Dompet Dhuafa mendirikan sekolah SMART Ekselensia Indonesia sebagai bentuk kepeduliannya dan langkah nyata untuk mengentaskan rakyat dari kebodohan serta memutus rantai kemiskinan.
Berlokasi di Parung, Bogor, SMART Ekselensia Indonesia merupakan sekolah asrama gratis yang memfasilitasi anak-anak marjinal dari berbagai daerah di Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Sekolah menengah akselerasi ini ditempuh dalam masa pendidikan lima tahun, yakni tiga tahun untuk jenjang SMP dan dua tahun untuk jenjang SMA. Saat ini, SMART Ekselensia memiliki 175 siswa dan dikelola oleh 34 guru serta 6 wali asrama.
Salah satu siswa yang memetik manfaat dari sekolah ini adalah Fajar Irianto, peserta didik kelahiran Timika Baru, Kabupaten Mimika, Papua. Anak ketiga dari empat bersaudara ini kini tengah menjalani tahun kelimanya di sekolah SMART Ekselensia.
Baca juga: Siapkan Anggaran Rp 1 Triliun, Jateng Siapkan Sekolah Gratis pada 2020
Fajar adalah salah satu yang beruntung bisa melanjutkan pendidikannya ke tingkat SMP di sekolah ini setelah dipertemukan dengan utusan Lembaga Pengembangan Insani (LPI) Dompet Dhuafa pada tahun 2014 lalu.
“SD saya dulu di SD Inpres Timika 2. Setelah lulus, saya dikasih tahu kalau ada sekolah gratis di Jakarta. Setelah itu ada kemungkinan mendapat beasiswa kuliah juga,” tuturnya dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com.
Fajar harus menjalani proses seleksi yang panjang sebelum dapat bersekolah di sini. Setelah lolos seleksi dan dinyatakan diterima, ia pun masih harus meyakinkan orang tuanya agar memberi izin untuk bersekolah di kota yang berbeda.
Selain itu, bagi Fajar yang hidup selama 12 tahun di Papua, suasana di Pulau Jawa tempatnya bersekolah juga terasa asing.
Baca juga: Wali Kota Bekasi Berencana Wujudkan Pendidikan Gratis 12 Tahun
Namun, semua itu terbayar dengan tempat tinggal yang aman, lingkungan yang nyaman, pendidikan berkualitas, serta guru berintegritas dan fasilitas lainnya.
Dompet Dhuafa pun memfasilitasi para siswanya dengan sarana dan prasarana yang baik di sekolah ini. Mulai dari ruang belajar ber-AC, laboratorium komputer dan IPA, hingga sarana olahraga seperti lapangan basket dan futsal.
Para siswa di sekolah ini dibina dengan sistem pendidikan yang memadukan vocational skill, public speaking, praktik ibadah, dan dasar-dasar kepemimpinan. Tak jarang, mereka pun dilibatkan dalam acara LPI sebagai panitia untuk melatih kemampuan berorganisasinya.
“Saya dulu juga pernah jadi ketua panitia lomba mini soccer. Padahal itu perdana, tapi ya Alhamdulillah semua bisa berjalan dengan lancar dan sukses berkat bimbingan dari para guru dan dari teman-teman,” ungkap Fajar.
Menurut Fajar, sekolah ini paling tidak telah mengurangi sedikit beban orang tuanya. Menempuh pendidikan di SMART Ekselensia merupakan salah satu usahanya untuk dapat meningkatkan derajat sosial dan ekonomi keluarganya.
Ia pun berharap agar Dompet Dhuafa dapat terus menjaring anak-anak di daerah yang berpotensi tinggi namun terkendala masalah ekonomi untuk mendapatkan pendidikan.
Baca juga: Mudahkan Masyarakat Berdonasi, Dompet Dhuafa Luncurkan Aplikasi MUMU