KOMPAS.com - Tim Dompet Dhuafa tercatat sebagai satu-satunya lembaga kemanusiaan asing (NGO) pertama yang masuk wilayah gempa di Filipina.
Untuk diketahui, gempa mengguncang wilayah selatan Kepulauan Mindanao, Filipina dengan kekuatan 6,6 skala richter. Gempa terjadi sekitar pukul 9.04 waktu setempat, Selasa (29/10/2019).
Sasaran respons tim kali ini adalah memberikan bantuan kemanusiaan termasuk merencanakan pembangunan hunian sementara bagi korban yang kehilangan tempat tinggalnya.
Tim Dompet Dhuafa membawa beberapa bantuan berupa logistik, sanitasi air, kesehatan, dan menangani terapi trauma bencana.
Baca juga: Resmikan Kedai Kopi, Dompet Dhuafa Ingin Entaskan Kemiskinan
Gallentes (62) adalah salah satu penduduk yang rumahnya hancur akibat guncangan gempa. Ia kemudian mendirikan tenda sederhana di area dekat reruntuhan rumahnya.
Alasan mengapa ia belum juga mengungsi adalah karena Gallentes harus menjaga ternak sebagai satu-satunya aset yang tersisa.
Salah satu tokoh masyarakat di Makilala, Buena Vida North Cotabato ini bertahan hidup tanpa bantuan logistik dan kebutuhan lainnya. Hal ini nyaris membuatnya putus harapan. Beruntung, Gallentes bertemu dengan tim yang sedang melakukan evakuasi.
“Selain bantuan logistik, Gallentes menjadi warga pertama yang dibangunkan Hunian Sementara (Huntara) oleh Dompet Dhuafa. Kado cinta dari warga Indonesia untuk penyintas bencana gempa Filipina,” ujar Direktur Dompet Dhuafa Konstruksi, Herdiansyah pada rilis tertulis, Selasa (12/11/2019).
Baca juga: Perluas Jangkauan, Dompet Dhuafa Buka 200 Zona Layanan di 34 Provinsi
Kisah Gallentes hanya satu dari banyaknya kisah yang dialami oleh para penyintas gempa Filipina.
Sebagai informasi, Tim Dompet Dhuafa telah hadir dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada penyintas bencana gempa bumi di Provinsi Cotabato, Mindanao, Filipina sejak 4 November 2019.
Sedikitnya, 22 orang dinyatakan tewas dan sebanyak 35.000 jiwa mengungsi lantaran dampak bencana tersebut.
“Huntara Gallentes dibangun dalam waktu 48 jam. Ia tinggal beserta anak, cucu dan menantunya. Dengan haru bahagia, ia mendoakan yang terbaik untuk Indonesia, khususnya donatur Dompet Dhuafa,” lanjut Herdiansyah.
Selain itu, Pos Dompet Dhuafa juga didirikan di salah satu wilayah pusat evakuasi, yakni daerah Makilala, Mindanao Utara. Di sana ada sekitar 200 keluarga yang masih mengungsi.