KOMPAS.com - Rahmi Syofia atau yang dikenal sebagai Mimi Campervan Girl memilih Desa Ohoidertawun di Kecamatan Kei Kecil, Maluku Tenggara, sebagai lokasi pertama untuk pendistribusian hewan kurban Idul Adha 2024.
Di desa tersebut, Rahmi menyerahkan dua ekor sapi untuk dikurbankan dan dibagikan kepada sekitar 73 kepala keluarga.
Adapun proses pendistribusian dan penyembelihan hewan kurban darinya itu dibantu oleh Tim Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa.
Bagi Rahmi dan pengikutnya, momen pembagian hewan kurban menjadi bukti nyata kepedulian mereka dalam berbagi kebahagiaan di hari raya Idul Adha.
Selain di Maluku Tenggara, mereka juga menyalurkan hewan kurban di berbagai daerah lain di Indonesia.
Untuk diketahui, Rahmi atau Mimi Campervan Girl adalah perempuan asal Jakarta yang saat ini tengah berkeliling Indonesia seorang diri dengan mengendarai sebuah mobil campervan.
Dalam perjalanannya, Mimi sering menyertakan kegiatan kemanusiaan dengan berbagi ke sesama.
Adapun bagi masyarakat Desa Ohoidertawun, pembagian hewan kurban dari Rahmi adalah momen istimewa.
Pasalnya, mereka hanya terbiasa mendapatkan daging kambing kurban yang dimasak dan dibagikan dalam porsi kecil.
Kini, mereka dapat menikmati daging sapi kurban segar untuk dinikmati bersama keluarga.
Oleh karena itu, tak heran jika pembagian hewan kurban dari Rahmi mendapat sambutan hangat dari seluruh warga desa.
Baca juga: Dompet Dhuafa Hadiri Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid di Vietnam
"Kakak, kami sangat berterima kasih. Senang rasanya bisa ada kurban sapi di sini. Akhirnya, kami bisa merasakan daging kurban sapi yang cukup untuk satu desa," ujar salah satu warga Desa Ohoidertawun kepada Rahmi dan THK Dompet Dhuafa dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (30/6/2024).
Saat proses pencacahan hewan kurban, Tim THK Dompet Dhuafa dan Rahmi mengaku banyak melihat hal unik. Salah satunya, saat kegiatan pembagian daging kurban dilakukan.
Alih-alih menggunakan wadah plastik, masyarakat sekitar menggunakan kamdada sebagai wadah daging-daging kurban yang akan dibagikan kepada warga. Kamdada adalah anyaman khas masyarakat Kei.
Sambil memotong dan mencacah daging kurban, para ibu juga menganyam kamdada untuk jadi wadah daging kurban yang akan mereka bawa pulang.
Sebagai informasi, Ohoidertawun adalah desa terpencil di Kecamatan Kei Kecil. Terdapat tiga agama yang dianut oleh masyarakat desa ini, yakni Protestan, Katolik, dan Islam.
Baca juga: Tangguhkan Upaya Penanggulangan Bencana, Dompet Dhuafa Hadirkan Workshop Temu Relawan di Gorontalo
Meski berbeda-beda keyakinan, tapi hal ini tak membuat semangat dan jiwa kekeluargaan mereka luntur.
Bahkan, berkat kekeluargaan yang erat, Desa Ohoidertawun menjadi ikon desa paling damai antarumat beragama.