KOMPAS.com - Penerbit lokakarya " Melukis Slide dengan Hati", PT Artistik Salindia Lima, ikut berkontribusi memberikan bantuan bagi Palestina.
Perusahaan di bidang desain slide presentasi powerpoint dan keynote itu mengajak masyarakat ikut membantu warga Palestina lewat kampanye " Kaos Setitik Harapan untuk Palestina".
Donasi itu diberikan Founder Melukis Slide, Andy Sukma Lubis kepada Senior Officer Kemitraan dan Kerja Sama Dompet Dhuafa Utammi Sri di Gedung Philanthropy, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2024).
Founder Melukis Slide Andy Sukma Lubis mengatakan bahwa penjualan kaos yang terkumpul dari program Kaos Setitik Harapan untuk Palestina selama sepekan adalah Rp 15.738.000.
Ia menilai, kebaikan dan kepedulian adalah kumpulan rasa kemanusiaan para donatur Melukis Slide.
Baca juga: Dompet Dhuafa dan Payakumbuah Salurkan 1.000 Paket Sembako untuk Anak Yatim dan Duafa
"Guru saya pernah berkata, 'hidup di dunia hanya sekali. Maka jadikan hasil karyamu dari ilmu yang Allah titipkan kepadamu menjadi sebuah jalan yang melahirkan sebuah legacy. Ilmu itu suatu saat akan dipertanggungjawabkan. Maka, ketika masih hidup, apa yang bisa kamu berikan kepada orang lain'," tuturnya lewat siaran pers, Selasa (30/7/2024).
Hal lain yang selalu ia ingat adalah perkataan seorang motivator Jamil Azzaini. Perkataannya menyebutkan, apa yang pernah diterima, diberikan kembali kepada orang lain.
Dia mengakui bahwa dia mendapatkan titipan ilmu dari Allah berupa keahlian mendesain, yang kemudian disalurkan agar bermanfaat bagi orang lain.
Bahwa makna kalimat terima kasih itu adalah apa yang pernah diterima, diberikan kembali kepada orang lain. Dalam hal ini, Andy dan tim mengakui mendapatkan titipan ilmu dari Allah berupa keahlian mendesain. Maka itu, ia kemudian menyalurkan ilmu-ilmu itu agar bermanfaat bagi orang lain.
“Alhamdulillah, kami dititipkan ilmu dari Allah berupa ilmu desain, maka kami manfaatkan itu untuk mendesain kaos," ucapnya.
Menurutnya, Palestina saat ini membutuhkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karenanya, upaya desain kaos yang dilakukan Melukis Slide menjadi aksi pengumpulan donasi yang bisa dilakukan.
"Hari ini kami menyerahkan donasi dari para donatur yang ikut dalam program Kaos Setitik Harapan untuk Palestina. Semoga ini menjadi kebaikan dan keberkahan bagi para donatur dan semua yang terlibat yang dicatat di sisi Allah," jelasnya.
Sementara itu, Senior Officer Kemitraan dan Kerja Sama Dompet Dhuafa Utammi Sri menjelaskan, Dompet Dhuafa memiliki tiga skema dalam melakukan respons kemanusiaan di Palestina.
Pertama, sebutnya, penyaluran bantuan pemerintah Indonesia dan lembaga-lembaga lainnya. Kedua, pengiriman tim atau relawan Dompet Dhuafa ke perbatasan di Rafah.
"Ketiga, melalui kerja sama kemitraan lokal dengan lembaga kemanusiaan di Palestina," sebutnya.
Baca juga: DMC Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masjid di Sragen
Dia menjelaskan, saat ini respons kemitraan lokal di Palestina dilakukan untuk membantu perjuangan kemerdekaan warga Palestina.
"Tentu ini perlu dukungan dari semua pihak. Alhamdulillah, kali ini dukungan dari Melukis Slide menambah energi dukungan kita semua untuk Palestina. Semoga, dengan ini, semakin banyak masyarakat tergerak untuk mendukung Palestina," jelasnya.
Dompet Dhuafa menjadi salah satu lembaga filantropi Indonesia yang menaruh perhatian besar terhadap kejahatan genosida Israel di Palestina.
Data Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) menyebutkan bahwa sejak pecah konflik bersenjata pada 7 Oktober 2023 hingga kini, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai lebih dari 36.000 jiwa dan 86.000 lainnya luka-luka. Sebanyak 36.171 korban jiwa berada di Jalur Gaza dan 519 korban jiwa di Tepi Barat.
Sementara itu, sudah ada ratusan pihak, termasuk perusahaan, organisasi, lembaga, kelompok, komunitas, hingga perorangan yang telah menyatakan dukungannya terhadap warga Palestina bersama Dompet Dhuafa.
Implementasi dukungan itu dicurahkan dengan berbagai donasi melalui Dompet Dhuafa. Donasi ini kemudian diteruskan ke Palestina untuk membantu warga yang terdampak.