sesuai Perkembangan Zaman

Untuk diketahui, Huntara Bunga adalah hunian percontohan yang mengusung konsep recycle house atau dibangun dari sisa-sisa puing rumah yang rusak akibat gempa.

Hunian yang dibantu dibangun oleh Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa dilengkapi dengan bahan-bahan material baru hingga bisa berdiri tegak.

Huntara Bunga terdiri dari dua ruang kamar tidur, satu ruang tamu, dan satu teras dengan luas mencapai 7 x 5 meter (m) persegi.

Keunikan dari Huntara Bunga adalah dari aspek pemberdayaan. Jadi DMC Dompet Dhuafa dan Recycle House Program (RHP) hanya menyosialisasikan tata cara pembangunan hunian.

Masyarakat akan mendapatkan ilmu tentang pembangunan huntara dan segala bahan dasar serta ukuran yang tepat dalam membangun hunian yang aman dan nyaman.

Salah seorang penyintas gempa Cianjur dari Kampung Pangkalan, Agus Falahudin mengaku terharu karena sudah pasrah tidak akan punya rumah lagi.

Baca juga: 151 Huntap Tahap II Dibangun untuk Warga Terdampak Gempa Cianjur

Dari tenda ke huntara

Agus Falahudin bersama keluarga menjadi salah satu penerima manfaat hunian sementara program recovery pasca gempa bumi Cianjur, Kamis (26/1/2023). Agus dan keluarga bertabur haru bahagia setelah mendapat bantuan hunian sementara dari para donatur Dompet Dhuafa.
DOK. Humas Dompet Dhuafa Agus Falahudin bersama keluarga menjadi salah satu penerima manfaat hunian sementara program recovery pasca gempa bumi Cianjur, Kamis (26/1/2023). Agus dan keluarga bertabur haru bahagia setelah mendapat bantuan hunian sementara dari para donatur Dompet Dhuafa.

Lebih lanjut, Agus menceritakan pengalamannya merasakan gempa bumi dan hidup di tenda sementara bersama keluarga dalam dua bulan ini.

“Dahulu saya melihat gempa bumi seperti ini hanya di televisi saja, tapi sekarang gempa bumi terjadi di tempat saya sendiri. Apakah ini kehendak Tuhan atau azab bagi saya sendiri. Saya sampai menangis melihat kondisi sekitar,” katanya.

Sebelumnya, Agus bersama istri dan kedua anaknya menetap di tenda yang telah disediakan secara kolektif dari pihak RT.

Namun, dia dan keluarganya memutuskan untuk mendirikan tenda sementara pribadi yang dihuni istri, kedua anak, dan mertuanya.

Agus memilih untuk mendirikan tenda sementara demi keselamatan dan kenyamanan keluarga. Saat ini, ia tinggal tinggal di tenda sementara dengan luas sekitar dari 1 x 4 m.

Baca juga: Lewat Sekolah Ceria, Dompet Dhuafa Bantu Pulihkan Semangat Guru di Cianjur

“Tinggal di tenda milik RT. Dua tenda pleton, ada yang sebelah barat dan timur. Saat di tenda saya melihat kondisi tenda ketika hujan. Di satu sisi saya tidur beralaskan tikar di tanah, belum ada pallet seperti sekarang,” ujarnya.

Saat melihat anak-anak dan balita menangis, akhirnya dia berpikir memiliki tenda sendiri untuk satu keluarganya.

“Tidur di tenda pasti kedinginan. Saya melihat anak kedinginan juga, hati saya jadi sakit melihatnya. Tapi yang penting saya sudah selamat, alhamdulillah diberikan kesehatan,”paparnya.

“Namun, ketika malam datang, saya merasa ngeri (terjadi gempa bumi), saya nggak mau melihat larut malam, maunya melihat siang aja,” imbuhnya.

Agus menambahkan, setiap Senin saat waktu menunjukkan lewat dari pukul 13:00, dia sudah mulai merasa lebih baik. Sebab, pukul itulah kejadian gempa menimpa keluarganya dan masyarakat Cianjur.

Baca juga: Dompet Dhuafa Hibahkan Bantuan untuk Siswa dan Guru MI Bina Ihsani Pandeglang

Istri Agus yang bernama Siti Samsiah menambahkan, dia jarang berada di dalam tenda sementara karena saat siang suhu dan cuaca sangat mencekik akibat teriknya panas matahari.

Di satu sisi, saat malam menjemput suhu udara dan cuaca turun drastis menjadi dingin.

“Kalau malam sekitar jam 20:00 ke atas, dinginnya minta ampun. Apalagi kalau sudah ada angin gede, ya Allah ngeri,” ujar perempuan yang akrab disapa Teh Neng itu.

Terkait gempa yang menghancurkan rumahnya, dia menyebutkan, kenangan-kenangan di rumah terdahulu sulit dilupakan karena semuanya ada di rumah.

“Mulai dari saya anak-anak, saat di jenjang SD, SMP, dan SMA sampai saya memiliki anak dua, semua kenangan itu tercipta di rumah. Saya nggak kebayang punya rumah lagi,” terangnya.

Kini, Teh Neng pun bersyukur karena memiliki huntara dari DMC Dompet Dhuafa.

Baca juga: Bantu Kebutuhan Psikologis Penyintas Gempa Cianjur, Dompet Dhuafa Gulirkan Layanan Psychological First Aid

Alhamdulillah senang sekali ya Allah, dapat rumah lagi. Alhamdulillah rumahnya bagus, insyaallah aman dari gempa, insyaallah jadi berkah untuk semua. Beribu-beribu alhamdulillah,” imbuh Teh Neng.

Adapun semua upaya dari DMC Dompet Dhuafa merupakan buah hasil gotong-royong kawan baik yang turut serta dalam gerakan Bantos Cianjur Pulih: Dari Kita Untuk Cianjur Bangkit.

Melalui gotong-royong kawan baik, gerakan tersebut mampu membantu penyintas terdampak gempa bumi Cianjur memiliki hunian layak.

Tak hanya itu, gerakan itu turut membantu mengenalkan konsep pembangunan berkelanjutan yang mengusung pola hidup recycle kepada masyarakat.

Kawan baik juga memberikan pemberdayaan dan perubahan jangka panjang bagi penyintas dalam menghadapi masa mendatang dan bangkit dari keterpurukan gempa bumi yang telah merenggut kehidupannya.

Baca juga: Melalui Dai Ambassador Dompet Dhuafa, South East Asia Group Berikan Bantuan Rp 50 Juta untuk Korban Gempa Cianjur

Kawan baik dapat mengunjungi tautan digital.dompetdhuafa.org untuk terlibat dalam gerakan Bantos Cianjur Pulih: Dari Kita Untuk Cianjur Bangkit. Saatnya Indonesia Berdaya Hadapi Bencana.

Terkini Lainnya
Dompet Dhuafa Adakan Mudik Gratis untuk Penerima Manfaat Binaan
Dompet Dhuafa Adakan Mudik Gratis untuk Penerima Manfaat Binaan
Inspirasi
Lewat Spiritual Entrepreneurship Camp, Dompet Dhuafa Ajak Peserta Dalami Wirausaha dan Spiritualitas
Lewat Spiritual Entrepreneurship Camp, Dompet Dhuafa Ajak Peserta Dalami Wirausaha dan Spiritualitas
Inspirasi
Entaskan Kelaparan dan Tingkatkan Ekonomi UMKM, Dompet Dhuafa Hadirkan Gerakan
Entaskan Kelaparan dan Tingkatkan Ekonomi UMKM, Dompet Dhuafa Hadirkan Gerakan "Lapor Lapar"
Inspirasi
Dompet Dhuafa Gelar Pesantren Kilat dan Nuzulul Quran bersama Warga Binaan Rutan Pondok Bambu
Dompet Dhuafa Gelar Pesantren Kilat dan Nuzulul Quran bersama Warga Binaan Rutan Pondok Bambu
Inspirasi
Dompet Dhuafa, UUS Maybank Indonesia, dan Komunitas Temenin Berkolaborasi, Hadirkan Kebaikan Ramadhan
Dompet Dhuafa, UUS Maybank Indonesia, dan Komunitas Temenin Berkolaborasi, Hadirkan Kebaikan Ramadhan
Inspirasi
Lewat Al Quds Indonesia, Dompet Dhuafa Terus Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
Lewat Al Quds Indonesia, Dompet Dhuafa Terus Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
Inspirasi
Grebek Kampung Dompet Dhuafa, Upaya Kenalkan Manfaat Ziswaf kepada Masyarakat
Grebek Kampung Dompet Dhuafa, Upaya Kenalkan Manfaat Ziswaf kepada Masyarakat
Inspirasi
Dompet Dhuafa: Tak Hanya Benda Mati, Wakaf Bisa Dilakukan di Sektor Produktif
Dompet Dhuafa: Tak Hanya Benda Mati, Wakaf Bisa Dilakukan di Sektor Produktif
Inspirasi
Ekonomi Lesu, Dompet Dhuafa Bagikan Parsel untuk Lansia dan Duafa di Jabodetabek
Ekonomi Lesu, Dompet Dhuafa Bagikan Parsel untuk Lansia dan Duafa di Jabodetabek
Inspirasi
Dompet Dhuafa Gandeng DPC Ikaboga Jaksel Gelar Fun Cooking bersama Anak Yatim dan Duafa
Dompet Dhuafa Gandeng DPC Ikaboga Jaksel Gelar Fun Cooking bersama Anak Yatim dan Duafa
Inspirasi
Dai Ambassador Dompet Dhuafa Ajarkan Islam di Suriname
Dai Ambassador Dompet Dhuafa Ajarkan Islam di Suriname
Inspirasi
Cerita Warga Muslim Indonesia di Harvey, Australia yang Tempuh Jarak 140 Km untuk Shalat Tarawih
Cerita Warga Muslim Indonesia di Harvey, Australia yang Tempuh Jarak 140 Km untuk Shalat Tarawih
Inspirasi
Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya Teken MoU Pemberdayaan Agripreneur Sosial
Dompet Dhuafa dan Bina Trubus Swadaya Teken MoU Pemberdayaan Agripreneur Sosial
Inspirasi
Waktu Semakin Dekat, Dompet Dhuafa Ajak Tingkatkan Manfaat Zakat di Ramadhan
Waktu Semakin Dekat, Dompet Dhuafa Ajak Tingkatkan Manfaat Zakat di Ramadhan
Inspirasi
Lewat Gerakan Sosial
Lewat Gerakan Sosial "Sisir Kota Pesisir", Dompet Dhuafa Bangun Sekolah Layak untuk Anak Pelosok
Inspirasi
Bagikan artikel ini melalui
Oke