KOMPAS.com - Ketua Yayasan Rumah Sehat Terpadu Ismail A Said mengatakan, asuransi Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN) tidak dapat meng-cover seluruh biaya pengobatan masyarakat.
Oleh karenanya, Yayasan Rumah Sehat Terpadu (RST) sebagai pemangku layanan program kesehatan di Dompet Dhuafa menghadirkan Platform Pengobatan Dhuafa di Kemang, Bogor pada Selasa (16/1/2024).
Dia mencontohkan, ada seorang ibu yang jika ingin melakukan cuci darah di sebuah Rumah Sakit (RS) RST Dompet Dhuafa.
“Dia harus menjual piringnya untuk sewa angkot menuju rumah sakit. Nah, biaya tersebut dapat kami carikan dari infak yang masuk di platform Pengobatan Dhuafa," katanya dalam siaran pers, Jumat (19/1/2024). .
Platform dengan nama pengobatandhuafa.or.id tersebut menjadi gerakan kebaikan untuk mengajak semua kalangan ikut berinfak.
Baca juga: Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Paparkan 4 Perilaku yang Harus Dimiliki Pekerja Kemanusiaan
Infak tersebut digulirkan untuk membantu pembiayaan pasien tidak mampu, biaya transportasi pasien, dan pengembangan alat-alat kesehatan di tujuh RS milik Dompet Dhuafa.
“Untuk itulah, diperlukan infak di Platform Pengobatan Dhuafa guna menutup biaya-biaya lain,” ujarnya Said.
Sementara itu, Direktur Pelayanan Medis RS RST Dompet Dhuafa Rima Febrianti MARS menyebutkan, hingga kini tercatat ada 36,4 persen pasien yang datang berobat ke RST dengan jaminan JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI).
“Ketika mereka membutuhkan perawatan panjang, mereka memerlukan biaya sekitar Rp 150 juta,” ungkapnya.
Namun, jaminan yang digunakan pasien hanya dapat mengkaver sekitar Rp 60 juta.
“Lalu bagaimana sisanya yang Rp 90 juta? Nah, ini peran Platform Pengobatan Dhuafa," jelasnya.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Dompet Dhuafa Siapkan Dapur Umum untuk Layani 1.130 Jiwa
Menjawab tantangan itu, Direktur PT Aquila Digital Ventures Ariadi Anaya selaku tim pengembang dari platform tersebut memiliki ide mulia.
Dia memaparkan, pembentukan platform itu berawal dari tipikal kebanyakan orang yang tidak melakukan infak bila tidak diingatkan.
Untuk itu, diperlukan sebuah model pengingat seperti dalam Platform Pengobatan Dhuafa.
"Kami wakafkan platform ini dan kami berikan kemudahan untuk berinfak. Semoga bermanfaat," ujar Ariadi.