KOMPAS.com - Para ibu di Kecamatan Kragilan, Serang, memiliki motivasi untuk mandiri. Namun, sayangnya, kemauan besar mereka sering terbentur dengan stigma yang buruk ibu-ibu rumah tangga.
Untuk mengakomodasi ibu-ibu tersebut, Dompet Dhuafa Banten pun membantu menginisiasi " Rumah Momong" sebagai wadah belajar ibu-ibu prasejahtera agar bisa mengakses pendidikan keluarga.
Visi Rumah Momong adalah untuk mewujudkan keluarga yang mampu mendidik dan membesarkan anak-anak agar mereka tumbuh bahagia, cerdas, dan mandiri.
Salah satu program Rumah Momong adalah budi daya teh bunga telah dengan nama produk Ambudhipa. Caranya, adalah dengan pendampingan pemberdayaan ekonomi lewat usaha pertanian organik.
Saat ini, ada sekitar 35 perempuan yang menerima manfaat di Rumah Momong.
Baca juga: 16.389 KK di Demak Terdampak Banjir, Dompet Dhuafa Evakuasi Warga dan Dirikan Dapur Umum
Salah satu pendamping Rumah Momong, Nurul Amanah, menjelaskan, para ibu yang terlibat adalah mereka yang berkomitmen untuk terus mendukung pendidikan anak mereka ke jenjang setinggi mungkin.
Dia menjelaskan, pada Juni 2023, Dompet Dhuafa Banten mulai mengintervensi permodalan berupa bibit dan pupuk untuk ditanam di halaman rumah penerima manfaat.
"Penanaman dilakukan secara berkala setiap minggunya pada bulan tersebut. Setelahnya, Dompet Dhuafa memberikan edukasi mengenai cara budidaya, pemetikan, pengeringan, hingga pengemasan," tutur Nurul melalui keterangan persnya, Selasa (13/2/2024).
Salah satu penerima manfaat, Nur Asiah (48), mengaku aktif mengikuti kegiatan di Rumah Momong sejak 2018.
Dia menuturkan, selain karena memang berada di rumah sehari-harinya, dia ingin tahu cara terlibat aktif menciptakan keluarga yang sakinah dan berdaya.
Baca juga: Lewat Care Visit, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Kenali Budaya Penerima Zakat Produktif di Pontang
“Kalau suami ya hanya serabutan. Seringnya menjadi buruh bangunan, kalau ada. Kadang mulung kalau nganggur banget. Kalau saya mah tinggal nunggu suami aja di rumah," ucapnya sedikit tertawa.
Nur Asiah menuturkan, sejak ada Rumah Momong, dia semakin dekat dan hangat dengan suami. Ia juga merasa hubungan dengan tetangga-tetangganya semakin akrab.
Oleh karenanya, Nur Asiah terdorong untuk merancang kegiatan-kegiatan produktif, seperti budi daya bunga telang di pekarangan rumah.
"Bagus Rumah Momong ini. Saya senang. Kalau nggak ada halangan, betul-betul ya saya pasti ikut datang di semua kegiatannya," lanjutnya.
Di program budi daya bunga telang, Nur Asiah merupakan salah satu anggota yang aktif. Setiap pekan, dia menyetorkan setidaknya 200 gram bunga telang yang telah dikeringkan.
Baca juga: Lewat Cine Charity #6, Dompet Dhuafa Ajak Anak-anak Yatim Menonton Film Buya Hamka
Bunga telang itu kemudian diterima oleh Nurul untuk kemudian diolah dan dikemas menjadi teh yang siap dipasarkan.
Hasil penyetoran bunga telang kering oleh setiap penerima manfaat dikumpulkan dan dicatat pada buku tabungan. Nilai yang berhasil terkumpul sepenuhnya menjadi hak penerima manfaat. Dompet Dhuafa Banten hanya membantu memfasilitasi perolehan tabungannya saja.
Sebagai informasi, sebelum budi daya bunga telang, Dompet Dhuafa juga melakukan uji coba budi daya jamur tiram. Namun, karena suhu udara yang terlalu tinggi, program ini dialihkan menjadi budi daya bunga telang.
Hingga sekarang, budi daya bunga telang belum menemui kendala atau kerugian. Bahkan, program ini terus berkembang dari hari ke hari.
"Kendalanya kalau lagi begini ya paling hujan. Jadi mengeringkannya juga agak lama. Kalau yang menjadi hama, paling kambing dan ayam,” pungkas Nur Asiah.
Baca juga: Peternak Lebah Madu di Banyuwangi Alami Paceklik, Dompet Dhuafa Berikan Pinjaman Tanpa Bunga
Agar program pemberdayaan itu terus berkembang, Dompet Dhuafa memohon doa dan dukungan dari semua kalangan masyarakat. Berbagai masukan, saran, hingga kritik pun dibuka luas.
Dompet Dhuafa berharap, program itu dapat disinergikan dengan pihak maupun program serupa, sehingga mampu berkembang lebih besar dan membantu para penerima manfaat.